Basahi Lahan yang Terbakar, Satgas Bor 14 Sumur
Hingga saat ini, sumur bor yang sudah selesai dibuat sebanyak dua titik di daerah Pedamaran.
PALEMBANG, SRIPO -- Satgas Karhutla akhirnya memutuskan untuk membuat 14 sumur bor diwilayah yang memang berpotensi besar terjadinya karhutla. Nantinya, 14 sumur bor ini dibuat untuk pemadaman titik api dan pembasahan lahan gambut agar tidak terbakar lagi.
Hingga saat ini, sumur bor yang sudah selesai dibuat sebanyak dua titik di daerah Pedamaran.
Kedalamam sumur bor yang digali sekitar 40 meter dilakukan pada daerah yang diperkirakan mengandung sumber air yang banyak.
"Kita tinggal mengelola penggunaan air. Dengan menggunakan mesin alcone untuk menghisap air dan menggunakan pipa serta selang yang panjang, agar air bisa dialirkan ke permukaan tanah yang lebih tinggi," ujar Danrem 044 Gapo Kolonel Arh Sonny Septiono, Rabu (2/10/2019).
Nantinya, membiarkan air mengalir selamanya hingga daerah sekitar menjadi basah. Lahan gambut yang terbakar di bawah permukaan tanah akan mati dan tidak mengeluarkan asap lagi.
Selain untuk pembasahan lahan, air yang mengalir bisa digunakan langsung untuk mematikan sumber titik api yang masih menyala. Sumur bor yang dibuat sebanyak 14 titik sumur bor di OKI seperti Sungai Bungin Kecamatan Pangkalan Lampam sebanyak tiga titik, Perigi Kecamatan Pampangan OKI lima titik, daerah Pedamaran Kecamatan Pedamaran tiga titik dan daerah Kayuara Kecamatan Tulung Selapan tiga titik.
"Upaya ini sudah berhasil, hanya membutuhkan waktu 3 jam untuk membuat satu sumur dengan biaya yang relative murah kurang lebih 9 jutaan. Airnya nanti, dialirkan ke daerah yang lebih tinggi di wilayah sekitar yang masih terbakar, sehingga bisa membasahi seluruh areal lahan yang terbakar," jelasnya.
Dari itulah, menurut Danrem mengharapkan seluruh Dansubsatgas yang ada di kabupaten-kabupaten agar berkoordinasi lebih intensif lagi kepada para Bupati dan dinas terkait untuk menggalakan pembuatan sumur bor ini secara masif.
"Karena kita sendiri sudah melaksanakan koordinasi di tingkat provinsi dan berhasil mewujudkan inovasi sumur bor ini," pungkasnya.
Kota Palembang, kembali diselimuti asap. Hal ini, dikarenakan di wilayah OKI kembali terbakar.
Terlebih, hujan juga tidak turun lagi dalam beberapa hari terakhir ini. Sehingga, api yang ada di lahan gambut di wilayah OKI kembali menyala dan menimbulkan asap hingga sampai ke Palembang.
Menurut Dandim OKI-OI Letkol Inf Riyadi ketika dikonfirmasi, setidaknya dalam beberapa hari ini titik api mulai meningkat lagi. Terpantau setidaknya ada 505 titik api yang ada di wilayah OKI.
"Saya sudah empat hari tidak pulang, karena memang api yang ada di sini muncul banyak," ujar Dandim, Rabu (2/10).
Menurut Riyandi, hingga kini dirinya bersama anggota Satgas Karhutla terus berjibaku memadamkan api yang masih menyala.
Terlebih, dengan tenaga yang tersisa dan kelelahan yang dialami untuk memadamkan api, tetap terus konsisten untuk berupaya memadamkan api yang masih membara.
"Kondisi saat memang api masih menyala. Anggota juga dilapangan terus berjibaku memadamkan api. Namun, terkadang terkendala di lokasi yang sulit di jangkau. Hari ini saja, kami harus mengangkat perahu yang kami gunakan karena sulitnya lokasi yang dilewati," katanya.
Dandim 0402 OKI, Letkol Inf. Riyandi mengungkap sumur bor terbukti dapat digunakan untuk memadamkan api dengan cepat. Selain itu, untuk pencegahan kebakaran, air dari sumur dapat digunakan untuk membasahi lahan gambut.
Di beberapa tempat, sumur bor ini juga berguna untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat.
"Dilokasi ini (sepucuk) kita bikin 10 titik sumur bor, lalu di Kecamatan Pampangan, Pangkalanlampam dan Tulung Selapan ada sebanyak 14 titik sumur. Ditambah dari BRG," katanya.
Riyandi juga menuturkan kapasitas air sumur bor bisa keluar 4 liter perdetik, berarti dalam waktu satu jam sumur bor mampu mengeluarkan air 16.000 liter perdetik. Hal ini menurut dia setara dengan kemampuan empat mobil Damkar yang berisi 4000-5000 liter setiap damkar.
"Ini sama dengan mobil Damkar tapi pemadaman dengan mobil Damkar juga memerlukan waktu yang panjang dan belum tentu mobilmya bisa masuk dengan leluasa ke lokasi," ucapnya.
Mendengar penjelasan Dandim, Bupati Iskandar meminta perusahaan tetap berpartisipasi aktif menangani Karhutlah yang masih mendera wilayah ini.
"Saya minta perusahaan untuk tetap proaktif termasuk pembuatan sumur bor tadi ditiap sudut, kalau tenaganya kurang kita akan bantu carikan. Lebih optimal kalau melibatkan masyarakat," Tambah Bupati.
Bupati juga mengajak Satgas Dalkarhutbunlah untuk menangani Karhutbunlah secara habis-habisan.
"Komitmennya sama seperti sebelumnya pola keroyokan yang kita utamakan," Ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan Satgas sudah berupaya meminimalisir titik hotspot api agar tidak meluas dan berjibaku di lapangan.
"Satgas gabungan yang sudah lima hari terakhir berjibaku memadamkan api di daerah Sepucuk, Kecamatan Pedamaran Timur," tutupnya.
Kebakaran Hutan Kebun dan Lahan (Karhutbunlah) yang kembali meluas di Sumatera Selatan, dengan daerah hotspot terbanyak yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Bahkan dari pantauan satelit, titik api yang tersebar di wilayah kabupaten OKI pada Rabu (2/10) sudah mencapai 505 Hotspot.
Lebih dari puluhan hektar lahan terbakar di daerah Sepucuk, Kecamatan Pedamaran Timur sehingga membuat kota Kayuagung beberapa hari ini berimbas kabut asap yang sangat pekat.
Menurut Samsul warga Kelurahan Celikah, Kecamatan Kayuagung Kabut asap pekat sudah mulai memasuki kota Kayuagung bahkan di malam hari terasa sangat mengganggu.
"Kabut asapnya udah ada hampir satu minggu, dan dalam dua hari ini asap sangat pekat," ucapnya, Rabu (2/10/2019).
Dia mengatakan kabut asap pekat terlihat pada sore hingga malam hari sedangkan untuk siang hari asap tidak terlihat.
"Asap biasanya mulai terlihat sekitar pukul 16.00 WIB. Kondisi kabut asap juga masih terjadi hingga pukul 06.00 WIB dini hari, dan membuat langit seperti mendung karena diselimuti kabut asap. Tetapi menjelang siang harinya kabut asap tidak terlihat atau hilang," jelasnya.
Dengan banyaknya kabut asap, masyarakat mulai mengeluhkan keadaan tersebut.
"Kalau lagi ke luar rumah terasa sesak, dan mata juga perih terkena kabut" ucapnya.
Pada hari ini, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (2/10), jumlah titik api di Kabupaten OKI mencapai 505 hotspot. Padahal pada hari sebelumnya, titik api hanya berjumlah 53 hotspot. (ard/cr12)