Wawancara Eksklusif
Wawancara dengan Pelatih Sriwijaya FC Budiardjo Thalib, Telepon Istri Sebelum Tanding
Baru-baru ini membawa Persik Kediri menjadi kampiun Liga 2 2019 dan sebelumnya mampu mempromosikan beberapa klub.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Soegeng Haryadi
SRIWIJAYA FC telah memutuskan bersama Coach Budiardjo Thalib untuk mengarungi kompetisi Liga 2. Segudang kesuksesan telah ditunjukannya sebagai pelatih, baru-baru ini membawa Persik Kediri menjadi kampiun Liga 2 2019 dan sebelumnya mampu mempromosikan beberapa klub. Berikut wawancara khusus wartawan Sripo dengan Budi Jo melalui ponsel yang rencananya bakal mendarat di Palembang, Sabtu (4/1) ini.
Q: Coach Budi, musim kompetisi Liga 2 2020 Anda bersama Sriwijaya FC. Apakah ada rencana memboyong keluarga di Makassar ke Palembang?
A: Besok saya dipanggil ke Palembang. Kalau keluarga gak ikut ke Palembang karena anak-anak saya kuliah dan sekolah di Makassar. Tapi kalau manajemen suruh datang Insya Allah bisa, paling sekalian berlibur seminggu. Istri saya Rahmaningsih. Anak saya ada tiga. Yang pertama namanya Andini Marshanda Ramadani (18) kuliah semester 1 di Universitas Muslim Indonesia (UMI), kemudian yang nomor dua Aditya Futsal Ramadan (15) kelas 1 SMAN 16 Makassar, dan yang nomor tiga namanya Airin Visa (baru usia 2 tahun)
Q: Anda memiliki semacam ritual komunikasi dengan istri yang tidak boleh ditinggalkan sebelum pertandingan maupun setelah laga usai. Bisa diceritakan?
A: Saya pasti telepon ke rumah (Makassar). Sebelum laga, biasanya mulai menelepon istri pagi. Saat itu, biasanya saya masih berada di hotel ketika away. Atau berada di mess saat pertandingan digelar di kandang. Setelah pertandingan selesai, kembali ke hotel, saya telepon lagi. Biasanya setelah Magrib.
Rutinitas telepon keluarga memang cukup dilakukan dua kali sehari. Sebab, sepanjang pertandingan berlangsung, saya harus fokus ke pertandingan dan tidak ingin ada gangguan selama pertandingan berlangsung. Saya pasti matikan ponsel.
Begitu pertandingan berakhir, baru menyalakan kembali ponsel. Saya selalu minta doa dan dukungan dari keluarga. Istri dan anak-anak. Bisa mendengar suara mereka menambah semangat saya.
Dukungan keluarga sangat membantu secara psikologis. Ketika menang, kebahagiaan itu akan dibagikan ke keluarga. Namun ketika kalah, support keluarga dapat memulihkan kekecewaan secepatnya. Sehingga, bisa segera bangkit.
Q: Sewaktu laga final Liga 2 Indonesia melawan Persita di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (25/11), Anda memboyong dua anak yang sudah besar. Istri dan si kecil kenapa tidak sekalian diajak?
A: Andini Marsanda Ramadani dan Aditya Futsal Ramadani, mereka ikut menonton di stadion. Istri tetap berada di Makassar. Ia mengasuh putri ketiga kami, Airin Fiza yang masih berusia dua tahun jadi tidak bisa ikut ke Bali, karena masih terlalu kecil. Senang rasanya anak-anak bisa melihat langsung. Mereka berfoto membawa trofi Liga 2.
Q: Anda tentunya memiliki pelatih panutan. Kabarnya mereka adalah Rahmad Darmawan dan Iwan Setiawan?
A: Dari coach RD (Rahmad Darmawan) saya meniru ketenangannya dan komunikasi yang baik ke pemain. Sementara dari Coach Iwan, kecerdasan mantan arsitek Persebaya dan Borneo FC itu. Dari dua pelatih bisa dipelajari dan mengolaborasi dengan karakternya. Saya serap dan saya improvisasi sendiri.
Q: Anda disebut bukan tipe pelatih yang menerapkan banyak aturan kepada pemainnya agar tidak membuat jarak dengan anak asuh?
A: Dengan cara tersebut, saya lebih mengenal karakter pemain. Apalagi saat saat di Persik kemarin kita berada satu atap dengan beberapa pemain yang berasal dari luar Kediri. Kami tinggal di mes.
Di luar lapangan, pemain kerap curhat. Baik soal strategi permainan sepakbola atau masalah pribadi, seperti asmara dan keluarga. Karena saya memposisikan sebagai bapak, mereka tidak canggung. Namun di lapangan, saya bukan tipe pelatih yang menganakemaskan pemain. Bagi saya, semua pemain sama. Siapa yang paling siap akan dimainkan dalam setiap laga. Saya akan berbeda di dalam dan luar (lapangan). Di luar, saya bisa bercanda dan tertawa dengan pemain.
Saya mohon dukungan semuanya, masyarakat Sumatera Selatan, suporter, media. Semoga Tim Sriwijaya FC bisa meraih targetnya dan lolos Liga 1.