Berita Pali
5 Fakta Danau Burung di Kabupaten PALI, Kampung 'King of Fish' Hingga Pendangkalan
wisata Danau Burung yang terletak di Kecamatan Penukal Utara Kabupaten PALI.Kawasan ini sangat cocok dikunjungi bagi sebagian masyarakat ...
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Budi Darmawan
SRIPOKU.COM, PALI -Kabupaten PALI (Penukal Abab Lematang Ilir) memiliki sejumlah tempat wisata yang asik dikunjungi.
Selain bisa dinikmati bersama keluarga, kawasan wisata di Bumi Serapat Serasan juga nikmat dikunjungi saat menghabiskan waktu libur di akhir pekan.
Salah satunya, ialah wisata Danau Burung yang terletak di Kecamatan Penukal Utara Kabupaten PALI.
Kawasan ini sangat cocok dikunjungi bagi sebagian masyarakat penikmat olahraga memancing.
Berikut kumpulan lima fakta tentang Wisata Danau Burung:
1. Miliki SDA Melimpah (Kampung Raja Ikan)
Wisata Danau Burung menjadi salah satu wilayah penghasil sumber daya alam lumbung ikan terbesar di Bumi Serapat Serasan setiap tahunnya.
Danau Burung ini dikenal warga masyarakat di Kabupaten PALI kampung Raja ikan atau King Of Fish.
Hasil panen ikan di Danau Burung tiap tahunnya bisa mencapai 70 ton ikan.
2. Luas Wilayah Masuk 3 Desa
Wisata Danau Burung memiliki luas wilayah 36 Hektare dan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Musi Banyuasin.
Danau Burung sendiri terletak di 3 Desa Kecamatan Penukal Utara, yakni Desa Tempirai Utara, Desa Tempirai Timur dan Desa Tempirai Induk serta memiliki air yang berwarna coklat pekat di Kabupaten PALI.
Saat Panen Raya Ikan, warga di tiga desa tersebut bisa sepuasnya ikut memanen ikan.
3. Akses Darat dan Sungai
Untuk menuju ke Danau Burung, wisatawan bisa memakan waktu 3 jam perjalanan darat dan sungai.
Dimana, jaraknya sekira satu jam perjalanan darat dari pusat kota Pendopo le Kecamatan Penukal Utara di Desa Tempirai.
Kemudian, pengunjung harus menempuh jalur sungai dengan menyewa perahu ketek milik nelayan di Desa Tempirai.
Perjalanan sungai ini memakan waktu 1-2 jam perjalanan menggunakan perahu nelayan.
Saat menempuh jalur sungai, air di Danau Burung berwarna hitam pekat dan bisa menikmati pemandangan sungai saat diperjalanan.
4. Dikelola Pemenang Lelang
Pengelolaan Wisata Danau Burung sendiri harus melalui tahap lelang.
Saat dilakukan lelang lebak lebung atau lelang sungai, pastinya Danau Burung memiliki harga yang fantastik, karena ditopang dengan hasil ikan yang melimpah dan menjanjikan.
5. Alami Pendangkalan
Sayangnya sejak tiga tahun terakhir hasil ikan dari danau seluas 36 hektar ini terus mengalami penurunan hingga 25 ton setiap tahunya.
Hal disebabkan akibat adanya zat asam yang mengalir dari areal perkebunan kelapa sawit, milik PT Proteksindo yang berada di dekat wilayah Danau Burung.
Sehingga, dampaknya Danau Burung ini terus mengalami pendangkalan.
Sumari (36) warga Desa Tempirai Induk yang juga pemenang lelang sungai sejak tahun 2015 lalu hingga saat ini menjelaskan, sejak tahun 2017 hasil ikan dari Danau Burung yang dulunya melimpah kini hanya tinggal cerita belaka.
Dimana, danau yang harga lelangnya nyaris menyentuh angka Rp200 juta ini, terus mengalami penurunan hasil ikan setiap tahunya.
Menurut dia, saat panen ikan dari Danau Burung di tahun 2016 dengan harga lelang Rp90 juta dirinya dirnya mendapat kurang lebih 70 Ton ikan dengan keuntungan mencapai Rp1,4 Milyar.
"Tahun 2016 itu hasil yang paling besar dari penjualan ikan sekitar 70 Ton, belum ditambah sama hasil yang banyak dibagikan kepada warga ataupun warga yang ikut langsung panen Raya saat itu," ungkap Mari sapaannya, Selasa (13/8/2019).
Setelah panen pada tahun 2016, lanjut Sumari, saat kondisi air danau mengering, diketahui bahwa Danau Burung telah mengalami pendangkalan, karena banyaknya lumpur dari buangan zat asam kanal diduga dari PT Proteksindo yang masuk ke areal danau.
"Tahun 2017 kita mengambil lelang dengan harga Rp175 juta, namun gagal panen, dan dilanjutkan dengan tahun 2018 tidak dilelang, namun saat itu hasil nyahanya delapan ton, artinya memang tidak ada keuntungan. Tahun 2019 ini kita menang lelang lagi untuk Danau Burung dengan harga hanya Rp6 juta, dan masih menunggu hasil panen nanti," jelasnya.
Dirinya berharap, adanya perhatian dari pemerintah dan perusahaan terkait hal ini, karena ditakutkan ikan bertambah habis.
"Agar bisa dilakukan pengerukan lumpur didasar dan membuat pembatas agar limbah tidak masuk ke Danau Burung, agar hasil ikan tidak terus mengalami penurunan secara drastis setiap tahunnya," harapnya.
Sementara, Staff Humas PT Proteksindo Amseri mengatakan, bahwa pihaknya sendiri belum mendapatkan laporan atas duggaan pencemaran limbah tersebut. Dan dirinya akan terlebihdahulu melaporkan hal ini kepimpinanya.
"Kita belum tahu. Karena kita ada pimpinan maka akan dilaporkan terlebihdahulu. Tuduhan itu bersifat sepihak, maka itu kita akan lakukan pengecekan terlebihdahulu dan duduk bersama menyelesaikanya," jelasnya.