Bukan Ilmuwan! 6 Penemuan Ini Diciptakan oleh Anak-anak, Ada Penemuan Unik dari Anak Indonesia
Bukan Ilmuwan! 6 Penemuan Ini Diciptakan Oleh Anak-anak, Ada Penemuan Unik Dari Anak Indonesia
Penulis: Nadia Elrani | Editor: Sudarwan
Suhu di tempat Epperson tinggal, San Fransisco yang rendah itulah penyebab segelas soda milik Epperson menjadi membeku.
• Ustaz Arifin Ilham Akui Sudah Pesan Kuburan & Kain Kafan, Minta Maaf Belum Bisa Kembali Berdakwah
• Rapiko Tertipu Teman Pinjam Uang via Facebook, Rp 800 Ribu pun Raib
• BREAKING NEWS: Driver Ojek Online Dikabarkan Hilang 2 Hari Ditemukan, Ini yang Terjadi Sebenarnya
• Kecelakaan Maut di Jalur Lintas Palembang-Indralaya, Sepeda Motor Mahasiswa Tabrak Truk Tanki
• Herman Deru Janjikan YPAC Dapat Prioritas di Masa Kepemimpinannya
Epperson yang terkagum-kagum dengan penemuannya kemudian menamakannya sebagai "epsicle".
Tahun 1923, epsicle buatan Frank Epperson mulai dijual di taman Alameda, California.
Anak-anaknya menyebut epsicle menjadi "Pop's 'sicle", sehingga sejak saat itu es dengan stik pendek ini disebut "Popsicle" atau es loli.
Dua tahun kemudian, popsicle baru dijual secara besar ke seluruh negara setelah Frank Epperson bekerja sama dengan perusahaan Joe Lowe Company dari New York.
Sejak saat itulah es loli mulai banyak dijual dan terdiri dari beragam rasa, warna, hingga bentuk, teman-teman.
2. Pendeteksi Kanker

Seroang pria muda berusia lima belas tahun, Jack Andraka ini berhasil menghebohkan dunia medis dengan menemukan alat pendeteksi kanker.
Penemuannya ini pun harus diuji dalam beberapa tahun agar diketahui keakuratannya.
Dan ternyata penemuan Jack ini berhasil mengalahkan lebih dari 1.000 kontestan di ajang Intel International Science Fair.
3. Huruf Braille

Huruf Braille atau huruf yang timbul ketika diraba ini digunakan untuk para tunanetra agar mudah dalam membaca.
Ternyata huruf braille yang sangat berguna bagi penderita tunanetra ini dikembangkan oleh seorang anak yang juga menderita tunanetra.
Awalnya, ide huruf braille ini mucul dari Kapten Charles Barbier yang menggunakan sandi berupa garis dan titik-titik timbul.
kapten Barbier kemudian mulai mengenalkan sistem night writing kepada anak-anak tunanetra di sebuah sekolah khusus tunanetra.