Berita Palembang
Musim Hujan di Sumsel Diprediksi Terjadi di Oktober, Pangdam II/SWJ Tambah Pasukan Atasi Karhutla
Musim Hujan di Sumsel Diprediksi Pada Oktober, Pangdam II/SWJ Tambah Pasukan Atasi Karhutla
Penulis: Rahmaliyah | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah
Musim Hujan di Sumsel Diprediksi Pada Oktober, Pangdam II/SWJ Tambah Pasukan Atasi Karhutla
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Berdasarkan prakiraan dinamika atmosfer, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan di Provinsi Sumatera Selatan baru akan muncul pada pertengahan Oktober 2019.
Turunnya hujan saat ini sangat diharapkan masyarakat, dengan harapan dapat memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang sudah mengakibatkan kabut asap.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Kenten Palembang Nuga Putrantijo menjelaskan, dinamika atmosfer di Sumsel saat ini masih terpantau normal musim kemarau dengan indikasi tidak adanya el nino dan la nina, kemudian interaksi angin Indonesia dan Afrika juga masih terpantau normal.
"Indikasi tersebut didukung dengan adanya perubahan dinamika atmosfer yang signifikan, yakni suhu muka laut di Indonesia cenderung dingin, menyebabkan uap air intensitasnya kecil dengan potensi angin masih cukup kencang di atmoser, sehingga pumpunan awan tidak terjadi dan membuat potensi hujan kecil," ujarnya, Rabu (18/9/2019).
• Wakili Polda Sumsel Kontingen Taekwondo Polres Muaraenim Raih 24 Medali Di Kejuaraan Kapolri Cup
• Kisah RA Nurlia, Sambil Menangis Mengaku Mantan Suami Telantarkan Anak Mereka, Lari ke LN,Ganti Nama
• Peringati Hari Perhubungan Petugas KAI Bersih bersih Stasiun dan Bagi-bagi Masker Kepada Penumpang
Selain itu, arah angin masih dominan dari arah tenggara Australia yang saat melewati garis khatulistiwa akan berbelok ke tekanan rendah di atmosfer Filipina dan Jepang, akibatnya uap air dari Sumsel tertumpuk di sekitar Filipina dan Jepang.
Namun saat ini matahari sudah bergerak mendekati garis khatulistiwa, jika matahari berada tepat di garis tersebut maka terjadi musim pancaroba, lalu bila matahari sudah melewati garis khatulistiwa menuju selatan belahan bumi maka pergerakan uap air akan berubah dari Filipina ke Sumsel.
"Perkiraan kemungkinan dipertengahan Oktober masuk musim penghujan , tapi kami masih perhatikan dinamika atmosfernya, mudah-mudahan hujan turun tidak terlalu lama lagi di Sumsel," ujarnya
Ia menambahkan prediksi tersebut bisa saja lebih cepat jika terjadi dinamika atmosfer yang mempengaruhi arah angin.
"Tapi potensi awan di Sumsel masih relatif kecil atau tipis, jadi belum ada indikasi hujan," tutupnya.
• Dandi Peranata Tewas Lakalantas di Jalinsum Lahat-Muaraenim, Dihantam Mobil Pikap
• Datangkan Langsung Juru Masak dari Thailand “Thai Spicy Week” di Wyndham Opi Hotel Palembang
• Amalan Doa Sebelum Tidur, Posisi Tidur yang Baik Sesuai Ajaran Rasulullah dan Manfaat yang Didapat
Sementara itu Pangdam II/SWJ, Mayjen TNI Irwan mengungkapkan, upaya pasukan darat yang saat ini berjumlah 3.000an personil terdiri dari gabungan TNI, Polri dan Manggala Agni akan ditambah untuk penguatan penanggulangan Karhutla agar lebih maksimal.
Koordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) pun juga dilakukan agar bisa ikut mengerahkan masyarakat membantu kekuatan.
"Penambahan personil dimungkinkan untuk di tiga wilayah Kabupaten OKI, OI dan Muba," katanya, Rabu (18/9/2019)
"Namun kita berupaya juga lewat doa semoga entah siang ini, sore atau besok atau lusa bisa segera turun hujan. Karena gambut tidak bisa diselesaikan oleh kita secara permanen, hanya hujanlah yang bisa. Jika tiga hari saja hujan berturut-turut maka semuanya pasti mati (titik api)," tambah Pangdam
Saat ini, lanjut Irwan, ribuan personil gabungan masih tinggal pada rumah-rumah warga desa dan ada pula yang membuat basecame darurat sementara agar lebih mudah saat berpatroli menanggulangi kebakaran.
• Dahsyat! Inilah Rahasia dan Manfaat Gerakan Sholat Bagi Kesehatan, Setiap Gerakan Tersirat Kebaikan
• 8 Suku Pedalaman Indonesia yang Masih Terasingkan, Dianggap Punah, No Terakhir Paling Ditakuti!
• Sering Kita Konsumsi Bahkan Hampir Setiap Hari, 6 Makanan Ini Pemicu Munculnya Jerawat
Ia tak menampik, Kondisi Basecame yang ditempati personil sangat sederhana hanya gubuk-gubuk biasa yang bahkan tidak tersedia tempat untuk mandi bagi personil.
"Kalau mau pulang kan jauh bahkan ada Dandim ya yang tidak pulang sampai satu bulan untuk memantau setiap hari. Beberapa kali saya tinjau seperti di Banyung Kincir hanya gubuk biasa, mereka ada yang terpaksa tidak mandi setelah ke desa yang ada sumur baru mandi
Oleh karenanya, dengan kondisi seperti ini pihaknya berupaya untuk dicarikan tempat yang laik untuk personil beristirahat agar kesehatan prajurit atau masyarakat terganggu.
"Kita khawatir juga kesehatan terganggu, makanya kita rolling untuk menjaga kondisi mereka apalagi jangka panjang," tegasnya.
Sementara untuk bantuan dari BNPB untuk penyediaan akomodasi personil yang saat ini tinggal, uang makannya diberikan ke penduduk untuk kemudian dimasak bersama masyarakat yang juga turut membantu.
Sedangkan, armada Helikopter yang dikerahkan saat ini berjumlah sembilan unit, dua untuk patroli dan tujuh heli waterboombing namun hanya enam yang sekarang beroperasi dan satu unit sedang maintenace. Enam unit ini juga disebar ke lokasi rawan karhutla seperti Kebun Raya Sriwijaya, Pangkalan 82, Cengal, Rambutan, Pampangan.
"Kita berharap tidak ada lagi titik api baru makanya saya imbau kepada seluruh lapisan masyarakat ataupun korporasi jangan adalagi yang membakar sebab api yang ada dilahan gambut lebih cepat menjalar lewat bawah sampai satu kilometer," ujarnya.
• VIRAL Foto Sepatu Jokowi Sebelum dan Sesudah Kunjungi Lokasi Kebakaran Hutan, Ini yang Dilakukannya
• Desa Burai Ogan Ilir Menuju Desa Wisata, Pemilik Home Stay Wajib Mempromosikannya di Dunia Digital
• Pelantikan DPRD Ogan Ilir Periode 2019-2024 Diwarnai Demo Mahasiswa, Protes Full Day School-Karhutla
Dilokasi yang sama, Kapolda Sumsel, Irjen Pol Firli Bahuri menambahkan, pihaknya berkerja sama dengan TNI dan Pemerintah Daerah dalam Satgas Penanggulangan Bencana Alam yang dilakukan berupa Pemadaman, Mitigasi dan Sosialisasi.
Tapi apabila ditemukan ada unsur tindak pidananya maka dilakukan penindakan sesuai hukum berlaku baik secara individu atau pertanggung jawaban korporasi. Dari para pelaku secara individu sudah ditindak seperti di Banyuasin, Ogan Ilir, Baturaja dan Musi Banyuasin.
"Apapun ikhtiar yang dilakukan tentu harus disempurnakan dengan doa. Para pelaku pembakaran ditindak tegas kalau memenuhi syarat untuk penetapan sebagai tersangka," tambahnya.