Berita Muratara
50 Hektar Lahan Kebun Sawit di Karang Dapo Muratara Terbakar, Satgas Gabungan Berjibaku Padamkan Api
50 Hektar Lahan Kebun Sawit di Karang Dapo Muratara Terbakar, Satgas gabungan Berjibaku Padamkan Api
50 Hektar Lahan Kebun Sawit di Karang Dapo Muratara Terbakar, Satgas gabungan Berjibaku Padamkan Api
SRIPOKU.COM, MURATARA - Lahan perkebunan sawit seluas 50 hektare di Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) terbakar.
"Ada beberapa titik yang terbakar itu, kalau ditotalkan semuanya sekitar 50 hektare," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muratara, Syarmidi kepada Tribunsumsel.com, Kamis (12/9/2019).
Ia mengatakan, perkebunan sawit produktif yang terbakar tersebut adalah milik masyarakat, yakni lahan Rozadul, Azwar dan Abdullah.
Selain itu, kebakaran lahan juga merambat hingga memasuki kawasan perkebunan sawit milik PT Dendy Marker Indah Lestari (DMIL).
Kebakaran itu kata Syarmidi sudah berlangsung sejak Rabu (12/9/2019) kemarin, hingga hari ini api masih membakar perkebunan sawit tersebut.
"Kemarin sekitar 25 hektare yang terbakar, hari ini bertambah lagi. Kami masih terus lakukan upaya pemadaman," ujarnya.
• Kebun Raya Sriwijaya di Indralaya Utara Ogan Ilir Terbakar, Pengelola Tutup Kunjungan untuk Umum
• Download Lagu Cakra Khan - Mencari Cinta Sejati (Official Music Video) Ost. Rudy Habibie
• DPD Projo Sumsel dan Aktivis 98 Kumpul Bersama Kirim Doa Buat Almarhum Presiden ke 3 BJ Habibie
Menurut dia, jenis tanah pada lahan yang terbakar itu merupakan tanah mineral dan gambut yang berisi semak belukar dan tanaman sawit.
Pihaknya telah menurun tim dari BPBD Muratara dan berkoordinasi dengan PT DMIL untuk meminta bantuan dalam upaya menanggulangi kebakaran lahan tersebut.
Adapun saranan pemadaman yang diturunkan yakni satu unit mobil pemadam kebakaran, tiga unit tangki air 5.000 liter, lima unit traktor, dua unit excavator, dan 45 unit mesin robin.
Lanjut Syarmidi, ada beberapa kendala yang dialami tim di lapangan hingga kebakaran lahan tersebut semakin meluas dan sulit dikendalikan.
• Agung Dibacok Begal Sadis Hingga Sekarat Dekat Flyover Jakabaring, Modusnya Pinjam Handphone
• Terungkap Muzdalifah Jual Rumah Mewah Pemberian Suami Pertamanya, Ternyata Ini Alasannya!
• Pasutri yang Ditangkap Mabes Polri di Palembang dengan BB 26 Kg Sabu-sabu, si Suami Mantan Polisi
"Kendalanya pertama akses jalan menuju lokasi itu cukup sulit, kemudian air di parit-parit sekitar kebun itu sangat sedikit, ditambah kondisi cuaca angin kencang," katanya.
Hingga kini tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD Muratara, dibantu masyarakat dan karyawan PT DMIL masih berjibaku memadamkan api di lokasi kebakaran.
"Kita berharap mudah-mudahan malam ini turun hujan, karena memang ini lahan gambut, di atasnya sudah padam, tapi di bawahnya masih ada api," ujarnya.
Polisi Segera Lakukan Penyelidikan
Kepolisian Resor Musi Rawas akan menyelidiki kebakaran puluhan hektare kebun sawit di Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
"Akan kita lakukan penyelidikan, kalau memang ada yang sengaja membakar, maka akan kita lakukan proses hukum," kata Kapolres Musi Rawas, AKBP Suhendro pada Tribunsumsel.com, Kamis (12/9/2019).
Pihaknya telah mengecek langsung ke lokasi kebakaran lahan perkebunan sawit tersebut bersama Dandim 0406 Musirawas, Lubuklinggau dan Muratara (MLM), Letkol Inf M A'an Setiawan.
"Saya sama pak Dandim sudah cek langsung, yang jelas saat ini kita upayakan pemadaman terlebih dahulu secara maksimal," ujarnya.
Sementara Dandim 0406 MLM, Letkol Inf M A'an Setiawan menyatakan, kebakaran kebun sawit di Kecamatan Karang Dapo tersebut terindikasi sengaja dibakar orang tak bertanggungjawab.
"Indikasinya sengaja dibakar, kita serahkan ke pihak Polres Musi Rawas untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut," katanya.
Ia menyebutkan, lahan perkebunan sawit yang terbakar tersebut merupakan milik masyarakat dan juga perusahaan PT Dendy Marker Indah Lestari (DMIL).
Ia mencurigai kebakaran itu terjadi karena disengaja dibakar oleh oknum warga yang mungkin dendam antar sesama masyarakat maupun dengan pihak perusahaan.
"Kemungkinan ada oknum yang memanfaatkan situasi kering, mungkin ada orang-orang yang tidak senang dengan perusahaan atau konflik antar masyarakat itu sendiri," ujarnya.
"Konflik itu sering terjadi, kami imbau kalau ada masalah itu jangan dilampiaskan dengan membakar karena dampaknya masyarakat banyak,” tambahnya. (Rahmat/TS)