Berita Palembang

Tradisi Makan Berhidang 'Ngobeng' Kunci Persatuan Masyarakat Palembang

Banyak sekali budaya atau kearifan lokal yang mengajarkan nilai persatuan dapat menangkal pengaruh radikalisme.

Penulis: Siti Olisa | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/Zaini
Sejumlah tamu Undangan di sediakan makan atau ngobeng di acara APJI Lestarikan Budaya Palembang 

Ketua DPC APJI Palembang,‎ Sulaiha ‎menerangkan, banyak manfaat yang akan dirasakan para tamu dengan makanan secara ngidang.

Duduk berkelompok dengan menikmati sejumlah makanan, membuat mereka memiliki waktu untuk saling bercerita dan mengenal satu sama lain.

"Kalau selama inikan makan secara prasmanan, sudah ngambil makan, makan sendiri-sendiri, terus pulang. Tapi kalau inikan, kiat memiliki kesempatan untuk saling ngobrol sambil makan, jadi lebih berkesanlah," terangnya saat dibincangi.

Menurut Sulaiha, ide untuk membudayakan kebudayaan yang hampir punah ini tercetus, saat mereka menyadari jika khusus makan secara hidangan ini sudah hampir punah. Padahal menurutnya, kebudayaan seperti ini merupakan hal yang penting untuk dilestarikan.

Untuk itulah, APJI kota Palembang memiliki beban tersendiri untuk melestarikan budaya ini. APJI semakin bersemangat, karena kegiatan ini sangat didukung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov).

"Sebenarnya ini acara terusan ya. Desember lalu kita ada acara di OPI Mall, tapi makan-makanan ringan khas Palembang ya, nah sekarang ini akan gelar makan hidangan, budaya lama yang hampir punah," jelasnya.

Sulaiha menerangkan, makan secara hidang ini merupakan hidangan yang disiapkan secara gotong royong. Orang-orang yang mempersiapkan inipun cukup banyak. Mulai dari menyiapkan taplak meja untuk tempat lauk pauk, serta menyiapkan makanan-makanan yang disusun secara rapi.

"Bahu membahu jadi. Kalau cara makan sih sebenarnya tidak jauh beda ya. Tapi biasanya, sambil ngobrol kita ambil ayam, terus ngobrol lagi ambil daging. Jadi lama bisa ngobrolnya, terjalin silaturahmi ini," tegasnya.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan (Sumsel), Irene Camelyn Sinaga menerangkan, dari tinjauan budaya, pelestarian kebudayan ini sangat penting, apalagi dilakukan oleh masyarakat tanpa adanya bantuan maupun dana dari pemerintah.

"Ini nilai penting yang harus dilestarikan, mereka menyelenggaran pra nikah, suap-suapan, suguhan ngidang tadi, ini hal yang luar biasa, sangat menyentuh," katanya.‎

Upaya Literasi Digital Cegah Paham Radikal

Sebagai upaya mencegah dan menanggulangi paham radikalisme, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sumsel menggelar pelatihan literasi digital pencegahan radikalisme dan terorisme di Aryaduta Hotel, Kamis (5/7/2018).

Peserta dalam kegiatan ini berasal dari perwakilan-perwakilan mahasiswa dari beberapa universitas yang ada di Palembang serta para penggiat media sosial.

"Kita memilih literasi digital, karena ada pergeseran tren media menjadi media digital saat ini," ujar Ketua FKPT, Periansyah.

Karena itu, pelatihan ini digelar bertujuan untuk memberikan edukasi sebagai bentuk deradikalisasi.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved