Agama

Agama dan Sistem Nilai

Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai sistem nilai yang memuat norma-nor­ma ter­­tentu.

Editor: Salman Rasyidin
ist
Prof. Dr. H. Jalaluddin 

Agama dan Sistem Nilai

Oleh : Prof. Dr. H. Jalaluddin

Mantan Rektor IAIN (UIN) Raden Fatah Palembang

Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai sistem nilai yang memuat norma-nor­ma ter­­tentu.

Secara umum norma-norma tersebut dijadikan kerangka acuan dalam bersikap dan ber­tingkah laku, agar sejalan dengan ajaran agama yang dianutnya.

Dengan demikian, se­ba­gai sistem nilai, agama memiliki arti khusus dalam kehidupan individu, hingga perlu diper­ta­han­­­kan sebagai bentuk ciri khas.

Dalam realitasnya sistem nilai memiliki pengaruh dalam me­­­ng­atur pola tingkah laku, pola berpikir dan pola bersikap (E.MK. Kaswardi,1993).

Nilai a­da­lah daya pendorong dalam keehidupan seseorang, sehingga tidak jarang pada tingkat ter­ten­­tu orang siap untuk mengorbankan hidup mereka demi mempertahankan nilai.

Kasus ha­ra­kiri (Shinto) ataupun  kesyahidan (martyrdom) merupakan  tampilan dalam sejarah keag­ama­an.

Dilihat dari fungsi dan peran agama dalam memberi pengaruhnya terhadap individu, baik da­lam bentuk sistem nilai, motivasi, maupun pedoman hidup, maka pengaruh yang paling  pen­ting adalah sebagai  pembentuk kata hati (consciense).

Kata hati menurut Erich Fromm, ada­lah panggilan kembali manusia kepada dirinya.

Kata hati terdiri atas kata hati otoritarian dan ka­­ta hati humanistik.

Kata hati otoritarian yang dibentuk oleh pengaruh luar.

Sedangkan kata ha­­ti humanistik bersumber dalam diri manusia.

Filsafat skolastik (agama) mengatakan scara te­­gas, bahwa kata hati  sebagai kesadaran akan prinsip-prinsip moral (Erich Fromm, 1988).

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved