Darurat Mi Formalin
Masih Ada Produsen Makanan di Padang Selasa Campurkan Formalin, BPOM: Masih Ada Saja Celah
BPOM beberapa kali sudah mengawasi produsen makanan di Jalan Padang Selasa yang kerap tertangkap mencampur formalin pada mi atau tahu.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Sumatera Selatan kembali berhasil mengungkap pelaku pembuat mie kuning berformalin Rabu (18/12/2019). Kali ini, mi kuning yang mengandung formalin sebanyak 920 kilogram dikemas dalam 23 karung berukuran besar jadi barang bukti.
Pelaku bernama Beno Gunawan yang yang juga masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda Sumsel dalam kasus yang sama pada tahun 2018.
Mengacu dari sidang kasus yang sudah-sudah, terpidana pengguna formalin menerima vonis yang rendah dari majelis hakim. Malah, ada yang pernah hanya divonis satu bulan penjara.
• Terpidana Mi Formalin Ada yang Dihukum 1 Bulan, BPOM Sumsel Janji akan Kawal Beno
Disinggung mengenai beberapa tempat seperti wilayah Jalan Padang Selasa Bukit yang hampir setiap tahunnya kedapatan produsen yang menggunakan formalin, Hardaningsih selaku Kepala BPOM Sumsel mengatakan bahwa sebenarnya dirinya ingin para produsen mengubah cara pembuatan mi kuning dan tahu agar tidak menggunakan pengawet yang berbahaya.
"Saya sebenarnya ingin mereka itu berubah, artinya mereka bisa menggunakan metode lain dalam pengolahan mi dan tahu tanpa harus menggunakan formalin.
Beno ini tahun lalu kan menggunakan formalin untuk usaha tahunya, namun saat ini dia tidak lagi menggunakannya untuk tahu, kita hargai itu.
Dan, saya berharap nantinya mi nya juga tidak menggunakan formalin", ujarnya.
Menurutnya untuk pengawasan dan pemeriksaan sendiri sudah dilakukan secara rutin, namun masih saja ada celah bagi para produsen untuk berbuat curang.
• BREAKING NEWS: DPO Pembuat Mi Formalin Ditangkap, Barang Bukti 920 Kg Mi Mengandung Formalin
Dirinya menyebut memiliki wacana untuk mempromosikan para produsen mi dan tahu yang tidak menggunakan formalin ke media cetak dan elektronik.
Agar masyarakat mengetahui produsen mana yang benar-benar baik dan tidak memakai formalin.
"Nanti akan saya data lagi, produsen yang benar-benar tidak menggunakan formalin akan saya promosikan usahanya," ujar Hardaningsih.