Dikenal Sadis dan Kejam Ini Kisah Teroris Menangis Urung Mati: Mengapa Bapak Tak Bunuh Saya
Alhasil, pihak berwajib sempat mengumumkan bahwa Indonesia kini tengah berada dalam situasi siaga satu terorisme.
SRIPOKU.COM - Polisi dalam menumpas teroris memilih jalan tanpa konfrontasi.
Menangkap terduga teroris dalam keadaan hidup adalah prioritas polisi.
Beberapa hari terakhir ini Indonesia sedang dirundung duka.
Serangkaian aksi teror terus terjadi.
Seakan-akan insiden tersebut tiada hentinya.
Alhasil, pihak berwajib sempat mengumumkan bahwa Indonesia kini tengah berada dalam situasi siaga satu terorisme.
Walaupun saat ini status tersebut sudah diturunkan menjadi siaga.
Baca:
Anaknya Jadi Sasaran Pedofil, Enda Ungu Murka, Gelar Sayembara Cari Netizen Cabul
Ketika Aman Abdurraham Menatap Tajam JPU yang Menuntut Mati Dirinya
Kisah Anak 11 Tahun Jadi Pengikut ISIS, Bisa Bongkar Senjata 32 Detik Berujung Maut
Mulai dari bom bunuh diri di 3 gereja Surabaya, penyerangan Polrestabes Surabaya, hingga di Mapolda Riau.
Saking hebohnya, topik tersebut sampai diangkat dalam acara Mata Najwa edisi Rabu (16/5/2018).

Dalam kesempatan itu, Tito menceritakan pengalamannya saat menangkap terduga teroris.
Menurutnya, mereka terjerumus dalam pehamahan ideologi yang salah.
Tribunstyle melansir dari Tribunwow, "Pemahaman tentang ideologi yang membuat mereka ikut untuk aksi bunuh diri karena mereka meyakini pemikiran mereka dalam mindset kelompok-kelompok ini mereka hanya berpikir didoktrin sedemikian rupa bahwa jalan tol expres menuju surga adalah dengan operasi amaliyah (jihad melawan musuh)", ujar Tito.
Setelah itu, Tito Karnavian menjelaskan dua cara yang biasa dipakai pelaku terduga teroris untuk masuk surga.
Baca:
Dulu Dibawa Suami ke Rumah Istri Baru, Anak Artis Ini Kini Dipulangkan dengan Kondisi Memprihatinkan
Ular Piton 6 Meter 250 Kilogram Hebohkan Warga Talang Ubi Kabupaten PALI
"Bagi mereka ada dua cara menuju surga dengan jalan yang cepat. Yang pertama yakni jika mereka terbunuh, maka mereka langsung masuk ke Surga. Sedangkan yang kedua, adalah dengan meletakkan bom di tempat keramaian tertentu sedangkan dirinya kabur", tambahnya.
Tito menambahkan, kejadian penyerangan di Surabaya tergolong luar biasa karena menggunakan metode bom bunuh diri.