Asal Usul Qurban, Keikhlasan Nabi Ibrahim Sembelih Anaknya Sendiri Demi Tunaikan Perintah Allah SWT
Asal Usul Qurban, Keikhlasan Nabi Ibrahim Sembelih Anaknya Sendiri Demi Tunaikan Perintah Allah SWT
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Welly Hadinata
Nabi Ibrahim meninggalkan mereka disana beserta geribah yang di dalamnya terdapat kurma serta bejana kulit yang berisi air.
Setelah itu Nabi Ibrahim berangkat dan diikuti oleh Hajar seraya berkata,
“Wahai Ibrahim, kemana engkau hendak pergi, apakah engkau akan meninggalkan kami sedang di lembah ini tidak terdapat seorang manusia pun dan tidak pula makanan apapun?”
Pertanyaan itu diucapkan berkali-kali, namun Nabi Ibrahim tidak menoleh sama sekali, hingga akhirnya Hajar berkata kepadanya: “Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini?”
“Ya.” Jawab Nabi Ibrahim
“Kalau begitu kami tidak disia-siakan.” Dan setelah itu Hajar pun kembali.
Ibrahim pun berangkat sehingga ketika telah jauh sampai di Tsamiyah, beliau pun menghadapkan wajahnya ke Baitullah dan berdoa:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS Ibrahim [14] : 37)
Dan Hajar pun menyusui Ismail dan minum dari air yang tersedia.
Sehingga ketika air yang ada dalam bejana sudah habis, maka ia dan puteranya pun merasa haus.
Lalu Hajar melihat puteranya merengek-rengek.
Kemudian ia pergi dan tidak tega melihat anaknya tersebut.
Maka ia mendapatkan Shafa merupakan bukit yang terdekat dengannya.
Lalu ia berdiri di atas bukit itu dan menghadap lembah sembari melihat-lihat adakah orang di sana, tetapi ia tidak mendapatkan seorang pun disana.
Setelah itu ia turum kembali dari Shafa dengan susah payah sehingga sampai di lembah.