Human Interest Story

Atasi Sampah dengan Bank Sampah

Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang, yang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/EHDI AMIN
Kasi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Lahat, Nenny Ratnadiyani Amd 

BANK sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan, tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.

Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang, yang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama. Sedangkan plastik kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan.

Konsep bank sampah ini menjadi lebih efektif untuk mengatasi sampah dan lingkungan. Kabupaten Lahat, masuk dalam catatan sebagai daerah dengan pengelolaan sampah terbaik di Sumsel. Hal itu terungkap dari hasil penilaian Tim Adipura yang berasal dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Selatan. Ternyata, inovasi mengelolaan Bank Sampah sangat efektif dan mengantarkan Kabupaten Lahat meraih penghargaan dibidang kebersihan dan lingkungan.

Plt KepalaDinas Lingkungan Hidup (DLH) Lahat, Ir Agus Salman didampingi Kabid LB3, M Jonliadi SE mengatakan, apa yang telah dicapai saat ini bisa menjadi motivasi untuk lebih baik lagi.Untuk itu, katanya DLH tahun depan bakal lebih meningkatkan sistem pengelolaan sampah, melalui metode Bank Sampah, dengan target awal, bertambahnya 40 persen jumlah Bank Sampah dari yang ada saat ini.

"Saat ini tercatat sudah ada 11 Bank Sampah. Tersebar di Kecamatan Kota Lahat, Gumay Talang, dan Merapi Area," katanya, Kamis (19/12).

Sementara, Kasi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Lahat, Nenny Ratnadiyani Amd menuturkan, selain memberikan edukasi ke masyarakat. Pihaknya juga berencana akan bekerjasama dengan pihak desa, melalui program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Juga akan melibatkan perusahan di Lahat, untuk berperan aktif mengengolah sampah.

"Awalnya perusahaan dulu yang kita bina, lalu perusahaan yang membina desa. Jika setiap desa punya Bank Sampah, Lahat bisa jadi pelopor Indonesia Bebas Sampah. Kendalanya, kita sangat butuh dukungan dan komitmen. Salah satunya pembuatan galeri daur ulang," tutur Nenny. (cr22)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved