Pembelajaran soal sampah

Pria Pemulung itu Ternyata Seorang Milyader!

Kalau di Indonesia, orang yang keseharinnya melakukan pemungutan sampah, maka angapan sudah melekat sebagai pemungut sampah

Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Sixth Tone
Zhong, pria yang memunguti sampah di jalanan 

Pria Pemulung itu Ternyata Seorang Milyader!

SRIPOKU.COM -- Lain Lubuk Lain Ikannya, Lain Daerah Lain Penafsirannya.

Pribahasa tersebut bisa diungkap untuk menafsirkan apa yang terlihat dan bagaimana pula faktanya.

Kalau di Indonesia, orang yang keseharinnya melakukan pemungutan sampah, maka angapan sudah melekat sebagai pemungut sampah seiring dengan dengan pemahaman tentang kehidupannya sebagai kelompok patut diperhatikan dan dibantu.

Namun pendangan dan pemahanan demikian tidak berlaku di negeri Bambu --China.

Seperti dipublikasikan Intisari-online.com, Pria bersenjatakan cakar pemulung dan pengeras suara dengan pakaian sederhana kesehariannya memungut sampah di pinggiran jalan.

Pria bernama Zhong Congrong asal China ini, berangkat setiap pukul 8 pagi untuk mengais sampah di jalanan. Namun siapa sangka meski rajin sebagai pengumpul sampah, sejatinya Zhong Congrong ini adalah seorang pengusaha yang kaya raya.

Dikenal sebagai "pengumpul sampah milyader," pria 51 tahun ini memiliki bisnis di bidang real estat, dealer mobil, dan perusahaan pemrosesan bahan.

Dengan mengenakan kaos bertuliskan slogan anti-sampah, Zhong aktif memunguti sampah di jalan-jalan lingkunganya.

Saat ia mencari botol-botol kosong dan kantong plastik, suaranya meraung dengan pengeras suara yang dibawanya.

Ia berteriak dan memohon pada orang-orang untuk peduli dan merawat lingkungan.

Perilaku Zhong ini telah membuatnya menarik perhatian dan kontroversi dari publik, bagaimana tidak, pria kaya raya ini masih mau memunguti sampah di jalanan tanpa di bayar.

Sebagian orang-orang bertanya, apakah dia mungkin lebih mempromosikan diri sendiri.

Tetapi, Zhong menegaskan bahwa motifnya tidak dibuat-buat, dan menjelaskan bahwa kekayaan tidak akan merubah sikapnya untuk peduli lingkungan.

"Kita membuang atau mengambil sampah tidak terkait dengan gelar akademik, latar belakang budaya, usia, atau status sosial ekonomi kita," kata Zhong kepada Sixth Tone.

Kampanye anti-sampah yang dilakukannya ini terinspirasi dari perjalanan keluarganya ke provinsi Hainan China Selatan selama tahun baru imlek tahun 2015.

pungut1
Zhong juga mengkampanyekan anti-sampah di lingkungannya                                      Sixth Tone

Di sana ia bertemu dengan profesor dari Universitas Tsinghua yang pada waktu itu mengambil sampah sepanjang pantai, selama empat tahun.

Zhong mulai meniru hal ini dan mulai mempromosikan kesadaran lingkungan di restoran-restoran dan tetangganya pada malam hari.

Tetapi dia tahu bahwa masalahnya tidak bisa diselesaikan hanya dalam semalam, dan bahwa tindakan yang lebih luas harus diterapkan untuk mencapai keberhasilan jangka panjang.

Zhong juga mendorong karyawannya untuk peduli lingkungan dan akan didenda 10 yuan atau sekitar Rp20 ribu jika mereka membuang sampah di tempat kerja.

Pada awalnya istri dan anak-anaknya Zhong merasa malu dengan perilaku eksentriknya, yang menarik perhatian negatif dari media.

Bahkan keluarganya menolak berjalan di sebelahnya ketika depan umum, karena pandangan negatif tersebut.

Namun kemudian, sikapnya mulai berubah, ketika mereka menyadari bahwa lingkungan mereka berubah menjadi bersih, hingga Zhong dipuji oleh tetangganya.

Sekarang istri Zhong juga menjadi juru kampanya anti-sampah, dan memberi tahu orang-orang untuk tidak membuang sampah sembarangan.

===

Tonton Video Terbaru di Youtube Sriwijaya Post!
Dont Forget Like, Comment, Subscribe and Share!
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved