Banyak Yang Tak Tahu, Ini Sejarah Diciptakannya Tempe Ternyata Sebagai Penyelamat Kesehatan Penduduk

Tempe merupakan bahan makanan yang muncul saat masyarakat Indonesia ketika itu ada berada di jaman penjajahan, khususnya di era Tanam Paksa?

Editor: ewis herwis
Net
Tempe 

SRIPOKU.COM-- Tempe, makanan khas Indonesia yang terbuat dari hasil fermentasi biji kedelai menggunakan ragi.

Makanan ini relatif mudah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia, khususnya Jawa, dalam berbagai ragam penganan.

Misalnya gorengan dan sayur dalam berbagai olahan, bahkan saat ini penggunaan tempe sudah diinovasikan untuk sejumlah makanan modern, seperti bahan pembuatan brownis dan sebagainya.

Namun, tahukah Anda bahwa tempe merupakan bahan makanan yang muncul saat masyarakat Indonesia ketika itu ada berada di jaman penjajahan, khususnya di era Tanam Paksa?

Meski Juara Liga Champion, Liverpool Tak Ditakuti di Ajang Piala Dunia Antarklub, Justru 4 Tim Ini

Berikut Pertolongan Pertama Jika Hidung Si Kecil Kemasukan Benda Asing

JANGAN DIBUANG, Kulit Jeruk Masih Bisa Dimanfaatkan, Salah Satunya Mengusir Nyamuk Dan Serangga

Tempe
Tempe (Cara Kesehatan)

Dikutip dari artikel Harian Kompas edisi15 Februari 2001, Sejarawan juga Budayawan Dr. Onghokham pernah menuliskan masyarakat Jawa pada era tanam paksa penjajahan Belanda di abad ke-19, terpaksa mengonsumsi tempe yang tidak sengaja mereka temukan sebagai penyelamat kesehatan penduduk.

Seperti kita tahu, tempe yang terbuat dari kedelai ini mengandung protein nabati yang tinggi.

Meski diduga diciptakan secara tidak sengaja, namun penemuan yang dilakukan oleh pihak yang tidak diketahui hingga saat ini, telah membawa banyak banyak pengaruh di dunia kuliner nasional bahkan internasional.

Lagi Musim, Ini Manfaat Tak Terduga Dari Buah Mangga Khususnya Ibu Hamil

Nikmatnya Tempe Mendoan Bisa Bikin Sendiri Di Rumah, Begini Cara Membuat Dan Bahan-Bahannya

Yuk Buat Berbagai Jenis Kaldu Gurih Sendiri Di Rumah, Begini Caranya

Pengrajin membuat tempe di kawasani pabrik tahu dan tempe Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (19/9/2018). Pengrajin tempe dan tahu  mengadu terkait kenaikan dolar yang hampir menyentuh angka Rp 15.000 ke hadapan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Pengrajin membuat tempe di kawasani pabrik tahu dan tempe Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (19/9/2018). Pengrajin tempe dan tahu mengadu terkait kenaikan dolar yang hampir menyentuh angka Rp 15.000 ke hadapan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.(KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

Dituliskan oleh Onghokham, awalnya masyarakat biasa mendapatkan bahan makanan dari kegiatan berburu, beternak, atau memancing. Asupan masyarakat Jawa pada tahun 1810-an pun disebut masih didominasi oleh bahan makanan hewani.

Masyarakat beternak ayam, kambing, memanfaatkan buah kelapa atau sayur-sayuran yang ada di sekitar rumah untuk diolah menjadi kudapan penuh gizi.

Namun, semakin menciutnya hutan yang berganti menjadi kebun milik Belanda memicu program tanam paksa yang menjadikan masyarakat sebagai kuli ini menyita waktu mereka untuk melakukan kegiatan yang sebelumnya kerap mereka lakukan.

Berikut Fakta-Fakta Kematian Bayi Baru Lahir Seperti Yang Dialami Putri Kedua Muzammil Hasballah

Tak Banyak Yang Tahu, Ini Manfaat Dan Kandungan Yang Terdapat Dalam Buah Naga

Cara Sederhana Dan Ampuh Mengusir Kecoa Dari Rumah, Cukup Gunakan 5 Bahan Ini

Hal itu pun berdampak pada cara mereka memperoleh bahan makanan dan pola asupannnya.

Masyarakat tak lagi banyak mendapatkan protein dari bahan makanan daging atau yang bersifat hewani lainnya.

Dalam Encyclopedia van Nederlandsch Indie (1992), tempe disebut sebagai kue yang terbuat dari kacang kedelai dan merupakan makanan rakyat (volk’s voedsel).

Proses pembuatan tempe hingga saat ini masih berjalan dengan begitu tradisional, dengan diinjak-injak oleh kaum laki-laki, dan dicuci di air yang mengalir. Maka dari itu, banyak pabrik tahu atau juga tempe yang terletak di sekitar aliran sungai.

Proses pembuatan ini begitu serupa dengan proses pembuatan anggur yang juga dilakukan oleh kaum laki-laki. Hal yang membedakan hanyalah perkembangan pengolahannya di hari ini.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved