Asal Usul Qurban, Keikhlasan Nabi Ibrahim Sembelih Anaknya Sendiri Demi Tunaikan Perintah Allah SWT
Asal Usul Qurban, Keikhlasan Nabi Ibrahim Sembelih Anaknya Sendiri Demi Tunaikan Perintah Allah SWT
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Welly Hadinata
Lalu ia mendatangi bukit Marwah lalu berdiri disana seraya melihat-lihat adakah orang disana.
Namun ia tidak mendapatkan seorang pun disana.
Ia lakukan itu – berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
Setelah mendekati Marwah ia mendengar sebuah suara.
Ia pun berkata, “Diam!” Maksudnya untuk dirinya sendiri. Kemudian ia berusaha mendengar lagi hingga ia pun mendengarnya.
“Engkau telah memperdengarkan. Adakah engkau dapat menolong?”
Tiba-tiba ia mendapati Malaikat di dekat sumber air Zamzam. Kemudian Malaikat itu menggali tanah dengan tumitnya sehingga muncullah air.
Selanjutnya Ibunda Ismail membendung air dengan tangannya dan menciduknya dan air bertambah deras.
Nabi Muhammad bersabda:
“Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Ibu Ismail, jika saja ia membiarkan Zamzam – atau Beliau berkata: ‘seandainya dia tidak menciduk airnya- niscaya Zamzam menjadi mata air yang mengalir.”
Kemudian ibunda Ismail minum dari air itu dan menyusui anaknya.
• Bacaan Niat, Aturan & Waktu yang Paling Baik untuk Menyembelih Hewan Kurban di Hari Raya Idul Adha
• Inilah Bacaan Bilal saat Solat Idul Adha dalam Bahasa Arab, Lengkap dengan Niat Solat Lebaran Haji
• Lafaz atau Bacaan Takbiran Idul Adha dalam Bahasa Arab dan Latin Lengkap dengan Videonya
Ismail tumbuh menjadi besar dan belajar Bahasa Arab di kalangan Bani Jurhum. Hingga pada suatu hari, ayahnya, Nabi Ibrahim datang menjumpainya. Allah mengisahkannya di dalam Al-Qur’an:
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersamasama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” (QS Ash-Shafaat [37] : 102)
Nabi Ibrahim datang menjumpai anaknya untuk menyampaikan perintah Allah agar menyembelihnya. Bisakah kalian bayangkan teman-teman? Setelah menunggu bertahun-tahun, Nabi Ibrahim baru dikaruniai anak di usia tuanya. Lalu beliau diperintahkan untuk meninggalkan anak dan isterinya di suatu tempat asing yang jauh darinya dan tidak berpenghuni. Meskipun sangat besar kecintaan beliau kepada keluarganya, namun beliau seorang yang teguh dan taat terhadap perintah Allah. Tidak sedikitpun beliau bergeming, bahkan bersegera ketika Allah memerintahkannya.
Nabi Ismail pun menjawab: