Teror Harimau Sumatera di Pagaralam

Walikota Pagaralam dan Kapolres Imbau agar tak ada lagi Perambahan Hutan Lindung di Gunung Dempo

Walikota Pagaralam dan Kapolres Imbau agar tak ada lagi Perambahan Hutan Lindung di Gunung Dempo

Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Hendra Kusuma
IST
GUNUNG DEMPO : salah satu ikon wisata di Pagaralam. 

walikota pagaralam dan Kapolres Imbau agar tak ada lagi Perambahan Hutan Lindung di Gunung Dempo

SRIPOKU.COM, PAGARALAM-Total ada 8  Kasus Teror Harimau di Pagaralam, mulai dari Terkam Warga dan Wisatawan, kemudian Curi Ternak hingga Berkeliaran di Jalan Desa.

Terhitung selama rentang dua pekan terakhir Teror Harimau di Pagaralam ini, sudah memakan dua korban yakni Kuswanto dan wisatawan dari Sekayu di Tugu Harimau.

Korban lain adalah kerugian bagi warga sekitar karena kehilangan hewan ternak yang dicuri harimau Sumatera tersebut.

Terakhir, Senin (2/12/2019), Marta mengalami luka akibat diserang harimau.

Kerugian lainnya adalah warga sekitar ketakutan pergi ke kebun lantaran takut diterkam oleh harimau Sumatera yang diduga sedang marah dan kelaparan akibat habitatnya di Hutan Lindung di Gunung Dempo Pagaralam diganggu.

Maka itulah,  Pemerintah Kota Pagaralam menggelar rapat koordinasi bersama pihak terkait yaitu BKSDA dan KPH.

Dalam hal ini pihak Pemkot juga melibatkan Polri dan TNI dalam membahas masalah teror Harimau tersebut.

Dari hasil pembahasan ini Walikota Pagaralam, Alpian Maskoni menyampaikan bahwa Harimau yang meneror masyarakat Pagaralam ini bukan turun namun oknum masyarakat yang naik atau menganggu habitat mereka.

"Ini jelas bahwa Habitat mereka yang terganggu karena adanya perambahan hutan dikawasan hutan lindung," ujar Walikota saat konfrensi press diruang Besemah I Kota Pagaralam, Selasa (3/12/2019).

Untuk itu mengatasi hal ini Walikota telah melakukan himbauan kepada masyarakat untuk tidak merambah hutan dan menganggu habitat mereka dikawasan Hutan Lindung.

"Jangan sampai habitat mereka yang diganggu. Kami tegasnya bahwa habitat mereka yang terganggu yang membuat mereka menyerang warga," katanya.

Wako mengimbau kepada petani untuk sementara tidak bermalam dikebun untuk menghindari serangan Harimau sampai ada keterangan resmi dari pihak terkait.

"Kami harap masyarakat waspada dan hati-hati saat berada dikebun atau dikawasan wisata yang memang berdekatan dengan hutan lindung," imbaunya.

Wako juga menegaskan bahwa saat ini Pagaralam aman untuk dikunjungi karena pihaknya sudah membentuk tim untuk mengawasi keberadaan Harimau tersebut dikawasan wisata.

Terkait sebab harimau ini berkeliaran di tempat warga karena perambahan hutan lindung di Gunung Dempo, juga diungkapkan Kapolres Pagaralam.

Bahkan seperti sampaikan oleh Polres Pagaralam, karena habitat diganggu, maka harimau Sumatara ini turun gunung, berkeliaran ke kampung-kampung di jalan-jalan Desa di kawasan Pagaralam.

Dijelaskan Kapolres, sebenarnya manusialah yang sudah masuk di dalam habitat Harimau bukan harimau yang masuk di habitat manusia.

"Manusia merambah hutan untuk dijadikan pemukiman dan perkebunan yang seharusnya hutan itu adalah habitat hewan-hewan yang didalamnya mungkin termasuk Harimau ini. Jadi wajar jika saat ini mereka mulai bekeliaran karena habitat mereka terganggu," jelas Kapolres.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved