VIRAL Fenomena Langit Merah di Jambi dan Ular Berkaki di Riau Saat Kebakaran Hutan, Ini Faktanya!

VIRAL Fenomena Langit Merah di Jambi dan Ular Berkaki di Riau Saat Kebakaran Hutan, Ini Faktanya!

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
kolase foto handover
Viral fenomena langit merah di Jambi dan ular berkaki di Riau saat kebakaran hutan, ini faktanya! 

"Dalam kasus Jambi ini, kepadatan partikel-partikel mikro/nano di udara nampaknya cukup besar sehingga lebih padat ketimbang konsentrasi partikel pada udara normal," ujar Marufin.

"Karena lebih padat maka berkas cahaya Matahari yang melewatinya akan dihamburkan khususnya pada panjang gelombang pendek (spektrum biru dan sekitarnya) hingga medium (spektrum hijau dan sekitarnya)," kata dia.
Sehingga, hanya menyisakan panjang gelombang panjang (spektrum merah dan sekitarnya) yang dapat menerus sampai ke permukaan bumi.

Sekjen DPP PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Inginkan Legislator di Sumsel Seperti Lebah

9 Resep Olahan Singkong yang Praktis dan Lezat, Cocok untuk Cemilan Santai, Dijamin Ketagihan!

VIRAL Video Penampakan di Jembatan Musi IV Palembang, Pengemudi Kaget Saat Lihat Ini dari Dekat

Hal itulah yang membuat langit tampak berwarna kemerahan yang terlihat seperti di Muaro Jambi.

Selain itu, Marufin menyampaikan bahwa mekanisme serupa dengan langit memerah yang cukup lama (dan tidak umum) dengan lama waktu berjam-jam sebelum terbenam matahari.

Misalnya, pasca terjadi letusan dahsyat gunung berapi seperti teramati pada kejadian pasca-letusan Krakatau pada tahun 1883 maupun Pinatubo pada tahun 1991.

Adapun, Marufin menyampaikan, adanya kejadian langit merah ini juga tidak berdampak gangguan kesehatan mata.

"Menurut saya enggak sampai pada gangguan mata. Karena ini hanya hamburan cahaya biasa.
Sakit mata berpeluang terjadi lebih karena partikel-partikel mikro/nano itu. Bukan karena cahayanya," ujar Marufin.

Demi Buktikan Lucinta Luna Botak, Sosok Ini Jambak Rambut Palsunya, Nekat Berkelahi di Lorong WC

Tragedi Amsterdam Diungkit Kembali, Nagita Slavina Blak-blakan Akui Hal Ini, Raffi Ahmad Mati Kutu!

Pria Ini Disebut Saksi Nikah Siri Ayu Ting Ting dan Raffi Ahmad, Punya Ratusan Karyawan Perusahaan!

Sementara, Marufin menjelaskan bahwa lamanya durasi hamburan cahaya ini bergantung pada kepadatan partikel-partikel tersebut.

Semakin besar kepadatannya dengan ditunjukkan oleh makin tingginya nilai PM10 atau PM2.5 pada Air Quality Index (AQI).

Jika semakin tinggi kepadatan, maka semakin intensif hamburan Rayleigh yang melewatkan cahaya merah dari matahari terjadi.

Tak hanya itu, hamburan Rayleigh juga tergantung juga pada seberapa luas kepadatan besar dari partikel-partikel tersebut.

"Umumnya kalau makin dekat dengan sumbernya ya makin padat atau pekat. Hanya masih ada pengaruh angin yang juga menentukan," ujar Marufin.

Daun Bawang Ternyata Memiliki Segudang Manfaat, Salah Satunya Bagus untuk Kesehatan Jantung

Mulan Jameela Lolos Jadi Anggota DPR, Dua Koleganya Dipecat, Ini Imbas dari Putusan PN Jaksel

Kerja Keras Padamkan Api Karhutla, Cerita Petugas Temukan Ular Berkaki Tiga hingga Ditegur Beruang

Viral  Ular Berkaki ditemukan Saat Kebakaran Hutan

Ular berkaki yang ditemukan mati terbakar di lokasi karhutla di Desa Sekip Hilir, Kecamatan Rengat, Kabupaten Inhu, Riau, Rabu (18/9/2019).
Ular berkaki yang ditemukan mati terbakar di lokasi karhutla di Desa Sekip Hilir, Kecamatan Rengat, Kabupaten Inhu, Riau, Rabu (18/9/2019). (HANDOUT)

Seekor ular berkaki ditemukan mati di lokasi Karhutla di Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau.

Karnivora sangat langka ini ditemukan petugas yang sedang melakukan pemadaman titik api.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved