BERITA POPULER Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam hingga Pengeroyokan di 9 10 Ulu Palembang

BERITA POPULER Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam hingga Pengeroyokan di 9 10 Ulu Palembang

Editor: Sudarwan
Sripoku.com/Wawan Septiawan/Tribun Sumsel/Shinta Dwi Anggraini
Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam hingga Pengeroyokan di 9 10 Ulu Palembang 

Bocah laki-laki berusia 3 tahun, ditemukan tim SAR gabunagn di lokasi musibah jatuhnya bus Sriwijaya di jurang Tikungan Lematang Indah Ds Pelang Kenidai Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar Alam, Selasa (24/12/2019).

Dari rilis Tim Sar Kantor Basarnas Palembang, korban ditemukan atas nama Rayhan Gani bocah laki-laki berusia 3 tahun dan tercatat warga Ulu Musi Empatlawang.

"Pukul 15.15 WIB datang kembali 1 korban ke RS. Besemah Kota Pagaralam. 

 14 Penumpang Bus Sriwijaya Belum Ditemukan, Radius Pencarian Diperluas Sampai 5 Kilometer

Korban Meninggal dunia menjadi 27 Orang dan selamat 13 orang dengan total sementara keseluruhan berjumlah 40 orang," ujar  Kepala Kantor SAR PAlembang melalui Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Benteng Telau S.E didampingi Dayu Willy dalam rilisnya.

Sementara itu dari pantauan wartawan Sripoku.com, total korban bus Sriwijaya yang meninggal dunia dan telah berada di RS Basemah Pagaralam berjumlah 28 orang.

Namun kepastian ini masih dilakukan pengecekan lebih lanjut.

FOTO-foto Penampakan Bus Sriwijaya di Jurang Pagaralam Kedalaman 80 Meter, 27 Korban Meninggal Dunia
FOTO-foto Penampakan Bus Sriwijaya di Jurang Pagaralam Kedalaman 80 Meter, 27 Korban Meninggal Dunia (SRIPOKU.COM/WAWAN SEPTIAWAN)

Cerita Nenek Pegang Cucu Selamat dari Kecelakaan Bus Sriwijaya di Pagaralam, Pohon Jadi Penyelamat

Hasanah (52) salah satu korban yang selamat dalam kecelakaan maut di Pagaralam menceritakan secara detail kronologi jatuhnya bus Sriwijaya ke jurang.

Dengan kondisi terbaring lemah di ranjang dengan infus yang ada di tangan kirinya, Hasanah (52) mencoba menceritakan bagaimana kronologi yang menimpa dirinya dan penumpang lainnya, Selasa (24/12/2019).

Saat diwawancarai, Hasana menjelaskan, saat itu dirinya, cucu dan 2 rekannya menumpangi Bus Sriwijaya dari Bengkulu ke Palembang.

Namun sebelum kejadian jatuhnya bus Sriwijaya ke dalam jurang, sempat ada beberapa kejadian yang dialami bersama penumpang lainnya.

Bus yang ia tumpangi sempat ditabrak sopir travel yang mengendari mini bus.

Sempat bersitegang, sopir Bus Sriwijaya dan travel akhirnya berdamai sebelum akhirnya penumpang diturunkan di rumah makan sekitar Pendopo.

"Di ujung Pendopo ((Kabupaten Empat Lawang), bus kami masuk siring (selokan) dan hampir terbalik. Kami turun semua," katanya saat ditemui RSUD Besemah Pagaralam.

Hasana melanjutkan, saat itu bus ditolong oleh pengendara lain yang lewat dan bus kembali melakukan perjalanan.

"Dia ngebut dan tiba-tiba nabrak kencang. Tahu-tahu kami sudah sudah ada di dalam air," ungkapnya yang terus melihat plafon RSUD.

Saat kejadian tersebut, lanjut Hasana, ia, cucunya Aisyah dan 2 temannya dari Bengkulu sedang bercanda dan tidak dalam keadaan tidur.

"Saya pegang cucu saya. Teman-teman saya langsung pecahkan kaca, kami keluar," ujarnya yang duduk di nomor 4 dari belakang bus.

"Dari situ, kami berpegangan dengan batang (pohon). Kalau tidak, kami akan hanyut karena air sangat deras. Kami teriak-teriak. Belum ada yang tolong karena kejadiannya malam," ungkap Hasana.

Tak hanya Hasana, cucunya Aisyah yang masih berusia 9 tahun pun ikut berteriak minta tolong orang sekitar. Beberapa warga setempat mulai berdatangan.

"Tolong, tolong. Kalau ada orang di atas, tolomg kami. Om tolong kami," katanya yang menirukan teriakan sang cucu.

==========

2. Ridho Tewas Dikeroyok, Alami Luka 14 Tusukan, Lagi Cari Adiknya di 9-10 Ulu Palembang

Ridho Soleh (23) warga jalan Tembok Baru Lorong Sehati RT. 18 RW 08 Kelurahan 11 Ulu Palembang, tewas usai menjadi korban pengeroyokan, Selasa (24/12/2019).

Sepupu korban, Wawan (23) mengatakan kejadian itu terjadi tak jauh dari kantor lurah 9-10 ulu sekira pukul 02.30 pagi.

"Saya dengar, saat itu korban sedang mencari adiknya. Tiba-tiba dicegat dan langsung dikeroyok," ujarnya saat ditemui di rumah duka.

Korban sendiri ditemukan oleh adik yang sedang ia cari sebelum mengalami pengeroyokan.

Saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan tak sadarkan diri dengan kondisi tubuh bersimbah darah.

"Sempat dibawa ke RS Muhammadiyah tapi tidak bisa diselamatkan. Dia kehabisan banyak darah setelah mengalami 14 tusuk," ujarnya.

Sementara itu keluarga, kerabat dan tetangga silih berganti terus berdatangan ke rumah duka.

Kesedihan pihak keluarga juga tampak jelas terasa, terutama dari Ema (45) ibu kandung korban.

Ema terus menatap kosong ke arah jenazah anaknya seraya tetesan air mata terus mengalir membasahi pipinya.

"Korban itu ada pertama dari empat bersaudara. Wajar saja ibunya sangat terpukul," ujar Wawan.(Shinta/TS)

 UPDATE 25 Korban Meninggal Dunia, Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam, Kedalaman Jurang 75 Meter

 Tim SAR Kembali Evakuasi 1 Jasad Penumpang Bus Sriwjaya di Jurang, Total 25 Korban Meninggal Dunia!

 13 Penumpang Bus Sriwijaya yang Selamat Berada di RSUD Besemah Pagaralam, Berikut Ini Identitasnya!

Polisi Ungkap Pelaku Pembunuhan Paridi Sempat Dikeroyok Korban Usai Cek Soal Narkoba jenis Sabu yang Diembat.

Duel Maut Dua Sepupu di Room Karaoke yang berujung tewasnya korban Aan pada 29 Oktober lalu, Polisi Ungkap Pelaku Pembunuhan Paridi Sempat Keroyok, Korban Usai Cek Soal Sabu yang Diembat.

Hal ini diungkap oleh Wakapolsek Sukarami Palembang Iptu Rizki Ayu didampingi Kanit Reskrim Iptu Hermansyah, setelah melihat fakta dari 28 adegan Rekonstruski yang digelar.

Menurut Wakapolsek Sukarami,  Rekontsruksi yang dilakukan terkait pembunuhan yang dilakukan tersangka Paridi itu, untuk melihat secara pasti adegan demi adegan yang terjadi saat kejadian.

Menurut dia, ada adegan di mana korban sempat mengeroyok pelaku yang berujung penusuhan ke perut korban.

"Sebanyak 28 adegan dilaksanakan dalam rekontruksi ini. Terlihat, sempat terjadi pengeroyokan terhadap tersangka dan akhirnya tersangka menusuk korban Aan yang akhirnya tewas," ujarnya.

Rekontruksi ini, dilaksanakan juga untuk melengkapi berkas perkara untuk tersangka Paridi. Nantinya, berkas ini akan dilimpahkan ke kejaksaan untuk proses lebih lanjut.

Sebelumnya, hal ini juga diungkapkan oleh Paridi, cekcok bermula saat Aan sepupunya itu embat sabu miliknya hingga habis.

Adegan demi adegan dilaksanakan, hingga tersangka Paridi kesal karena paket sabu yang ada di atas meja room karaoke ternyata dipakai korban.

Meski masih memiliki hubungan darah, tersangka kesal dan tidak memandang lagi bila itu masih saudaranya.

"Aku terlebih dahulu di keroyok korban dan kedua temannya. Baru setelah itu, aku mengeluarkan obeng yang selalu aku bawa," ujarnya saat jalannya rekontruksi, Kamis (13/12/2019).

Korban dan tersangka sempat kembali berkelahi di dalam room karaoke.

Meski saat itu, korban sudah mengalami luka tusuk di perutnya. Usai berkelahi, tersangka yang melihat korban masih berupaya mengajaknya berkelahi memutuskan untuk keluar dari dalam room karaoke.

Melihat tersangka keluar dari room karaoke, korban juga mengejar tersangka.

Korban mengejar tersangka meski sudah mengalami luka tusuk. Setelah tersangka kabur, korban akhirnya dibantu warga sekitar dan dibawa ke rumah sakit. Namun saya, nyawa korban tak tertolong lagi.

"Aku langsung kabur ke Linggau. Saat itu, aku sama sekali tidak tahu kalau korban meninggal," kata tersangka.

Ini Wajah Pelaku Pengeroyokan yang Menewaskan Ridho di 9 10 Ulu Palembang

Heri Gunandi (19) satu dari empat pelaku pengeroyokan mengatakan dalam cekcok yang perkelahian, bahkan salah seorang rekannya sempat mengalami luka bacok yang dilakukan oleh korban.

"Waktu di kawasan 7 ulu, dia (korban) sempat bacok teman saya dan langsung lari setelah itu,"ujar Heri saat ditemui di Mapolsek SU 1.

Dikatakan Heri, korban memang kerap kali berbuat ulah disekitar kawasan tempat tinggal mereka.

Ia dan rekan-rekannya kerap dibuat kesal oleh tindakan pelaku yang dirasa cukup mengganggu mereka.

"Iya, kami saling kenal dan dia juga terkenal sering buat ulah dan mengganggu disekitar tempat tinggal kami," ujar warga jalan jendral Ahmad Yani lorong Haji Umar tersebut.

Heri yang dalam kesehariannya bekerja sebagai tenaga montir disalah satu bengkel dikawasan SU 1, mengaku tidak ada niatan bagi mereka untuk membunuh korban.

Ia berujar dirinya begitu menyesal dengan tindakan yang telah ia lakukan.

"Saya cuma sekali nusuk dia. Setelah lihat dia terkapar kami jadi panik meninggalkannya disana (TKP),"ujarnya.

Sementara itu, aksi pengeroyokan hingga berujung tewasnya korban bermula ketika para pelaku yakni Heri Gunadi (19) berhasil diamankan, Rian (DPO), Ian (DPO), Wek (DPO) berkumpul di kawasan 16 Ilir Palembang untuk minum-minum keras sekira pukul 23.00.

Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji didampingi Kapolsek SU 1 Kompol Mario Ivanry saat menggelar rilis satu tersangka yang berhasil ditangkap atas kasus penganiyaan hingga tewasnya Redho Soleh, Selasa (24/11/2019)
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji didampingi Kapolsek SU 1 Kompol Mario Ivanry saat menggelar rilis satu tersangka yang berhasil ditangkap atas kasus penganiyaan hingga tewasnya Redho Soleh, Selasa (24/11/2019) (Tribun Sumsel/Shinta Dwi Anggraini)

 Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji : Kejar Sampai Dapat dan akan Ditindak Tegas

 Polsek SU I Palembang Ringkus 1 Pelaku Pengeroyokan yang Menewaskan Korban, Ternyata Ini Motifnya!

 Ema Beberapa Kali Pingsan Dihadapan Jasad Redho, Anaknya Tewas Dikeroyok di 9-10 Ulu Palembang

 BREAKING NEWS: Ridho Tewas Dikeroyok, Alami Luka 14 Tusukan, Lagi Cari Adiknya di 9-10 Ulu Palembang

BREAKING NEWS: Ridho Tewas Dikeroyok, Alami Luka 14 Tusukan, Lagi Cari Adiknya di 9-10 Ulu Palembang
BREAKING NEWS: Ridho Tewas Dikeroyok, Alami Luka 14 Tusukan, Lagi Cari Adiknya di 9-10 Ulu Palembang (Tribun Sumsel/Shinta Dwi Anggraini)

Tidak lama kemudian, korban bersama dua rekannya datang dan turut bergabung untuk minum-minum keras bersama para pelaku.

"Korban dan pelaku saling mengenal. Dimana, tindakan pengeroyokan didahului karena mereka minum-minuman keras terlebih dahulu," ujar Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji didampingi Kapolsek SU 1 Kompol Mario Ivanry saat menggelar rilis.

Saat sedang asik minum, para pelaku bersama korban kemudian diminta pergi oleh pemilik warung.

Tidak terima dengan permintaan itu, Wek salah seorang pelaku yang masih buron akhirnya terlibat perkelahian dan memukul pemilik warung.

Melihat reaksi Wek, korban bereaksi dengan menanyakan pemukulan itu.

Namun pelaku Wek justru tersinggung sehingga akhirnya terlibat cekcok dengan korban.

Keributan terhenti ketika keduanya memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut.

Tidak lama kemudian, korban yang sedang bersama lima rekannya, secara tidak sengaja bertemu dengan keempat pelaku dikawasan 7 Ulu.

Disinilah terjadi keributan hingga akhirnya korban membacok pelaku Iyan (DPO) dan kemudian lari ke lorong tangga panjang Palembang.

Kemudian keributan itu kembali terjadi. Sekira pukul 01.30 pagi, keempat pelaku melihat korban tengah melintas tepat di depan kantor lurah 9/10 Ulu bersama dua rekannya.

Oleh keempat pelaku, korban dikejar dan kemudian ditendang hingga terjatuh.

Korban yang terkapar, kemudian ditusuk berkali-kali oleh para pelaku dan meninggalkannya dalam kondisi terkapar bersimbah darah.

"Satu dari empat orang pelaku berhasil diamankan setelah satu jam kami menerima laporan. Turut juga diamankan barang bukti salah satunya sebilah senjata tajam yang diduga digunakan tersangka untuk mengeroyok korban," ujar Anom.

Anom juga mengimbau agar ketiga pelaku yang masih buron agar segera menyerahkan diri.

"Sebab identitasnya juga sudah kami ketahui dan akan terus kami lakukan pengejaran hingga dapat. Maka kami imbau, lebih baik segera menyerahkan diri,"tegasnya.

Polisi berhasil menangkap satu dari empat pelaku pengeroyokan hingga mengakibatkan tewasnya Ridho Soleh (23).

Seperti diketahui, warga jalan Tembok Baru Lorong Sehati RT. 18 RW 08 Kelurahan 11 Ulu Palembang itu, tewas usia menjadi korban pengeroyokan, Selasa (24/12/2019).

Saat ditemui di Mapolsek Seberang Ulu (SU) 1 Palembang, tersangka Heri Gunandi (19) hanya tertunduk lesu saat ditanya mengenai alasan pengeroyokan terhadap korban.

"Dia itu memang sering buat ulah. Satu dua kali diamkan, lama kelamaan jadi keterlaluan. Kami kesal melihatnya," ujar Heri.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji mengatakan dendam lama diduga menjadi motif dasar pengeroyokan terhadap korban.

Tak hanya itu, sebelum melakukan aksinya, para pelaku juga berada dibawah pengaruh minum-minuman keras.

"Setelah satu jam menerima laporan, kami berhasil menangkap satu dari empat pelaku. Dugaan awal, pengeroyokan hingga mengakibatkan tewasnya korban dikarenakan dendam lama antara mereka,"ujar Anom didampingi Kapolsek SU 1 Kompol Mario Ivanry saat menggelar rilis.

Adapun identitas ketiga pelaku yang masih buron, saat ini telah diketahui aparat kepolisian dan terus diburu keberadaannya.

"Untuk itu kami mengimbau agar para pelaku segera menyerahkan diri. Karena dimanapun kami akan terus mencari Keberadaannya sampai dapat,"tegas Anom.

Kesedihan Ema (45) begitu terpancar jelas saat menatap jenazah anaknya, Redho Soleh (23) yang tewas karena menjadi korban pengeroyokan.

Bahkan Ema beberapa kali jatuh pingsan dihadapan jenazah Redho karena tak kuasa menerima kenyataan pahit ini.

"Anakku," teriak Ema seraya menangis tersedu sebelum akhirnya jatuh pingsan dihadapan jenazah anaknya, 
Selasa (23/12/2019).

Dengan cepat, para pelayat langsung berusaha menenangkan dan merangkul Ema.

Suasana kesedihan jelas begitu terasa di rumah duka yang berada di jalan Tembok Baru Lorong Sehati RT. 18 RW 08 Kelurahan 11 Ulu Palembang.

"Ngucap, baca istighfar jangan seperti ini," ucap salah seorang pelayat yang berusaha menenangkan Ema.

Diketahui, Redho tewas usai menjadi korban pengeroyokan tepat di depan kantor Lurah 9/10 Ulu Palembang.

Wawan (23) sepupu korban menuturkan, saat kejadian itu korban sedang mengendarai sepeda motor untuk mencari adiknya sekira pukul 02.30 pagi.

"Tapi belum sempat bertemu, sepertinya korban dicegat dan kemudian dikeroyok," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diterima keluarga korban, diduga ada empat pelaku yang mengeroyok korban hingga tewas.

Setelah ditemukan tak sadarkan diri dalam kondisi tubuh bersimbah darah, korban langsung dibawa ke rumah sakit Muhammadiyah Palembang untuk mendapat pertolongan.

"Tapi nyawanya tidak bisa diselamatkan. Kata dokter kehabisan darah karena mengalami 14 luka tusuk di punggung dan leher," ujarnya.

Dalam kesehariannya, korban bekerja serabutan untuk membantu perekonomian keluarganya.

Rencananya jenazah anak pertama dari empat bersaudara ini akan dimakamkan di TPU Telaga Swidak.

"Ibunya sedih sekali, jadi memang belum bisa diajak ngomong. Tapi kami berharap semoga pelaku cepat ditangkap sehingga kami bisa mendapat keadilan,"ujarnya.

Redho Soleh (23) warga jalan Tembok Baru Lorong Sehati RT. 18 RW 08 Kelurahan 11 Ulu Palembang, tewas usai menjadi korban pengeroyokan, Selasa (24/12/2019).

Sepupu korban, Wawan (23) mengatakan kejadian itu terjadi tak jauh dari kantor lurah 9-10 ulu sekira pukul 02.30 pagi.

"Saya dengar, saat itu korban sedang mencari adiknya. Tiba-tiba dicegat dan langsung dikeroyok," ujarnya saat ditemui di rumah duka.

Korban sendiri ditemukan oleh adik yang sedang ia cari sebelum mengalami pengeroyokan.

Saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan tak sadarkan diri dengan kondisi tubuh bersimbah darah.

"Sempat dibawa ke RS Muhammadiyah tapi tidak bisa diselamatkan. Dia kehabisan banyak darah setelah mengalami 14 tusuk," ujarnya.

Sementara itu keluarga, kerabat dan tetangga silih berganti terus berdatangan ke rumah duka.

Kesedihan pihak keluarga juga tampak jelas terasa, terutama dari Ema (45) ibu kandung korban.

Ema terus menatap kosong ke arah jenazah anaknya seraya tetesan air mata terus mengalir membasahi pipinya.

"Korban itu ada pertama dari empat bersaudara. Wajar saja ibunya sangat terpukul," ujar Wawan.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved