Kapolda Sumsel Perintahkan Penyidik Selidiki Temuan 6 Ribu Ton Beras Rusak di Gudang Bulog OKU Timur

- Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, tidak menampik adanya temuan 6000 ton beras busuk di Gudang Bulog, Kabupaten Oku Timur (OKUT).

Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com / Rahmaliyah
Temuan 6 Ribu Ton Beras Rusak, Direktur Pengadaan Bulog Pusat Angkat Bicara 

"Kriteria pengadaan beras harus sesuai SOP dengan kadar air sebesar 14 persen, broken sebesar 20 persen, dan menir sebesar 2 persen. Terlebih dahulu nanti akan dianalisa oleh petugas pemeriksa kualitas," katanya.

Sedangkan untuk pengadaan tahun 2019 kata dia, belum dilaksanakan pengadaan dan terlebih dahulu akan memanggil mitra kerja untuk mengetahui apa yang diinginkan mitra kerja.

Sedangkan beras yang saat ini membusuk di gudang menurut juru timbang gudang yang ada di Desa Karangsari, Kecamatan Belitang III Jon Markoni, beras yang ada di gudang tersebut merupakan pengadaan pada tahun 2015, 2017 dan 2018.

Terkait temuan 6.000 ton beras turun mutu (rusak) disejumlah gudang Bulog yang tersebar di Kabupaten OKU Timur berbuntut pada pemanggilan Kepala Bulog Sub Divre OKU oleh DPRD OKU Jumat (8/2/2018).

Kepala Bulog diterima oleh Ketua Komisi I DPRD OKU Yopi Syahrudin SE, Ir H Saifudin, Medi Idris, dan , Ir H Marjito.

Yopi  menjelaskan pemanggilan Kepala Bulog OKU ini untuk minta penjelasan seputar bersan turun mutu yang tersimpang disejumlah gudang.

Kepala Bulog Sub Divre Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Deni Laksana Putra didampingi Kasi Humas Dimas dihadapan anggota dewan menjelaskan,  menumpuknya beras tahun 2015 didalam gudang tersebut karena perubahan kebijakan pemerintah pusat  Dikatakan Deni, pada tahun itu peredaran beras tidak seimbang dengan  penyerapan.

“Pada tahun itu penyerapan  gabah banyak namun  pagu dikurangi,  tahun 2015 kita menyerap 18 juta ton,” kata Kepala Bulog seraya menambahkan setelah bulog menlakukan penyerapan lalu keluar  perubahan kebijakan pemerintah pusat sehingga lajur beras di OKU Raya tidak seimbang.

Saat ditanya oleh Ketua Komisi I DPRD OKU terkait standar pembelian dan pengadaan raskin di Bulog OKU, Deni menjelaskan, bahwa  beras medium atau  raskin ketahanannya hanya 4 bulan saja, setelah itu beras akan turun mutu.

Disisi lain, sesuai dengan SOP layak tidaknya beras untuk raskin harus memenuhi 4 unsur, pertama kadar airnya hanya 14%, kedua broken atau hancur 20%, menir 2%. Beras tersebut akan diperiksa dan direkomendasikan oleh tim Pemeriksa  Kualitas.

Menurut Deni, selain beras juga ditemukan  250 ton gula pasir yang sudah kadaluarsa digudang.

Dikesempatan itu  Deni juga menjelaskan, gudang milik bulog tidak standar untuk menyimpan gula, namun pemerintah pusat tetap mengirimkan gula tersebut untuk dikomersilkan.

"2017 lalu kita dikirim gula dari PTPN 10 sebanyak 250 ton untuk dijual, karena saat itu harga gula dipasaran lebih murah dari gula milik bulog.

Akibatnya  gula tersebut tidak laku dan menumpuk digudang. Namun pihak Bulog OKU  sudah mengajukan untuk ditarik lagi oleh pemerintah pusat. Sedangkan beras yang turun mutu solusinya akan dilelang untuk pakan ternak.

Menanggapi keterangan Kepala Bulog OKU, Yopi mengatakan buntut dari turun mutunya beras sebanyak 6000 ton dikalikan Rp 7.300 (HPP)  harga beli bulog maka  akan keluar nominal sebesar Rp 48 milyar lebih.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved