Berita PALI
BPBD Temukan Sejumlah Titik Api, Berikut 4 Daerah Kabupaten PALI Rawan Terjadi Karhutla
Memasuki beberapa minggu terakhir, cuaca di Kabupaten Panukal Abab Lematang Ilir (PALI) terasa panas menyengat
Penulis: Reigan Riangga | Editor: pairat
Laporan wartawan Sripoku.com, Reigan Riangga
SRIPOKU.COM, PALI-- Memasuki beberapa minggu terakhir, cuaca di Kabupaten Panukal Abab Lematang Ilir (PALI) terasa panas menyengat dan terkadang langsung hujan disertai petir, Sabtu (18/5/2019).
Hal ini ditenggarai Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya di Kabupaten PALI memasuki musim pancaroba, sehingga musim kemarau diprediksi bakal berlangsung lama.
Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten PALI, Junaidi Anuar menerangkan saat musim peralihan (pancaroba) dari hujan ke kemarau berpotensi menimbulkan bencana tidak hanya longsor, banjir tetapi juga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

• Belum Banyak yang Tahu Sempat Dihancurkan Belanda Begini Sejarah Terbentuknya Masjid Agung Palembang
• Baru Saja! Jawaban Terbaru Muzdalifah Soal Tudingan pada Fadel Islami yang Hanya Ingin Incar Harta
Dari itu, kata Junaidi memasuki kemarau pihak BPBD saat ini menyatakan siaga bencana darurat Karhutla di Bumi Serapat Serasan.
"Saat ini BPBD sudah menemukan 4 titik api di kawasan Kabupaten PALI dan terindikasi rawan kebakaran terutama saat musim kemarau," ungkap Junaidi, Sabtu.
Menurut dia, berdasarkan tinjauan BPBD 4 titik Api itu berada di kawasan Kecamatan Penukal, lantaran beberapa hari lalu ada terdeteksi api di wilayah Desa Pengabuaan dan Desa Betung.
Selain itu, dia menambahkan, khusus di Sumsel Kabupaten PALI termasuk dalam sembilan 9 kabupaten/kota yang rawan karhutla.
"Untuk antisipasi kejadian darurat tim BPBD dan Koramil berkerjasama Melakukan imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan" jelasnya
Junaidi Anuar menjelaskan, bahwa pihaknya telah melakukan antisipasi Dalam menyikapi Karhutla. Mengingat, dikabupaten PALI masih banyak hutan dan lahan gambut, maka itu team BPBD telah Membina 6 desa tangguh yang juga dianggap rawan kebakaran lahan.
Dari 6 desa binaan itu, yaitu Desa Suka Rami, Desa Prabu mlMenang, Desa Tempirai, Desa Tempirai Utara, Tanah Abang Utara, dan Curup.
"Semoga desa yang dibina dapat menyalurkan ilmu mereka ke desa-desa lain, apabila ada musibah kebakaran, mereka bisa mengatasinya, sebelum pihak kami datang, menginggat butuh waktu Satu jam untuk kami sampai kesana," jelas dia.
Dikatakan junaidi bahwa pihak nya terus Menerus mensosialisasikan baik secara Langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat bahwa tidak boleh membakar Hutan dan lahan secara sembarangan, karena bakal dikenakan sanksi berat.
Ia berharap bukan hanya BPBD saja yang bertangung jawab didalam mengatasi karhutla, ada tiga pilar yang harus Bertanggung jawab, yang pertama pihak BPBD,kedua Masyarakat peduli api dan yang ketiga kalangan Pengusaha.
"Itu sudah prosudernya bahkan kalangan pengusaha harusnya turun kelapangan bersama BPBD untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," katanya