General Manager Carmeta Tour and Travel Service Ungkap Kunci Sukses Bisnisnya, Ternyata Amalkan Ini

General Manager Carmeta Tour and Travel Service Ungkap Kunci Sukses Bisnisnya, Ternyata Ini yang Amalkan

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ, HANDOUT
Herry Timadius bersama pilot pesawat carter. 

Percaya kalau orang jika diberi kesempatan akan berubah.

"Kita lihat juga selain sabar, tidak marah. Diplomasinya juga bagus. Dengan usaha kecil ini saja, dia diundang mantan Presiden China Hu jin dao, Presiden SBY, Soeharto, Megawati meresmikan di Muntok."

"Pernah diundang Wapres Taiwan. Untuk ukuran orang sederhana bukan kaya raya adalah kepuasan tersendiri dan bangga diundang kepala negara. Apalagi seperti Presiden China," katanya.

Gadis Pemulung yang Sukses Raih Beasiswa di Universitas Melbourne

Kini Sukses Jadi Seleb Terkenal, 6 Artis Ini Ternyata Korban Bully, No 2 Sampai Alami Tekanan Mental

Deretan Anak Pejabat Pilih Hidup Sederhana, Ada yang Anak Gubernur, No 3 Sukses Jadi Artis Ngetop!

Orang tuanya juga terlibat dalam Ketum Perhimpunan Keluarga Besar Hakka Sumsel.

Ketua Umum Yayasan Sosial Sukamaju yang membawahi Panti Jompo gratis, dan rumah penitipan abu di Sukamaju.

Dan juga Ketua Persatuan Gereja Tionghoa Indonesia Wilayah Sumsel.

Aku sendiri sebagai Sekretaris Perhimpinan Keluarga Besar Hakka Sumsel.

Pengurus rumah penitipan abu di Sukamaju. Jangan sombong.

Berdiplomasi yang baik dan sabar dan selalu menanggapi hal-hal secara positif.

"Misal ada kawan ngomong apo. Jangan diambil negatifnya saja. Dengan kegiatan sosial jangan takut berbuat sosial, penghasilan berkurang."

"Dengan kita berbuat baik, tentu akan datang kebaikan lain menghampiri kita apabila perbuatan kita disertai dengan ketulusan."

"Yayasan Sosial ini tidak memandang perbedaan. Sebagai contoh penitipan rumah abu secara fisik terbagi 4. Ada blok umat Budha, Kristen dan Katolik, Islam," beber Herry.

Herry Timadius bersama keluarga besarnya.
Herry Timadius bersama keluarga besarnya. (SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ, HANDOUT)

Ia mengaku terjun dalam bisnis keluarga langsung diajak praktik di bawah arahan.

"Lihat segi positif dan negatif. Awalnya perbedaan kultur. Dulu aku di Australia. Ketepatan waktu, keakuratan, hasil kerja."

"Di Australia, bos ngomong aku maunya kau selesai sekian lamo. Taruhannya harus selesai. Di luar itu dinilai gagal."

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved