Penampakan Harimau di Pagaralam, Warga Sebut Nenek Gunung sedang Marah, Pengamat Ungkap Sebabnya

Penampakan Harimau Serang Wisatawan, Warga Sebut Nenek Gunung Marah, Pengamat Ungkap Sebabnya

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Penampakan Harimau di Pagaralam, Warga Sebut Nenek Gunung sedang Marah, Pengamat Ungkap Sebabnya 

Dikabarkan sempat serangan wisatawan yang sedang berkemah, kembali ada Penampakan Harimau di Pagaralam di Kebun Teh Gunung Dempo,  Warga Sebut Nenek Gunung Marah, namun Pengamat Ungkap Sebabnya, berikut ini penuturan dan kesaksian warga

SRIPOKU.COM, PAGARALAM-Penampakan Harimau di Pagaralam, Warga Sebut Nenek Gunung sedang Marah, Pengamat Ungkap Sebabnya.

Nenek Gunung demikian warga menyebut harimau yang tampak di kebun teh Gunung Dempo di Pagaralam Sumsel, merupakan fenomena langka yang jarang terjadi.

Warga Sebut Nenek Gunung sedang Marah, namun istilah marah di sini menurut Pengamat Lingkungan, marah dalam tanda kutif, bukan marah sebenarnya, tetapi hal ini merupakan sebuah isyarat dari Nenek Gunung tersebut.

Penampakan Harimau areal Kebun Teh Gunung Dempo di Pagaralam, memang membuat resah dan ketakutan. Pihak kepolisian pun memberikan peringatan dan melakukan patroli.

Sementara Warga Sebut Nenek Gunung sedang Marah karena merasa terganggu, Nenek Gunung atau sebutan lain dari warga yang tidak mau menyebut langsung nama Harimau memang menjadi pembahasan khusus terutama di areal Gunung Dempo.

Pengamat Ungkap Sebab munculnya harimau di kebun teh Gunung Dempo dan fakta-fakta sebenarnya, bukan berbau mistis seperti Istilah Warga Sebut Nenek Gunung sedang Marah.

Si Nenek Mulai Terganggu

Fenomena munculnya Harimau alias Nenek Gunung seperti istilah masyarakat di kawasan sekitar Pagaralam, disebab beberapa faktor, terutama kurangnya makanan yang mulai mengganggu habitat spesiel langka itu.

Pengamat lingkungan Sumatera Selatan (Sumsel), Yenrizal Tarmidzi menilai penampakan Harimau yang turun gunung itu, merupakan tanda-tanda habitatnya mulai terganggu.

Sebab, bukan sifat Harimau jika lebih dulu menganggu manusia, sebab hewan yang biasa hidup menyendiri ini, lebih banyak menghindar bila bertemu manusia.

Terkait dengan seekor harimau yang dikabarkan menyerang perkemahan di kawasan Taman Wisata Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumsel dan bikin resah penduduk karena penampakannya di areal lereng gunung, maka Yenrizal Tarmizi menilai itu karena habitatnya terganggu.

"Tidak ada istilah harimau meresahkan manusia, adanya manusialah yang meresahkan harimau karena sudah merusak habitatnya atas dalih kebutuhan ekonomi," kata Yenrizal, Sabtu (16/11) seperti dilansir Antara.

Stok Makanan Berkurang

Sebab utama Menurutnya, harimau yang keluar dari habitat dan turun ke permukiman bisa artinya pasokan makanan sudah berkurang. Penyebab berkurangnya bisa bermacam-macam, termasuk kerusakan atau penyempitan habitat harimau.

Terjadi penyempitan habitat di Gunung Dempo dapat dikatakan semakin parah. Sehingga membatasi ruang gerak Harimau dalam mencari makan, Ia berpendapat demikian karena melihat keberadaan warga yang menyerobot habitat harimau saat membuka lahan dan aktivitas penebangan hutan.

"Warga harus membatasi diri, bahwa yang hidup di sana bukan hanya mereka, tapi ada harimau, rusa, dan satwa-satwa lainnya. Jika memang ingin mengembangkan ekonomi upaya.

Menurut dia, jika harimau ke luar dari habitat dan turun ke permukiman artinya pasokan makanannya sudah berkurang dengan berbagai sebab, namun berkurangnya makanan bisanya disebabkan penyempitan habitat harimau, seperti di Gunung Dempo.

Ia mengingatkan Pemkot Pagaralam agar segera mengambil langkah membendung kerusakan habitat harimau sebagai kawasan yang dilindungi karena masih bagian Taman Nasional Bukit Barisan (TNBB).

Sebab jika kerusakan terus dibiarkan, maka kemungkinan akan lebih banyak harimau turun ke pemukiman lalu timbul konflik dengan manusia.

"Jika sudah timbul konflik maka yang menang jadi arang dan yang kalah jadi abu, artinya sama-sama rugi dan jadi simalakama," tandasnya.

Selain itu, dari sisi regulasi sebenarnya sudah banyak aturan-aturan yang membatasi bahkan melarang menebang hutan di kawasan hutan lindung tersebut, namun kurang seriusnya aplikasi dan pengawasan di tingkat bawah membuat regulasi belum berjalan efektif.

"Bukan hanya harimau, tapi hewan-hewan lain yang menjadi makanan harimau juga harus dijaga habitatnya agar rantai makanan tidak putus," demikian Dr. Yenrizal.

Diduga Terjadi Penebangan Hutan

Petugas Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Gunung Dempo, Harmansyah, membenarkan telah menerima laporan tersebut dan sedang mendalaminya.

"Munculnya harimau di Gunung Dempo akhir-akhir ini kemungkinan karena menipisnya sumber makanan di hutan dampak musim kemarau," ujar Harmasnyah.

Menurut dia memang masih ada sebaran populasi harimau di Wilayah Gunung Dempo meskipun belum diketahui pasti jumlahnya, warga setempat sudah mengetahui keberadaannya dan tidak berani mengganggu.

Tetapi meningkatnya aktifitas penebangan hutan di Gunung Dempo diduga juga memicu keluarnya harimau dari habitat mereka karena merasa terusik.

"Harimau itu tidak akan mengganggu jika tidak diganggu, maka kami sangat menentang keras penebangan hutan," tegasnya.

Ia juga mengingatkan kepada para wisatawan agar berhati-hati saat mengunjungi Gunung Dempo terutama para pendaki, upayakan menggunakan jalur daki yang direkomendasikan masyarakat setempat.

"Jika ingin mendaki dan berkemah usahakan bangun komunikasi dengan masyarakat serta minta rekomendasi lokasi yang tepat," jelas Harmansyah.

Sementara korban serangan harimau sudah mendapat perawatan di RSUD Besemah Kota Pagaralam pada Sabtu malam (16/11) karena menderita luka sayatan di bagian kening, serangan itu didapat saat korban sedang berkemah.

Harimau Disebut Nenek Gunung

Warga Kota Pagaralam digegerkan dengan penampakan harimau yang berkeliaran di perkebunan teh dan juga sekitar pemukiman masyarakat. Bahkan seorang warga asal Sekayu yang berwisata menjadi korban terkaman dan mengalami luka-luka ringan.

Kemunculan harimau tersebut diketahui berawal dari seorang wisatawan asal Kabupaten Empatlawang yang melihat penampakan hariamau berjalan di areal perkebunan teh di Gunung Dempo.

Dalam akun Instagram milik Muklis_Java mendapat kiriman Snapgram dari temannya memperlihatkan video penampakan harimau yang sedang berada dikawasan take off Paralayang Kota Pagaralam. Dalam postingan tersebut tampak jelas Harimau yang sedang keluar dari bawah pohon teh. Bahkan terlihat hatimau itu kembali masuk diantara pohon teh.

Tertulis dalam postingan itu, "Hati2 yang jalan-jalan ke Gunung sudah ado hewan buas Harimau la turun Gunung. Dapat kiriman kawasan wong 4 Lawang yang tadi sore maen ke Gunung arah Rimau," tulis akun Istagram Muhklis_Java.

Ketua RT Kampung IV Gunung Dempo, Dulrohim membenarkan jika warganya baru saja melihat penampakan harimau besar dikawasan Kampung IV yang tidak jauh dari permukiman warga.

"Warga saya baru saja melihat harimau atau nenek gunung itu. Tadi sekitar pukul 11.00 WIB di antara pohon teh dekat dengan permukiman warga," ujarnya.

Warga melihat jelas harimau loreng tersebut dengan ukuran sangat besar. Melihat ini warga langsung berlari karena takut diterkam.

Sementara informasi lain, Sabtu (16/11) menyebutkan, warga yang berkebun dikawasan Desa Bukit Timur Kecamatan Jarai juga melihat penampakan harimau dikawasan kebun kopi dua hari lalu, tepatnya Kamis (14/11).

Fandi, seorang warga Desa Serambi Jarai mengatakan, warga yang berkebun di Bukit Timur beberapa hari lalu juga melihat penampakan harimau di kebun kopi. "Warga Bukit Timur dua hari yang lalu juga melihat penampakan harimau di kebun kopi," ujarnya.

Tidak hanya itu warga juga melihat harimau dijalur pendakian Gunung Dempo lewat jalur pendakian Desa Bukit Timur. "Dijalur pendakian Desa Bukit Timur warga juga sering melihat harimau akhir-akhir ini. Hal ini membuat warga mulai takut ke kebun," katanya.

Terkam Warga
Dikabarkan ada salah satu wisatawan di kawasan Gunung Dempo diterkam harimau dan sempat menjalani perawatan di RSUD Besemah. Namun perkembangan terakhir pasien tersebut diizinkan pulang.

Kabag Umum RSUD Besemah, Anca membenarkan jika tadi malam ada pasien yang masuk ke RS Besemah karena diduga diterkam harimau. "Ya benar saya sudah tanya ke dokter jaga IGD," ujarnya.

Menurut Anca, memang ada pasien masuk dengan luka robek dipelipis yang katanya disebabkan diterkam harimau saat berada dikawasan Tugu Rimay Gunung Dempo," ujar Anca saat dihubungi Sripo, Sabtu (16/11).

Kabar terbaru, korban cakaran harimau tersebut diketahui bernama Irfan (19). Namun ia kini sudah diperbolehkan pulang dan rawat jalan di rumahnya.

Sementara itu Otek Cemehe juga menginformasikan kepada Sripo bahwa dirinya mendapatkan informasi ada wisatawan diterkam harimau saat berkunjung ke Gunung Dempo.

"Saya dapat info dari bapak teman saya. Kemarin malam ada warga Sekayu yang diterkam harimau saat berwisata di Gunung Dempo," katanya.

Imbau Tiadakan Kemping
POLRES Pagaralam langsung mengambil tindakan dengan mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke kebun teh di Gunung Dempo.

Pihak Polres mengimbau agar tidak ada aktivitas kemping selama kawasan Gunung Dempo belum dinyatakan aman dan bebas dari harimau yang saat ini dikabarkan berkeliaran di kawasan wisata Kota Pagaralam.

"Kami imbau masyarakat untuk sementara tidak melakukan aktivitas kemping di kawasan Tugu Rimau sampai keadaan aman dari kemunculan harimau," ujar Kapolres Pagaralam, AKBP Dolly Gumara SIk MH

Pihak Polres Pagaralam akan berkoordinasi dengan BKSDA terkait adanya kemunculan harimau tersebut. "Kami pihak Polres akan melakukan patroli dan mengimbau masyarakat. Kita juga akan berkoordinasi dengan BKSDA untuk pengamanan hewan liar tersebut," katanya.

Polres juga akan mengkoordinasikan hal ini ke pihak pengelolah wisata dikawasan Gunung Dempo. "Untuk penutupan lokasi wisata itu kewenangan pihak pengelola Tugu Rimau. Namun akan tetap kita koordinasikan," ujarnya.(one/cetak)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved