Heboh Tanah Bergerak Sendiri Pasca Gempa di Palu, Ternyata Ini Penjelasan Ilmiahnya
Update jumlah korban jiwa total 832 orang meninggal dunia terdiri di Kota Palu 821 orang dan Donggala 11 orang
Kondisi ini paling sering disebabkan gempa yang menggetarkan jenuh air atau tanah yang tak terkonsolidasi.
Kondisi ini sebenarnya bersifat sementara dan satu-satunya dipicu karena getaran gempa yang masih terjadi di sekitar area episentrum gempa.
Lebih lanjut, pendapat serupa juga diungkap oleh Rovicky Dwi Putrohari, ahli geologi dan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia.
Dikutip dari Kompas.com, Menurut Rovicky, yang terjadi dalam video tersebut adalah likuifaksi yang memicu longsoran.
"Likuifaksi hanya satu dugaan," kata Rovicky.
"Gempa menyebabkan kekuatan lapisan tanah menghilang dan tidak bisa menahan yang di atasnya. Likuifaksi atau tanah yang tergetarkan ini kemudian membuat longsoran," imbuhnya.
Rovicky juga mengatakan, lapisan tanah yang tergetarkan ini adalah lapisan batu pasir.
"Ini terjadi segera setelah gempa, kemungkinan gejala likuifaksi, yaitu adanya lapisan batu pasir yang berubah perilakunya akibat getaran, menjadi seperti likuida.
Gejala ini menyebabkan lapisan di atasnya 'tergelincir' dan bergerak meluncur," tegasnya.
Likuifaksi dapat terjadi jika terdapat material lepas berupa pasir dan lanau yang berada di bawah muka air tanah yang memungkinkan ruang pori antar butir terisi air.
Tanah yang terlikuifaksi tidak dapat menahan berat apapun yang berada di atasnya, baik itu berupa lapisan batuan di atasnya maupun bangunan yang akhirnya mengakibatkan hilangnya daya dukung pada pondasi bangunan.
Dalam arti lebih mudah untuk dipahami yang terjadi di video tersebut sebenarnya adalah longsoran.
Yang akhirnya membuat rumah, pepohonan dan sekitar lainnya terlihat mengalir.
Simak video ilmiahnya dalam penjelasan berikut:
===