Ramadhan
Ramadhan Bulan Pendidikan Ruhani
Ibadah puasa (shaum) setiap tahun dihadirkan dan dikunjungi manusia beriman dengan tradisi menahan diri di siang hari
Ramadhan Bulan Pendidikan Ruhani
Oleh: DR. Abdurrahmansyah
Wakil Direktur Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang
Ibadah puasa (shaum) setiap tahun dihadirkan dan dikunjungi manusia beriman dengan tradisi menahan diri di siang hari dari aktivitas lahiriah manusiawi seperti makan, minum, berhubungan sex, dan seluruh kegiatan yang secara hukum fikih akan membatalkan puasa.
Do'a yang sering diucapkan umat Islam menjelang tibanya bulan Ramadhan dengan kata-kata "wa balighna ramadhan" sesungguhnya mengandung ungkapan aktif untuk menyongsong Ramadhan, dan bukan fasif menunggu didatangi Ramadhan.
Dua konteks ini, posisi fasif dan aktif terhadap Ramadhan akan berkonsekwensi pada tampilan amal seseorang. Seseorang yang aktif menyongsong Ramadhan akan berbeda dengan gejala tampilan orang yang fasif didatangi Ramadhan.
Keaktifan mendatangi Ramadhan dengan sungguh-sungguh akan melahirkan sikap gembira, sumringah, senang hati, dan ceria di dalam Ramadhan.
Sementara sikap pasif akan melahirkan sikap biasa-biasa saja, kurang gembira, dan bahkan cenderung tersiksa dengan nuansa Ramadhan.
Karena itu, secara spiritual ibadah puasa Ramadhan secara spesifik diarahkan kepada orang-orang beriman (mukmin) saja, dan tidak bagi orang di luar itu.
Tradisi puasa pada dasarnya dikenal hampir oleh semua ajaran agama dengan ketentuan yang berbeda-beda.
Ibadah puasa Ramadhan yang diwajibkan kepada umat Islam dan ditetapkan secara syariat sebagai rukun Islam, sesungguhnya adalah kewajiban yang Allah pernah wajibkan kepada umat-umat beriman terdahulu sebelum kenabian Muhammad Saw.
Jadi, kewajiban puasa Ramadhan merupakan penegasan atas syariat umat masa lampau yang penting diteruskan oleh umat Muhammad Saw dengan segala kemuliaan dan keutamaan di dalamnya.
Ramadhan Bulan Tarbiyah RuhiyyahIstilah tarbiyah ruhiyyah (pendidikan ruhani) adalah salah satu aspek penting yang menjadi unsur primer dari ibadah puasa Ramadhan, selain aspek lain seperti pendidikan kesehatan jasmani, efisiensi ekonomi, keamanan sosial, dan seterusnya.
Secara multidimensional banyak analisis multidisipliner atau lintas keilmuan yang menganalisis urgensitas puasa terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia.