Bom Bunuh Diri Surabaya

Update Ledakkan Bom di Surabaya dan Sidoarjo, Terungkap Kelakuan Pelaku yang Buat Ketua RT Jengkel

Update Ledakkan Bom di Surabaya dan Sidoarjo, Terungkap Kelakuan Pelaku yang Buat Ketua RT Jengkel

Penulis: Fadhila Rahma | Editor: Fadhila Rahma
kolasesripoku.com
Bom bunuh diri Surabaya 

SRIPOKU.COM – Pelaku bom bunuh diri sepertinya makin gila saat melakukan penyerangan. 

Setelah melakukan teror di 3 gereja dan rusun Sioarjo. 

Pagi ini bom kembali meledak di gerbang Polrestabes Surabaya. 

Jumlah orang meninggal dunia akibat ledakan di beberapa lokasi di Surabaya dan Sidoarjo sejak Minggu (13/5/2018) hingga Senin (14/5/2018) menjadi 25 orang.

Dalam konfrensi Pers bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kapolda Jatim Irjen Pol Mahfud Arifin menuturkan jumlah korban meninggal dunia pada hari Minggu 13/04/18 total 21 orang yang terdiri dari 9 orang pelaku dan 12 orang masyarakat.

Sementara aksi yang terjadi pada hari Senin 14/04/18 di halaman depan kantor Polrestabes Surabaya total korban meninggal dunia  4 orang yang merupakan pelaku dan satu anak dalam komplotan pelaku selamat yang kini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. 

Aksi itu dilakukan oleh kelompok Jamaah Ansarud Daulah (JAD) cabang Surabaya ini diduga memiliki motif balas dendam setelah salah satu pimpinannya Maman Abdurrahman tertangkap beberapa waktu lalu karena kasus pendanaan serta mengorganisir latihan para anggota militer illegal bersenjata di Aceh.

"Pimpinan mereka yang seharusnya keluar Agustus tahun lalu tetapi ditangkap kembali karena diduga keras terkait dengan perencanaan pendanaan kasus bom Thamrin di Jakarta tahun 2016 yang kemudian berganti kepemimpinan bernama Jainal Ansori yang sekitar 5 - 6 bulan yang lalu ditangkap oleh mabes polri terkait pendanaan senjata api dari Filipina ke Indonesia," jelas Kapolri  Jenderal Tito Karnavian dalam konferensi pers siang ini.

Hal itu membuat kelompok jaringan JAD termasuk yang ada di Surabaya melakukan pembalasan dan langkah-langkah secara tertutup untuk melakukan aksi dan serangan BOM.

Selain motif balas dendam aksi ini juga dipicu oleh instruksi ISIS central yang terdesak dan memerintahkan sel-sel lainnya di seluruh dunia untuk bergerak melakukan aksi.

Tim Gegana dan Brimob Polda Jawa Timur menggerebek sebuah rumah di kawasan Perumahan Wisma Indah Blok K No 22, Wonorejo, Rungkut, Surabaya, Minggu (13/5/2018).

Berdasarkan laporan TribunJatim.com, saat ini telah dipasang garis polisi di sekitar rumah tersebut.

Menurut laporan Kompas TV, polisi menemukan tiga (red) bom aktif di rumah tersebut.

Satu di antaranya telah diledakkan di kamar rumah itu.

Rumah tersebut adalah milik keluarga Dita Supriyanto, para pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018).

Rumah Dita itu terlihat bagus dan berada di sebuah perumahan cukup elit.

Bagian gerbang depannya bercat warna merah bata dan sebagian area depan rumah dipasangi kanopi.

Terlihat pula ada kursi yang diletakkan di bagian luar dekat pintu masuk.

Di bagian samping kiri terdapat ruangan yang mirip garasi.

Selain mempunyai rumah yang bagus, Dita juga diduga memiliki kendaraan roda empat yang ia gunakan untuk meledakkan bom bersama dia di dalamnya.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan peran Dita dan keluarga saat melakukan aski pengeboman.

Tito menuturkan, Dita menyerang Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.

Ia naik mobil Avanza dan menabrakannya ke gereja hingga terjadi ledakan.

Bom ternyata berada di dalam mobil.

Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati dan dua anaknya meledakkan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro Surabaya.

Ia datang ke gereja jalan kaki bersama dua anak perempuannya, yakni Fadhila Sari (12) dan Pamela Riskita (9).

Puji bersama dua anak perempuan masuk ke gereja dengan membawa bom bunuh diri.
Bom ditaruh di pinggangnya.

Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, bom bunuh diri dilakukan oleh dua anak laku-laki Dita, Yusuf Fadhil (10), dan Firman Halim (8).

3 Bom Pipa Ditemukan di Kamar

Densus 88 Mabes Polri menemukan tiga bom di rumah tersangka peledakan bom gereja di Surabaya.

Rumah di Jalan Wisma Indah Blok K 22 itu dihuni oleh sepasang suami istri dan empat anak, di kamar rumah tersebut petugas menemukan tiga bom pipa.

"Dilakukan pengecekan dan ditemukan tiga bungkusan plastik di dalamnya ada dua pipa," kata
Kombes Pol Rudi Setiawan di lokasi.

Ditambahkan Rudi, pipa tersebut telah terisi bahan peledak tinggi yang kemudian diledakan oleh Densus 88 di sekitar lokasi kejadian.

Bom tersebut ditemukan di kamar tersangka.

"Pipa sudah ada isinya dikenal dengan TATP (bahan peledak tinggi), kemudian dilakukan distracter . Sekarang penyisiran Inafis penyidik Densus 88 ," tambah Rudi.

Hingga saat ini area di perumahan tersebut steril dari warga, police line telah mengitari kawasan sekitar.

Sementara petugas masih melakukan penyisiran dan juga mengecek ke lokasi rumah tersangka.

Terlihat Berantakan dan Ada Papan Panah

Kondisi rumah di kawasan semi perumahan tersebut disampaikan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan tampak berantakan.

Dengan beberapa sekat kamar dan tempat pelataran rumah.

Selain itu, di rumah tersebut ada papan panah dan busur panah.

"Rumah itu bertaman dan ada lesan panah dan anak panah dan sepertinya sering digunakan untuk keluarga itu," kata Kombes Pol Rudi Setiawan di lokasi kejadian.

Sementara, pantauan tribunnatim rumah berpagar putih itu berjarak cukup dengan bahkan mepet dengan rumah tetangga lainnya.

Foto Keluarga Hingga Pesan Tertulis

Selain itu, Densus 88 Mabes Polri disampaikan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan menemukan
styrofoam dan bahan peledak di rumah pelaku.

"Kami menemukan styrofoam di rumah tersangka yang sama dengan peledakan di bom Jalan Arjuno.
Styrofoam ini untuk memperbesar pembakaran, info dari Jibom itu," kata Rudi.

Polisi juga menemukan serbuk peledak seperti belerang, black powder , aseton H2O, dan korek api kayu.

"Itu bahan peledak di dalam plastik dan pipa. Ada dokumen dan pesan tertulis juga," jelas Rudi.

Pengakuan Ketua RT

Terduga pelaku teror bom di tiga gereja di Surabaya sebelumnya dikabarkan baru pulang dari Suriah.

Hal tersebut dibantah tetangga pelaku yang setiap hari bertemu dengan keluarga pelaku.

Ketua RT setempat, Korihan mengatakan keluarga tersebut tidak pernah pergi dalam waktu yang lama.

"Pernah dua hari tidak muncul di musala sudah dicari sama tetangga lain ternyata bapaknya sakit tapi ada di rumah," kata Korihan, Senin (14/5/2018).

Korihan sangat yakin mereka tidak pernah dari Suriah khususnya sejak tinggal di perumahan tersebut sejak 2012.

Kegiatan di rumah pelaku juga tidak ada yang nampak mencolok.

Pelaku kerap menyapa para tetangga saat melalui rumah berukuran 10x20 meter yang dihuni enam anggota keluarga tersebut.

"Keseharian ya lalu lalangnya rumah dan tempat usahanya itu, jual minyak kemiri dan jinten," kata Korihan.

Pembeli jualan pelaku juga dari beragam kalangan termasuk orang-orang non muslim.

"Mereka biasa berbaur, pembelinya itu kadang Cina," kata Korihan

Sikap keluarga pelaku yang ramah membuatnya tidak pernah punya masalah dengan tetangga.

Mengetahui seluruh keluarga tersebut tewas dalam aksi bom bunuh diri membuat para tetangga kaget tidak menyangka.

"Kalaupun pernah bikin saya jengkel itu sekali. Saat saya minta dia ngumpulin KK tidak segera dikasik. Sampai saya minta tiga kali. Itu lima bulan lalu," cerita korihan.

Saat itu ia selaku RT 03 di lingkungan pelaku mendapat pemberitahuan dari Pemkot ada nama-nama anak tidak memiliki akte kelahiran.

Di lingkungannya tidak hanya anak pelaku beberapa warga lain juga ada yang tidak terdata.

Namun keluarga pelaku tidak segera memberikan KK yang diminta RT.

"Makanya saya jengkel karena sampai tiga kali gak dikasih. Selain itu ndak pernah," cerita Korihan.

(TribunJatim/Surya)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved