Pengidap HIV AIDS di Sumsel

Wajib Didampingi dan Pengidap HIV AIDS Diminta Jangan Terlambat Minta Obat, Ini Resikonya!

Wajib Didampingi dan Pengidap HIV AIDS Diminta Jangan Terlambat Minta Obat, Ini Resikonya!

Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Welly Hadinata
www.shutterstock.com
Ilustrasi obat / Wajib Didampingi dan Pengidap HIV AIDS Diminta Jangan Terlambat Minta Obat, Ini Resikonya! 

Laporan wartawan Sripoku.com Yandi Triansyah

Wajib Didampingi dan Pengidap HIV AIDS Diminta Jangan Terlambat Minta Obat, Ini Resikonya!

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Yayasan Intan Maharani, sudah beberapa tahun terakhir mendampingi dan memberikan bimbingan terhadap penderita HIV AIDS di Palembang.

Sepanjang tahun 2019 saja, yayasan ini sudah mendampingi lebih kurang lima orang penderita virus mematikan tersebut.

Pendampingan dilakukan dari mulai minum obat sampai perkumpulan untuk membantu penguatan dari psikologi.

Kordinator Lapangan Yayasan Intan Maharani, Leonardo, mengatakan, penderita HIV AIDS diberikan pendampingan. Sebab setiap tujuh jam sekali harus mengkonsumsi obat.

Obat tersebut untuk mencegah meluasnya virus menyebar. Sehingga harus rutin meminum obat.

"Obat tidak boleh telat dikonsumsi, kalau telat maka harus diulang lagi pengobatannya," kata Leo, Minggu(1/12) saat dihubungi.

Menurut dia, penderita HIV AIDS mengkonsumsi obat tersebut seumur hidup. Sedangkan satu botol obat itu, biayanya sampai Rp 300 ribuan.

Untunglah kata dia, pemerintah masih memberikan subsidi. Sehingga penderita HIV AIDS masih bisa terbantu.

Dinkes Sumsel Catat Pengidap HIV AIDS di Wilayah sumsel Didominasi Usia Produktif 20-29 Tahun

Temuan Penderita HIV AIDS di Palembang Terbanyak Pecinta Sesama Jenis

BREAKING NEWS : Pengidap HIV dan AIDS di Sumsel Capai 3.424 Orang, 192 Meninggal Dunia

Seorang Bocah 5 Tahun di Palembang Positif HIV, Tetap Ceria, Prihatin Kedua Orangtua Meninggal Dunia

"Pendampingan juga diberikan kepada keluarga penderita HIV. Sebab mereka 24 jam bertemu untuk mengingatkan dan memberikan obat tadi," kata dia.

Pihaknya mengungkapkan, penderita HIV AIDS terbanyak di Palembang, mayoritas seks menyimpang laki laki suka laki , waria dan ibu rumah tangga.

"Untuk kasus ibu rumah tangga biasanya mereka tidak tau, terkena dari suaminya. Mungkin biasa jajan di luar," kata dia.

Namun pihaknya tidak memiliki data pasti penderita HIV AIDS sebab data diberikan seluruhnya ke dinas kesehatan.

Menurut dia, penyebaran HIV Aids saat ini banyak tertular akibat seks bebas. Sedangkan penularan dari penggunaan narkoba suntik dan heroin sudah tidak ditemukan lagi.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved