Suharto, Mantan Atlit Balap Sepeda Sang Peraih Emas, Begini Nasibnya Usai Tak Lagi Menarik Becak
Kisah Suharto, Mantan Atlit Sepeda Sang Peraih Emas, Begini Nasibnya Usai Tak Lagi Menarik Becak
Dilansir dari Surya.co.id pada berita yang ditayangkan Rabu (17/8/2016) lalu, rumah yang ditinggalinya saat itu adalah sebuah rumah petak berukuran sekitar 12 meter persegi.
Untuk mencapai rumah tersebut, seseorang mesti melewati kampung sempit padat penduduk.
Istrinya saat itu sempat berjualan martabak.
“Ini telur untuk bahan bikin martabak. Kalau sore, istri saya memang juga jualan martabak di dekat sini,” ujar Suharto, kala itu, dilansir dari Surya.co.id.

Hingga akhirnya, dilansir dari Surya.co.id, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberi perhatian terhadap Suharto.
Pria 64 tahun itu ditawari pindah ke rumah susun (Rusun) Romokalisari dan dijanjikan mendapat penghidupan yang layak di tempat tersebut.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkot Surabaya, Imam Siswandi menuturkan, setelah membaca pemberitaan di Harian Surya (Surya Cetak edisi 16 Agustus 2016 hal 22 berjudul: Peraih Emas Sea Games Kini Penarik Becak), pihaknya langsung mendatangi kediaman Suharto di Jl Kebondalem VII, Surabaya.
“Kami sudah datang ke kediaman beliau (Suharto) dengan didampingi lurah setempat untuk mengetahui kondisi Pak Suharto,” ujar Imam saat ditemui, Rabu (17/8/2016) silam.
Dari kunjungan tersebut, Imam mengaku prihatin dengan kondisi terkini Suharto.
Selain tempat tinggalnya yang dianggap tidak layak huni, kondisi perekonomian dan kesehatan lelaki tersebut memang memprihatinkan.
Karena itulah, Imam pun menawari Suharto untuk pindah ke Rusun Romokalisari, Benowo.
Menurutnya, dengan pindah ke tempat tersebut, Suharto setidaknya bisa menghemat sebagian penghasilannya.
Selama ini, dengan menempati rumah kost di Jl Kebondalem, Suharto mesti mengeluarkan biaya Rp 200.000 per bulan.
Sementara apabila tinggal di Rusun Romokalisari, Suharto hanya perlu mengeluarkan biaya sewa Rp 50.000 per bulan.
Menderita Hernia