Tradisi Kuno Penuh Cinta dan Rasa Hormat, Warga di Desa Ini Dilarang Pakai Sepatu

"Selain ingin membantu tetangga, berada di sisi mereka di saat baik atau pun buruk, membuat kami merasa bahwa kami semua sama," kata Sevagan.

Saya penasaran apakah paparan dunia luar dapat menghilangkan perasaan ini. Saya bertanya kepada Veerabadra yang tinggal di Dubai apakah dia masih memandang tradisi ini seperti dia memandangnya dulu. Dia bilang pandangannya masih sama. Bahkan hari ini, ia bertelanjang kaki di desa dan tetap antusias mengikuti tradisi ini.

"Siapa pun kita dan di mana pun kita tinggal, kita semua bangun setiap pagi dan percaya kita akan baik-baik saja," katanya. "Memang tidak ada jaminan, tapi kita tetap beraktivitas setiap hari. Kita membuat rencana untuk masa depan; kita bermimpi, kita berpikir ke depan.

"Kehidupan di mana pun bermulai dari kepercayaan sesederhana itu; hal itulah yang Anda lihat di desa kami."

Saya bertemu Mukhan Arumugam, seorang laki-laki berusia 70 tahun, ketika dia sedang berdoa di bawah pohon mimba besar di pintu masuk desa.

Mengenakan kemeja putih dan lungi (sarung), wajahnya menghadap ke langit. Bahkan di akhir Januari, matahari saat itu terasa sangat menyilaukan.

Artikel Ini Sudah Tayang di Tribunnews.com dengan judul Di Desa Ini, Warga Dilarang Pakai Sepatu, http://www.tribunnews.com/internasional/2019/03/14/di-desa-ini-warga-dilarang-pakai-sepatu?page=all

===