Berita Palembang
Tradisi Makan Berhidang 'Ngobeng' Kunci Persatuan Masyarakat Palembang
Banyak sekali budaya atau kearifan lokal yang mengajarkan nilai persatuan dapat menangkal pengaruh radikalisme.
Penulis: Siti Olisa | Editor: Tarso
Laporan wartawan sripoku.com, Siti Olisa
SRIPOKU.COM, - Banyak kalangan sibuk mencari format yang ideal tentang bagaimana mencegah disintegrasi, radikalisme dan terorisme, yang berujung pada perpecahan di masyarakat.
Padahal, kalau kita mau berpikir dan benar-benar jeli, ternyata banyak sekali budaya atau kearifan lokal yang sebenarnya mengajarkan nilai persatuan, tata cara berkomunikasi dalam interaksi sosial, saling menghormati, bahkan hingga pada membentuk karakter gotong royong dan saling membantu.
Dengan kearifan ini, maka secara otomatis menutup pintu bagi isme-isme radikal hingga kepada prilaku terorisme.
Namun sayangnya, banyak sekali kearifan lokal yang katanya "kolot" itu ditinggalkan.
Semua orang sibuk mencari konsep baru dan mengadopsi konsep modern yang belum jelas penyelesaian akhirnya.
Misalnya, makan berhidangan atau lebih di kenal dengan istilah "Ngobeng" adalah salah satu tradisi kental masyarakat Palembang dalam menjalani kebersamaan, tradisi biasa dilakukan pada saat ada acara kendurian, pernikahan dan lain sebagainya.
Ngobeng sendiri dilakukan dengan cara bersusun berdiri secara shaf, dengan mengoper makanan/hidangan ke tempat makan.
Maksudnya dari satu orang ke orang berikutnya. Tujuannya agar makanan cepat sampai ke tempat yang disediakan dan beban orang yang mengangkat makanan akan lebih ringan.
Begitu makanan sudah dihidangkan, masyarakat duduk secara lesehan dan melingkar.
Minimal satu hidangan itu, terdiri delapan orang dari berbagai unsur. Sekali lagi, Sayangnya adat ini sudah banyak ditinggalkan dan hilang, karena masyarakat Palembang kini lebih cenderung menggunakan prasmanan.
Dari sisi pendekatan filosofis makan di tempat berhidang (ngobeng) dengan prasmanan jauh berbeda.
Di tradisi Ngobeng, ada interaksi. Disini, orang bisa mengenal satu sama lain tanpa mengenal status sosial dan nilai-nilai lainnya.
Tetapi prasmanan, orang cenderung individual sehingga menutup diri untuk berkomunikasi.
Di tengah isu radikalisme dan terorisme yang berkembang dan menakutkan itu, ternyata tidak berlaku di komunitas warga di RT 73/01 Kelurahan Talangkelapa, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.