Berita Palembang
Tradisi Makan Berhidang 'Ngobeng' Kunci Persatuan Masyarakat Palembang
Banyak sekali budaya atau kearifan lokal yang mengajarkan nilai persatuan dapat menangkal pengaruh radikalisme.
Penulis: Siti Olisa | Editor: Tarso
Justru interaksi dibangun di makan berhidang (ngobeng) yang dilakukan setiap selesai shalat jumat.
Ibu-ibu rumah tangga dan warga menjamu jemaah shalat jumat makan bersama dengan tradisi ngobeng di beranda Masjid.
H Muhammad Husin, selaku Ketua Rt 73 saat diwawacari, Jumat (26/10) menceritakan, sumber pendanaan yang digunakan merupakan hasil dari "zakat dapur" warga yang disisihkan.
Setelah yang dikumpulkan dan dimasak secara bersama. Usai shalat jumat, warga dijamu makan siang. Tidak hanya jemaah sholat Jumat saja, tetapi jamuan ini juga diperuntukkan bagi mereka yang datang ke masjid ini, termasuk yang berbeda keyakinan sekali pun.
"Kebersamaan itu berhasil dibangun, kita bisa kenal dengan orang lain. Saling berkomunikasi di hidangan hingga berbicara soal pekerjaan sebagai tindak lanjut dari acara makan itu," katanya.
Tradisi lama yang dibangkitkan lagi ini, ternyata menarik perhatian aparat pemerintah setempat, Walikota Palembang H Harnojoyo pun berminat, ia hadir ikut makan bersama warga dan duduk lesehan di teras beranda masjid.
Bahkan, camat, lurah, Babhinkamtibmas (Polri) dan Babinsa (TNI) pun hadir secara rutin di acara yang digelar usai shalat jumat ini.
"Bagi walikota, kearifan lokal ini mampu menjalin persatuan dan secara dini mampu mengantisipasi terorisme," kata H Muhammad Husin.
Tidak hanya komunitas ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pun kembali menghidupkan kebudayaan ini dengan cara menggandeng Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI) Palembang.
Hari itu rumah Limas di Jl Demang Lebar Daun Palembang tampak ramai, ada arak-arakan pengantin dengan menggunakan budaya khas Palembang dan juga dilengkapi dengan budaya khas Palembang makan berhidang.
Sebelum melaksanakan makan berhidangan ini, sebelumnya beberapa petugas sudah siap dengan tugasnya masing-masing, mulai dari menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan sampai bahu-membahu mengantarkan makanan sampai di tempat-tempat hidangan yang sudah disiapkan.
Tampak beberapa orang berbaris sambil sesekali mengover makanan yang sudah disiapkan di dalam piring untuk disajikan di hidangan-hidangan yang sudah disiapkan dengan beralaskan telapak meja.
Setelah semuanya siap, para tamu pun bebas memilih tempat duduk yang diinginkan.
Para tamu dipersilahkan duduk berkelompok, yang mana mereka akan dihidangkan sejumlah makanan untuk dinikmati secara bersama.
Bukan makanan modern. Namun, makanan yang disiapkan adalah makanan khas Palembang seperti, nasi minyak, daging malbi, ayam kecap, dan beberapa makanan lainnya.