Selain Jembatan Ampera, Ini 13 Objek Wisata Lainnya yang tak Kalah Menarik di Kota Palembang
Selain Jembatan Ampera, Ini 13 Objek Wisata Lainnya yang Tak Kalah Menarik, Hanya ada di Kota Palembang
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Sudarwan
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II menampilkan koleksi tekstil, senjata, pakaian tradisional, kerajinan, dan koin Sumatra Selatan.
Kebun-kebun museum dipenuhi dengan artefak dari zaman Sriwijaya, misalnya patung Ganesha dan Buddha.


3. Alquran Al Akbar
Al Quran Al-Akbar atau yang juga sering disebut Al Quran Raksasa yang berada di kota Palembang beralamat di Pondok Pesantren Al Ihsaniyah Gandus Palembang.
Terdapat 30 juz ayat suci Al-Quran yang berhasil dipahat/diukir ala khas Palembang dalam lembar kayu dan menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik kayu tembesu dengan biaya tidak kurang Rp 2 miliar, dimana masing-masing lembar ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5 sentimeter dan tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter.
Al-Quran yang terdiri dari 630 halaman ini juga dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman bagi pemula.
Setiap lembar terpahat ayat suci Al-Quran pada warna dasar kayu cokelat dengan huruf Arab timbul warna kuning dengan ukiran motif kembang di bagian tepi ornamen khas Palembang yang sangat indah dipandang dan enak dibaca.
Proses pembuatannya sendiri memakan waktu relatif lama, sekitar tujuh tahunan.
Alquran Raksasa ini terbesar dan pertama di dunia dalam bentuk Al Quran 30 juz yang di buat pada media dari kayu jenis tembesu.
Alquran terbesar ini sebelum resmi dipublikasikan, sengaja di pajang seluruh ayat-ayat suci di dalam ruang pamer Masjid Agung Palembang selama tiga tahun untuk mendapat koreksi dari seluruh umat.
Pada akhir 2011, Al-Quran ini dinilai layak untuk dipublikasikan dan pada Senin, 30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh delegasi konferensi parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI) meresmikan penggunaan Al-Quran yang disebut sebagai Al-Quran terbesar yang dicetak di atas lembaran kayu tembesu.

4. Kampung Kapitan
Kampung Kapitan yang terletak di Kelurahan 7 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Palembang memiliki sejarah panjang dan kental dengan budaya khas Bumi Sriwijaya.
Nuansa Thionghoa dipadu dengan melayu menjadi pusat peradaban warga Palembang khususnya seberang ulu untuk beraktivitas hingga beribadah dari zaman dahulu.
Dari itu, Kampung Kapitan dengan sejarah panjangnya sekarang dijadikan cagar budaya Kota Palembang dan banyak kegiatan dilaksanakan, misalnya perayaan cap go meh tiap tahunnya.
"Dengan sejarah panjang yang kental budaya Sriwijaya di Palembang, Tahun 2012 lalu ada pengusaha kaya dari Brunei Darussalam menawar dengan harga Rp250 M," ungkap Mulyadi Tjoa yang merupakan ahli waris keturunan 14 Kampung Kapitanpada Sripoku.com, Kamis (15/2/2019).
