Bom Bunuh Diri Surabaya

Update Ledakkan Bom di Surabaya dan Sidoarjo, Terungkap Kelakuan Pelaku yang Buat Ketua RT Jengkel

Update Ledakkan Bom di Surabaya dan Sidoarjo, Terungkap Kelakuan Pelaku yang Buat Ketua RT Jengkel

Penulis: Fadhila Rahma | Editor: Fadhila Rahma
kolasesripoku.com
Bom bunuh diri Surabaya 

"Kami menemukan styrofoam di rumah tersangka yang sama dengan peledakan di bom Jalan Arjuno.
Styrofoam ini untuk memperbesar pembakaran, info dari Jibom itu," kata Rudi.

Polisi juga menemukan serbuk peledak seperti belerang, black powder , aseton H2O, dan korek api kayu.

"Itu bahan peledak di dalam plastik dan pipa. Ada dokumen dan pesan tertulis juga," jelas Rudi.

Pengakuan Ketua RT

Terduga pelaku teror bom di tiga gereja di Surabaya sebelumnya dikabarkan baru pulang dari Suriah.

Hal tersebut dibantah tetangga pelaku yang setiap hari bertemu dengan keluarga pelaku.

Ketua RT setempat, Korihan mengatakan keluarga tersebut tidak pernah pergi dalam waktu yang lama.

"Pernah dua hari tidak muncul di musala sudah dicari sama tetangga lain ternyata bapaknya sakit tapi ada di rumah," kata Korihan, Senin (14/5/2018).

Korihan sangat yakin mereka tidak pernah dari Suriah khususnya sejak tinggal di perumahan tersebut sejak 2012.

Kegiatan di rumah pelaku juga tidak ada yang nampak mencolok.

Pelaku kerap menyapa para tetangga saat melalui rumah berukuran 10x20 meter yang dihuni enam anggota keluarga tersebut.

"Keseharian ya lalu lalangnya rumah dan tempat usahanya itu, jual minyak kemiri dan jinten," kata Korihan.

Pembeli jualan pelaku juga dari beragam kalangan termasuk orang-orang non muslim.

"Mereka biasa berbaur, pembelinya itu kadang Cina," kata Korihan

Sikap keluarga pelaku yang ramah membuatnya tidak pernah punya masalah dengan tetangga.

Mengetahui seluruh keluarga tersebut tewas dalam aksi bom bunuh diri membuat para tetangga kaget tidak menyangka.

"Kalaupun pernah bikin saya jengkel itu sekali. Saat saya minta dia ngumpulin KK tidak segera dikasik. Sampai saya minta tiga kali. Itu lima bulan lalu," cerita korihan.

Saat itu ia selaku RT 03 di lingkungan pelaku mendapat pemberitahuan dari Pemkot ada nama-nama anak tidak memiliki akte kelahiran.

Di lingkungannya tidak hanya anak pelaku beberapa warga lain juga ada yang tidak terdata.

Namun keluarga pelaku tidak segera memberikan KK yang diminta RT.

"Makanya saya jengkel karena sampai tiga kali gak dikasih. Selain itu ndak pernah," cerita Korihan.

(TribunJatim/Surya)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved