Berita Palembang

Ini Ciri-ciri Tahu dan Ikan Asin Mengandung Formalin serta Perwarna Makanan Berbahaya

Kemungkinan penganan warna-warni mencolok yang ada di penganan terdapat bahan pewarna berbahaya.

Penulis: Rahmaliyah | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/ANDI WIJAYA
Ilustrasi: Kapolresta Palembang, Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono, didampingi Kasat Reskrim Kompol Yon Edi Winara, ketika menggelar tersangka pembuat tahu diduga formalin, dan barang bukti ratusan tahu, Kamis (19/4/2018). 

Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Selama bulan ramadan banyak sekali dijumpai aneka makanan yang dijajakan pedagang untuk berbuka puasa.

Anda pun bisa dengan mudah menemukannya di pinggir jalan ataupun di pasar-pasar beduk.

Banyaknya aneka penganan tersebut kerap kali membuat kita "lapar mata" sehingga membeli semua makanan dan lupa mempertimbangkan dari sisi keamanan pangan tersebut.

Baca: Temukan Pedagang Pakai Formalin Selama Ramadan Siap-siap Disidang di Kejaksaan

Balai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang mengingatkan, untuk masyarakat agar waspada, cerdas dan teliti saat membeli penganan.

Jangan hanya tergiur dengan cantiknya warna makanan tersebut.

Sebab, menurut Kepala Balai BPOM Palembang, Dewi Prawitasari karena kemungkinan penganan warna-warni mencolok yang ada di penganan terdapat bahan pewarna berbahaya.

"Masyarakat harus hati-hati, jangan hanya karena ingin kenyang dan murah tapi lupa dengan keamanan pangan itu sendiri."

Baca: Cegah Tahu Berformalin Masuk Pagaralam. Ini Langkah Diambil Disperindag

"Contohnya makanan yang berwarna merah Rodamin B, yang biasanya ada di kerupuk, harum manis, cone ice cream keliling yang disukai anak-anak."

"Kemudian, ada metanin yellow yang biasanya ada di panganan berwarna kuning ngejreng, karena sebenarnya untuk panganan berwrna kuning cukup kunyit saja," ujarnya, Kamis (24/5/2018).

Dewi membocorkan bagaimana cara agar masyarakat bisa membedakannya penganan yang mengandung pewarna bukan untuk pangan.

Misalnya, kalau kerupuk mentah warnanya akan justru pudar saat digoreng, artinya pewarna yang digunakan adalah pewarna pangan.

Masyarakat mesti waspada jika saat digoreng warna kerupuk malah semakin bagus karena bisa jadi hal itu mengindikasikan bukan pewarna pangan.

Kalau seperti tahu kuning yang menggunakan pewarna kunyit, hanya di luarnya saja kuning.

Sementara kalau warna yang digunakan pewarna yang dilarang maka akan terserap ke seluruh bagian tahu.

"Secara alamiah saja, jika kita beli tahu dari pagi hari dan tidak disimpan di kulkas kalau sore hari masih bagus maka kemungkinan ada kandungan formalin."

Baca: Ratusan Tahu Berformalin Diamankan Saat Menuju Pasar Induk Jakabaring, Begini Pengakuan Tersangka 

"Kalau dia cepat rusak artinya tak pakai formalin. Memang untuk membedakan ada uji tes lanjut," ujarnya.

Selain itu, untuk ikan asin yang terdapat banyak lalat di atasnya, artinya ikan asin bukan menggunakan formalin. Begitu sebaliknya.

"Dari 14 pasar beduk yang kita pantau, dari 231 sampel dan 19 persennya masih mengandung formalin."

"Kita sudah minta kerelaan pedagang untuk dibuang sendiri tapi kita menyaksikannya, ada juga yang kita imbau untuk tidak lagi mengambil tahu yang dibeli di pasar. Salah satu Lokasi temuan tahu yang terkandung formalin di Padang Selasa," tutup Dewi.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved