Penderitaan Rahmadi 3 Tahun Dikurung di Kotak Hingga Kerdil Berakhir Dijemput Orang Tuanya
Penderitaan Rahmadi 3 Tahun Dikurung di Kotak Hingga Kerdil Berakhir Dijemput Orang Tuanya
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Hendra Kusuma
Hal ini lantaran kondisi Rahmadi yeng mengalami gangguan keterbelakangan mental serta tunawicara.
"Kalau ditinggal sendirian di rumah, kami juga takut terjadi apa-apa. Karena dia (Rahmadi) suka sembarangan pegang barang," katanya.
===
Rahmadi 3 Tahun Dikurung dalam Kotak dan Diterlantarkan, Tubuh Warga Sungai Baung PALI 3 ini kemudian mengecil,
Tubuhnya menjadi kerdil karena Dikurung dalam kotak Bak dalam Kandang Kambing.
Kondisi ini makin perparah karena Rahmadi memang memiliki keterbelakangan mental dan tak dikehendaki oleh keluarganya.
Kondisi mengenaskan Rahmad terungkap setelah warga Desa Sungai Baung Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI (Penukal Abab Lematang Ilir), Rabu (21/8/2019) melaporkan kondisinya ke pihak berwenang.
Rahmad sudah berusia 17 tahun namun kondisi tubuhnya kerdil, sebab, selama lebih kurang tiga (3) tahun dirinya harus menjalani hidup dikurung dalam kotak bak dalam kandang kambing oleh orang tua kandungnya sendiri.
Kondisi diperparah lantaran tempat Rahmadi dikurung di kunci dari luar, sehingga tempat makan saat diberi orang tua menjadi tergabung dengan tempat buang air baik air kecil maupun buang air besar.
Memiliki kondisi keterbelakangan mental dan tunawicara membuat Rahmadi harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) PALI lantaran diduga mengalami gizi buruk.
"Kasihan, selain dikurung, dia (Rahmadi) juga kerap dipukuli oleh orang tuanya," ungkap Ponira (75) tetangga Rahmadi dijumpai di RSUD PALI, Rabu.
Menurutnya, kondisi demikian sudah terjadi sejak Almarhumah Nyami (50) orang tua angkat Rahmadi meninggal dunia pada tahun 2016 lalu.
Lantaran, Rahmadi sejak kecil sudah diasuh orang tua angkatnya dan tinggal di Pulau Jawa sebelum dipulangkan ke orang tua kandungnya di Desa Sungai Baung.
Sebelum dikurung, lanjutnya, Rahmadi juga ditinggalkan di bawah pohon pisang.
"Kami tidak tega, melihat Rahmadi madan dan BAB ditempat yang sama. Saat kami lihat kondisinya semakin memprihatinkan kami berinisiatif langsung membawa ke rumah sakit," jelasnya sambil meneteskan air mata.