Human Interest Story

Jang Youn Cho Rektor Asing Pertama di Indonesia, Pimpin Universitas Daring

Sebelum menjadi Rektor Universitas Siber Asia, ia memiliki segudang pengalaman memimpin perguruan tinggi kelas dunia.

Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Jang Youn Cho 

MENTERI Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memperkenalkan Jang Youn Cho sebagai rektor asing pertama di Indonesia. Ia akan memimpin Universitas Siber Asia yang merupakan kerjasama antara Universitas Nasional Jakarta dengan Hankuk University of Foreign Studies Korea Selatan.

Jang Youn Cho sendiri berasal dari Korea Selatan. Sebelum menjadi Rektor Universitas Siber Asia, ia memiliki segudang pengalaman memimpin perguruan tinggi kelas dunia.

Bersumber dari Tribunnews.com yang mengutip laman Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional mengenai profile Jang Youn Cho yang diposting 21 Februari 2018 lalu, Profesor Cho kembali ke Korea pada 1997 setelah tinggal tujuh belas tahun di Amerika Serikat.

Setelah krisis keuangan 1997-1998, ia menjabat sebagai Wakil Ketua pendiri Dewan standar akuntansi Korea--badan pengaturan akuntansi di Korea, yang meletakkan fondasi untuk transparansi yang lebih baik dalam standar akuntansi Korea.

Bidang penelitiannya meliputi penilaian dan analisis bisnis, kegigihan penghasilan serta akuntansi internasional.

Profesor Cho juga masuk nominasi sebagai tujuh "Best Professor" dalam kurun sepuluh tahun di Universitas Nebraska-Lincoln.

Ia adalah dosen pendidikan daring atau online pertama di Korea. Ia membuka program Siber MBA, ketika menjabat sebagai Dekan, di Graduate School of Business.

Kemudian, ia menjabat sebagai Wakil Presiden Universitas Siber Studi Luar Negeri Hankuk. Ia menjabat sebagai pejabat untuk beberapa perusahaan termasuk perusahaan S-Oil, Korea-Saudi Aramco.

Setelah pensiun pada bulan Agustus 2017, ia memiliki misi untuk menyumbangkan pengalamannya guna mempromosikan pendidikan online bagi banyak orang muda Indonesia.

"Rektor tadi punya pengalaman memimpin perguruan tinggi, satu pernah memimpin perguruan tinggi di Hankuk University, Korea Selatan dan pernah di Amerika dan sekarang dia menjadi rektor di Universitas Siber Asia ini," kata Nasir disela-sela Pembukaan Kegiatan Ilmiah dan Rakornas Inovasi 2019 dalam rangkaian Hakteknas ke-24, di Denpasar, Senin (26/8).

Universitas Siber Asia tersebut, lanjut Nasir, akan diselenggarakan oleh Universitas Nasional Jakarta bekerja sama dengan Hankuk University of Foreign Studies Korea Selatan. Dia mengklaim perguruan tinggi itu nantinya yang pertama kali di Indonesia berbasis pada daring atau "online".

Pihaknya mengharapkan dengan kehadiran rektor asing tersebut dapat meningkatkan angka partisipasi kasar (APK), mutu pendidikan menjadi baik dan meningkatkan daya saing di tingkat internasional.

"Harapan saya karena ini Asia, mahasiswanya tidak saja dari Indonesia, dan ini ada permintaan mahasiswa bisa dari Asia Tenggara, Asia Barat maupun Afrika. Mudah-mudahan bisa jalan," ucapnya.

Terkait dengan penempatan rektor asing di perguruan tinggi negeri, Nasir mengatakan saat ini masih sedang memperbaiki peraturan pemerintahnya dan peraturan terkait lainnya, sehingga baru bisa jalan sekitar tahun 2020.

Pihaknya berharap dengan kehadiran rektor asing nantinya bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi di Tanah Air untuk meningkatkan kualitas.

"Jadi bukan lagi berpikir masalah penjajahan. Tidak ada di dunia pendidikan tinggi, di dunia manapun, semua perguruan tinggi di dunia selalu berkolaborasi," ujar Nasir. (ant/tribunnews)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved