5 Fakta di Balik Tragedi Dua Kapal Tenggelam di Danau Toba hingga Pengakuan Penyelam Mengejutkan!

5 Fakta di Balik Tragedi Dua Kapal Tenggelam di Danau Toba hingga Pengakuan Penyelam Mengejutkan!

Editor: Fadhila Rahma
Tribun Medan
Kapal Dikabarkan Tenggelam di Danau Toba, Kanit Satpol Air: 2 Kapal Diberangkatkan untuk Evakuasi 

"Baru semalam (kemarin) berhenti. Disuruh istirahat sama kantor. Rupanya malam pas aku di rumah, ada kejadian lagi. Disuruh lah pagi tadi sama kantor untuk ikut mencari korban hilang KM Ramos Risma Marisi," tuturnya.

Final Sinaga (kaca mata), penyelam yang menemukan korban hilang KM Ramos Risma Marisi. Final satu di antara penyelam pada tim gabungan pencarian korban hilang KM Sinar Bangun.
Final Sinaga (kaca mata), penyelam yang menemukan korban hilang KM Ramos Risma Marisi. Final satu di antara penyelam pada tim gabungan pencarian korban hilang KM Sinar Bangun. (TRIBUN MEDAN/HO)

Ia mengaku belum pernah gagal saat menjalankan misi menyelam mencari korban.

"Sebelum kejadian ini (KM Sinar Bangun), kalau ikut aku mencari korban tenggelam, pasti selalu dapat (korbannya). Kali ini enggak. Susah kali. Terlalu dalam, gelap, dan dingin. Pas hari kedua, saya menyelam sampai kedalaman 45 meter lebih itu. Enggak nampak apa-apa. Gelap semua," ungkapnya.

Pria 37 tahun ini mengaku, selalu dipanggil oleh Pos SAR Parapat ketika ada peristiwa tenggelam di Danau Toba. Namun, untuk pencarian korban KM Sinar Bangun merupakan inisiatif dari perusahaan tempatnya bekerja, PT Aquafarm Nusantara, untuk turut ambil bagian dalam misi kemanusiaan.

Dikatakannya, kedalaman menyelam yang sanggup dilakukan normalnya hingga kedalaman 50 meter. Di titik itu, anggota tubuh sudah terasa berat untuk digerakkan. Begitu pula dengan tarikan nafas, juga menjadi lebih cepat.

Oleh sebab itu, ia dan sejumlah penyelam lain tak ada yang mampu melewati batas 50 meter.

"Enggak berani lah. Kita pun mesti safety juga. Tabung gas oksigen ukuran isi 200 bar hanya 15 menit saja habisnya di kedalaman 50 meter, turun dan naik," ujarnya.

Jika permintaan menyelam datang dari Pos SAR, dia diberi honor Rp150 ribu per hari, sedangkan untuk misi kemanusiaan dari perusahaannya, ia tidak dibayar.

"Paling disediakan makan, minum, dan fasilitas lain," pungkas Final.

4. Kenapa Korban KM Sinar Bangun Sulit Ditemukan hingga Hari Keenam?

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi mengakui sulitnya mencari korban hilang dari KM Sinar Bangun yang tenggelam.

Melansir Kompas.com, Ia mengatakan saat ini pihaknya fokus mencari keberadaan badan Kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba.

Syaugi menduga korban yang hilang terjebak di dalam badan kapal.

"Kemungkinan orang-orang masih banyak yang di dalam kapal, makanya kita mencari kapal itu. Karena sampai 4 hari kita mencari di permukaan hanya menemukan tiga orang itu (korban meninggal)," kata Syaugi di Posko Terpadu Kecelakaan KM Sinar Bangun, Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (21/6/2018).

Hingga Kamis ini, berdasarkan data dari Kantor SAR Medan, angka korban selamat, meninggal dunia dan hilang belum bertambah. Adapun rinciannya terdiri dari 19 orang selamat, 3 orang meninggal dunia, dan 184 orang masih dalam pencarian.

Sumber:
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved