Wajib Disimak, Inilah 6 Kesalahan Keuangan Terbesar Generasi Milenial
Generasi milenial kerap dipandang kesulitan mencapai kemandirian finansial. Namun demikian, sebenarnya generasi ini bisa merdeka finansial asal tahu c
SRIPOKU.COM, NEW YORK - Generasi milenial kerap dipandang kesulitan mencapai kemandirian finansial. Namun demikian, sebenarnya generasi ini bisa merdeka finansial asal tahu cara dan komitmen dalam membuat keputusan keuangan.
Dilansir dari CNBC, Selasa (6/8/2019), perencana keuangan Brian M Kuderna mengatakan, banyak milenial yang terjebak dalam anggapan mencari waktu yang tepat untuk mulai menabung.
• Begini 4 Cara Cerdas Belanjakan Gaji Pertama Generasi Milenial dan Gen Z
• Inilah 4 Saran Keuangan Wajib Disimak Generasi Milenial
"Waktu yang tepat berarti secepat mungkin. Jika kamu belum mulai menabung, maka ini saat yang tepat untuk mengidentifikasi kebiasaan buruk keuanganmu dan segera memperbaikinya," ujar Kuderna.
Menurut dia, berikut adalah 6 kesalahan keuangan terbesar yang dilakukan generasi milenial.
1. Membiarkan utang kartu kredit menumpuk
Kuderna menjelaskan, menggunakan kartu kredit secara teratur dan bertanggung jawab adalah salah satu cara efekrif membangun skor kreditmu. Riwayat kepatuhan bayar dan transaksi akan menentukan apakah aplikasi kredit rumah maupun kredit kendaraan bermotor dikabulkan atau tidak.
"Sayangnya, sebagian besar milenial yang bekerja sama dengan saya susah payah melunasi utang kartu kredit," ungkap Kuderna.
Dia menuturkan, ada dua aturan penting dalam penggunaan kartu kredit, yakni jangan mengandalkan kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan jangan menggunakan kartu kredit untuk belanja berlebihan membeli barang yang tak dibutuhkan.
"Jika kamu baru lulus dan baru saja memasuki dunia kerja, cobalah menyimpan sebanyak-banyaknya uang ke rekening bank selama enam bulan kariermu. Ini akan memberikan pijakan awal dalam memupuk tabungan dan membuat penyehatan kartu kredit lebih mudah," saran Kuderna.
2. Tidak punya dana darurat
Kuderna mengungkapkan, tiap kali dirinya mengisi seminar literasi keuangan untuk mahasiswa, ia bertanya tentang cita-cita terbesar mereka setelah lulus kuliah. Jawaban paling populer biasanya adalah membeli rumah.
Namun, tak ada yang menjawab cita-cita berupa memupuk dana darurat. Menurut Kuderna, banyak orang membuat kesalahan berupa menabung untuk satu tujuan saja.
"Hasilnya, mereka terlilit utang atau harus menarik dana dari tabungan lain," ucap dia.
Kuderna menjelaskan, dana darurat adalah jaring pengamanmu apabila mengalami kondisi darurat keuangan, semisal penyakit atau kehilangan pekerjaan. Ada pula dana segera, yang ditujukan bagi pengeluaran kecil yang dapat diprediksi, misalnya perbaikan rumah, kendaraan, atau upah pekerja renovasi rumah.
Biasanya, dan darurat harus dapat menanggung biaya hidupmu selama tiga hingga enam bulan.
Menabung dapat mendatangkan banyak keuntungan, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun negara.Dok. HaloMoney.co.id Menabung dapat mendatangkan banyak keuntungan, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun negara.
3. Belanja setara penghasilan
Ketika muda, hidup untuk saat ini terkesan lebih menarik ketimbang merencanakan masa depan. Akan tetapi, kamu tidak akan mencapai kemerdekaan finansial jika selalu terjebak "inflasi gaya hidup" alias menaikkan belanja ketika penghasilan bertambah atau gaji naik.