Jejak Harimau di Kampus Unsri
KRONOLOGI Penampakan Dugaan Harimau Macan Tutul di Arboretum Kampus Unsri, Lebih Besar dari Kambing!
KRONOLOGI Penampakan Dugaan Harimau Macan Tutul di Arboretum Kampus Unsri, Lebih Besar dari Kambing!
Penulis: RM. Resha A.U | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Resha
KRONOLOGI Penampakan Dugaan Harimau Macan Tutul di Arboretum Kampus Unsri, Lebih Besar dari Kambing!
SRIPOKU.COM, INDRALAYA - Kabupaten Ogan Ilir kembali digegerkan dengan sosok Harimau.
Setelah terlihat di Kabupaten Muara Kuang, kali ini hewan buas tersebut terlihat di sekitar Universitas Sriwijaya Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.
Sontak, jagad maya heboh lantaran informasi yang beredar tersebut. Apalagi kali ini, jejak hewan tersebut 2 kali terendus. Belum diketahui apakah benar harimau atau macan tutul. Dikarenakan ada yang menilai binatang buas itu jenis macan tutul.
Binantang buas ini terlihat di area Arboretum, yang diketahui lokasi praktikum bagi mahasiswa Fakultas Pertanian Unsri.
Awalnya informasi tersebut berasal dari Kepala Kebun Riset Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Umar Harun.
Ia mendapat laporan dari seorang mahasiswanya bernama Rizky, yang mengaku mendengar suara Harimau di sekitar Arboretum itu, Sabtu (4/1/2020) lalu.
"Memang sore itu sepi, hanya dia sendirian. Tiba-tiba dia mengaku mendengar suara auman," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (9/1/2020).
Tentu saja, mahasiswa tersebut lari tunggang langgang menghidupkan motornya untuk kabur. Rizky pun langsung melaporkan kejadian itu pada Umar.
"Waktu itu masih saya jaga, agar informasinya ga bikin resah. Tapi saya imbau kepada mahasiswa saya untuk hati-hati," terangnya.
• BREAKING NEWS : Mahasiswa Unsri Heboh, Lihat Binatang Buas di Arboretum, Harimau atau Macan Tutul!
• Pengakuan Mahasiswa Pertanian Unsri yang Dengar Auman Harimau, Jelas dan Langsung Lari
• Mahasiwa Unsri Cemaskan Kehadiran Harimau, BKSDA Sumsel: Kita Ragu Itu Benar
Dan pada Senin (6/1/2020), ia memerintahkan kepada petugas kebun dan satpam untuk mengecek lokasi yang dicurigai sebagai tempat munculnya hewan tersebut. Saat ke sana, ia mendapat laporan jika ada tapak diduga bekas Harimau itu.
"Waktu itu saya ga ikut, jadi ga bisa memastikan. Dan kita juga bukan ahlinya, jadi ga bisa mastiin itu apakah tapaknya benar atau bukan," tegasnya.
Dan saat itu juga, ia melapor secara lisan kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Waktu itu, mereka masih mengimbau secara tertutup karena ditakutkan informasi yang simpang siur hanya akan menimbulkan kecemasan di kalangan mahasiswa.
"Tetap kita imbau melalui mulut ke mulut waktu itu," katanya.
Namun esoknya, Selasa (7/1/2020), petugas kebun yang biasa menyadap di kebun tersebut mengaku melihat sekilas Harimau tersebut.
Mereka mengatakan, ukuran Harimau itu sedikit lebih besar dari Kambing dewasa.
"Mereka cuma lihat sekilas, sekitar setengah 6 sore. Dan langsung tunggang langgang mereka naik motor," ungkapnya.
Pada hari Rabu (8/1/2020), ia pun mendapat laporan tersebut. Takut terjadi apa-apa, pihaknya langsung mengeluarkan imbauan terbuka kepada mahasiswa yang berpraktek di sana agar waspada.
"Karena kita lebih mementingkan upaya preventif, agar tidak terjadi apa-apa sama mahasiswa dan orang kampus," tegasnya.
Pihaknya juga sudah mengirimkan surat dinas secara resmi kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Ia berharap, agar pihak kampus dapat menentukan langkah yang tepat untuk mencegah hal buruk terjadi.
"Kita tentu mengharapkan agar ada upaya preventif, untuk menghindari hal yang tak diinginkan," jelasnya.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan telah menerima adanya laporan diduga harimau yang muncul disekitar kampus Universitas Sriwijaya (Unsri) Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.
Namun, BKSDA masih meragukan kebenaran dari laporan tersebut.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, secara ilmiah kecil kemungkinan adanya harimau di kawasan seputar Unsri Indralaya.
Sebab kantong-kantong harimau dari kawasan tersebut berjarak cukup jauh, yakni lebih dari 50 km.
"Selain itu koridor hutan mengarah yang ke kawasan kantong harimau juga sudah terputus dengan pemukiman dan infrastruktur," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (9/1/2020).
Lanjutnya, kebun di kawasan Unsri Indralaya juga di pagar tembok setinggi dua meter dengan panjang puluhan kilometer.
Ia lantas mempertanyakan, apakah logis harimau bisa masuk ke dalam kawasan kebun yang telah memiliki perlindungan seperti itu.
"Juga katanya masih banyak terdapat babi disana. Padahal hewan tersebut merupakan makanan harimau.
Lagian, biasanya kalo ada harimau, pasti babi juga akan kabur tunggang langgang. Tidak akan ada di kawasan itu," ucapnya.
Terlepas dengan adanya keraguan tersebut, BKSDA Sumsel tetap akan bertindak terhadap laporan yang mereka terima.
Genman berujar saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Fakultas Pertanian (Faperta) UNSRI.
"Informasi yang kami terima terkait kemunculan diduga harimau masih kami verifikasi.
Memang sudah seharusnya semua laporan perlu verifikasi, sehingga tidak salah langkah," ujarnya.