Peran Masjid
Menangkar Melalui Masjid
Ada sebuah slogan yang berbunyi "generasi muda adalah masa depan bangsa, bukanlah susunan kata-kata yang tidak bermakna.
Menangkar Melalui Masjid
Oleh Drs.HM. Daud Rusjdi AW
Da'i Bid Tadwin/Pengurus Masjid Al Qodr di Palembang
Ada sebuah slogan yang berbunyi "generasi muda adalah masa depan bangsa, bukanlah susunan kata-kata yang tidak bermakna.
Sebab bagaimanapun juga generasi muda ini adalah generasi pengganti atau generasi yang akan meneruskan perjuangan bangsa.
Oleh sebab itu tidak heran apabila generasi muda perlu terus menerus dibina dan dibekali dengan landasan yang kuat.
Disamping penanaman tekad dan semangat penuh kejuangan, juga dibekali dengan sikap mental, moral dan spiritual.
Kita sangat prihati dengan kejadian beberapa waktu lalu, dimana mahasiswa sebagai generasi muda yang menjadi harapan di masa kedepan, menjadi korban demo pengesahan undang-undang KUHP dan RUU Pemasyarakatan serta mencabut UU KPK hasil revisi.
Hal ini memang sesuai dengan semangat generasi muda.
Sebenarnya semangat seperti inilah yang diperlukan, namun harus pula dipertimbangkan baik buruknya, agar tidak menjadi kebablasan seperti kejadian demo beberapa waktu lalu.
Generasi muda yang berpredikat mahasiswa pada dasarnya tidak lagi menjadi perhatian khusus untuk membinanya, namun demikian bukan berarti harus dikesampingkan.
Namun mereka-mereka yang lain yang masih berkeliaran secara bebas yang seolah lepas dari kungkungan lingkungan keluarganya yang juga harus menjadi perhatian khusus.
Kita dapat melihat dimana-mana mereka berkeliaran termasuk anak-anak baik laki-laki maupun perempuan yang seharusnya masih banyak tinggal dirumah, tapi malam-malam masih berkeliaran tak tentu arah kemana mereka pergi.
Akibatnya, banyak permasalahan yang mereka ciptakan, termasuk perkelahian, mengkonsumsi obat-obat terlarang serta perkosaan dan lain sebagainya.
Mereka seperti inilah yang juga perlu ditangkar dengan berbagai kegiatan pembina an positif.
Mereka-mereka ini perlu ditangkar dengan pembinaan dan peningkatan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Maka peranan Masjid merupakan salah satu sarana alternative yang sangat strategis di tengah-tengah masyarakat.
Sekarang ini Masjid banyak bertebaran di setiap pelosok dan hampir nyaris berdekatan satu sama lain ditengah-tengah penghuni masyarakat.
Sementara Masjid yang kelihatan megah, namun yang mempergunakannya untuk ibadah sangat-sangat minim sekali dan banyak masjid yang tatkala waktu sholat hanya dihuni oleh beberapa orang saja.
Disinilah Masjid menjadi salah satu sarana untuk menempa mereka dengan berbagai kegiatan yang positif karena Masjid sebenarnya bukan saja untuk melaksanakan ibadah (mahdah) saja, tetapi juga menjadi pusat aktivitas social-budaya dan ekonomi (mu’amalah).
Masjid merupakan symbol yang mensinergikan dua kekuatan jasmani dan rohani, material dan spiritual atau pusat kegiatan urusan dunia dan akhirat.
Masjid sebagai pusat peribadatan adalah tempat untuk melaksanakan ibadah guna meningkatkan iman dan ketaqwaan.
Sedangkan sebagai pusat aktivitas social adalah tempat untuk melangsungkan hubungan komunikasi horizontal antar-warga masyarakat khususnya masyarakat umat Islam,
sehingga warga masyarakat dapat memecahkan segala permasalahannya termasuk persoalan pembinaan keimanan dan ketaqwaan para generasi muda dan anak-anak apalagi yang putus sekolah yang berada disekitar keberadaan Masjid.
Lebih jauh peranan Masjid sebagai pusat peribadatan umat Islam, memang sejauh ini belum banyak dikembangkan secara serius dan meluas.
Menurut pengamatan Lembaga Swadaya Masyarajat Masjid Indonesia Tk I Sumsel --berpusat di Jakarta, lebih kurang sepuluh tahun yang lalu, (masih ada atau tidak ada lagi lembaga ini sekarang) mengatakan, sebagai pusat peribadatan saja, masjid belum berperan dengan baik.
Masih banyak masjid yang belum digunakan walaupun untuk shalat tertentu.
Apalagi untuk shalat subuh berjamaah, dapat kita lihat paling banter diikuti oleh sepuluh orang bahkan kurang.
Oleh sebab itulah di Palembang khususnya, oleh Walikotanya, sejak beberapa tahun lalu telah digalakkan atau dicanangkan untuk shalat subuh berjamaah di Masjid.
Memang sekarang ini sudah mulai membuahkan hasil.
Buktinya sudah tampak di setiap masjid ada peningkatan jamaah yang sholat subuh.
Tentunya oleh pemerintah yang berwenang, dapat pula memberikan solusi jalan pemecahan untuk bagaimana membina para pemuda, remaja dan anak-anak yang masih berkeliaran di jalan-jalan.
Banyak yang merasa prihatin kepada anak-anak, terutama anak-anak usia Sekolah Dasar, yang masih berkeliaran dijalan-jalan pada malam hari, terutama pada jam-jam sholat.
Seharusnya mereka pula dapat dirangkul, terutama oleh orang uanya sendiri termasuk mereka yang berwenang sepeti menggalakkan sholat subuh bersama di masjid.
Peranan masjid
Untuk menangkar kegiatan generasi muda, remaja dan anak anak dengan pembinaan ketaqwaan kepada Allah SWT, maka peranan masjid merupakan salah satu alternative yang sangat strategis di tengah-tengah masyarakat.
Masjid tidak hanya menjadi tempat untuk melaksanakan ibadah saja, tetapi salah satunya untuk menjadi pusat aktivitas social budaya dan ekonomi (muamalah).
Masjid hendaknya menjadi dua symbol seperti ditulis di atas.
Masih menyinggung peranan masjid, walaupun esensi masjid memang berperan untuk beribadah dalam artian formal,namun kenyataan historisnya patut kita pahami adalah juga untuk menjawab berbagai tantangan zaman dan mengantisipasi kea rah perubahan yang lebih baik.
Di zaman Rasulullah dan di zaman para Sahabat dan selanjutnya bahkan sampai kepada para imam berikutnya, masjid tidah hanya berperan sebagai sarana peroibadatan secara khusus, tetapi juga sebagai tempat beribadah dalam artian yang luas, yaitu ke tingkat pembinaan ummat di segala aspek kehidupan.
Masjid juga merupakan semacam balai pertemuan yaitu tempat bermusyawarah dan menyelesaikan berbagai persoalan, baik bidang keagamaan maupun social masyarakat lainnya.
Tentu saja kegitan-kegiatan ini tidak meninggalkan kapasitas peribadat-angnya.
Memang benar, untuk menjadikan masjid sebagai sarana berbagai kegiatankemasjarakatan yang bernafaskan keagamaan tidak semudah membalikkan telapak tangan.contohnya saja peranan masjid sebagai pusat ilmu pengetahuan melalui perpustakaan kelolaan masjid.
Karena keterbatasan dana dan bahkan tidak ada dana sama sekali, mana mungkin sebuah masjid memfungsikan perpustakaan dengan baik.
Padahal kalau saja masjid dapat memfungsikan perpustakaan dengan menyediakan buku-buku berbagai jenis disiplin ulmu, maka masyarakat sekelilingnya termasuk para renaja dan anak-anak dapat memanfaatkannya,bahkan mungkin para mahasiswa dan pelajar dapat hadir untuk mencari referensi yang mereka butuhkan karena tidak jauh-jauh pergi ke Perpustakaan daerah yang memang dipersiapkan pemerintah.
Bila ini terjadi, bukan tidak mungkin akan menambah jamaah masjid karena mereka ada saja yang mempergunakannya untuk beribadah bila waktu shalat.
Demikian juga keberadaan Remaja Masjid yang hampir semua masjid menaunginya.
Keberadaan Remaja Masjid belum sepenuhnya memberikan arti yang dapat bermanfaat bagi lingkungannya.
Keberadaan Remaja Masjid kebanyakan baru sebatas adanya susunan kepengurusan yang menjadi arsip di masjid.
Kalaupun ada kegiatan, hanya sekali-sekali sewakltu ada peringatan hari-hari besar Islam.
Padahal Remja Masjid mempunyai potensi besar untuk dapat berkiprah dalam masyarakat dengan menghimpun remaja dan anak-anak kedalam masjid dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat terutama mengenai masalah keagamaan, dibawah naungan para sesepuh dan
Pengurus Masjid.
Demikian juga antara lain fungsi sosial masjid sebagai balai pertemuan dan tempat bermusyawarah masyarakat, maka amat jelas fungsinya.
Di sisi lain sebuah masjid mampu berfungsi sebagai intitusi sosial lainnya yang menggerakkan berbagai potensi kelompok dan golongan, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda/generasi muda dan sampai kepada masyarakat umum.
Bila fungsi ini telah dilaksanakan, maka berarti tidak ada lagi stratifikasi didalamnya.
Dengan begitu semua golongan dapat ditangkar didalam masjid untuk duduk bersama dengan berbagai kegiatan positif, terutama untuk menghindari berkeliaran anak-anak dan remaja usia sekolah di jalan-jalan.
Di zaman Rosulullah SAW dan para sahabat-sahabatnya dan sampailah kepada Imam berikut-berikutnya, masjid berperan meliuti keseluruhan persoalan kemasyarakatan.
Artinya, menjadi tempat beribadah dalam arti yang khusus, tetapi juga tempat beribadah dalam arti luas, yaitu ke tingkat pembinaan umat di segala aspek kehidupannya.
Masjid juga merupakan balai pertemuan, tempat bermusyawarah dan menyelesaikan berbagai permasalahan persoalan.
Oleh sebab itu dengan demikian sudah jelas, bahwa fungsi social masjid lainnya yaitu harus mampu menggerakkan berbagai potensi kelompok dan golongan dalam masyarakat.
Uniknya tidak lagi melihat berbagai stratifikasi sosial didalamnya.
Artinya, fungsi sosial masjid berada dalam kapasitas ibadah, dan ibadah tidak lagi melihat perbedaan status, posisi dan peran sosial baik dalam skala mikro maupun makro.
Kembali menyinggung tentang perpustakaan masjid, apabila kita rumuskan akan menjadi lima poin, sebagai berikut :
Pertama, perpustakaan masjid akan menjadi sumber bacaan yang lebih merakyat karena tidak membutuhkan birokrasi yang rumit dan bertele-tele.
Kedua,fungsi pendidikan, karena dapat membangkitkan kegemaran membaca anak didik melalui proses belajar mengajar yang tersusun dengan program yang telah ditetapkan.
Ketiga, fungsi rekreasi, karena buku-buku yang ada di perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan membaca diwaktu senggang, selain menumbuhkan kegemaran membaca.
Keempat, fungsi riset karena diselenggarakan untuk melayanipemakai dalam memperoleh informasi sebagai bahan rujukan guna kepentingan penelitian umpanya.
Dan tentang semua masalah yang berkembang di masyarakat. \
Kelima, fungsi informasi dan ini kembali kepada peran masjid seperti disebutkan tadi.
