Isra Miraj

Fenome Isra Miraj dan Buroq Kendaraan Super Canggih Nabi Muhammad dalam Kajian Para Ahli

Isra Mi'raj merupakan perjalanan fenomenal, tetapi merupakan sebuah fenomena yang sangat mungkin terjadi. Hal itu bisa dibuktikan

Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Isra Miraj 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Tepat pada 14 April hari ini, bertepatan dengan Isra Mi'raj di mana merupakan hari sakral bagi umat Islam. Memperingat hari ini sama artinya dengan melakukan dan mengikuti perjalanan Nabi Muhammad SAW yang fenomenal itu.

Kata dalam bahasa Arab al-Isra wal-Miraj, merupakan bagian kedua dari perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam saja.

Kejadian inilah yang merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah dia mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Inilah peristiawa bersejarah dan luar biasa, di luar nalar, tetapi nyata.

Disebut perjalanan Nabi Muhammad digambar di surah ke-17 di Al-Quran, yaitu Surah Al-Isra.

Maka itu, perjalanan Nabi Muhammad ini sangat penting dan menjadi hari yang paling mulai dan diperingat umat Islam, sebagai bentuk ibadah dan mamas diri.

Perjalanan Rasulullah SAW dalam satu malam hingga

Isra: merupakan Perjalanan malam hari dari Makkah ke Yerusalem berjarak 1.507,9 kilometer. Penerbangan dengan pesawat terbang saat ini memakan waktu 1 jam 52 menit. Sebelum sampai ke Baitul Maqdis, Malaikat Jibril membawa Rasulullah singgah ke Madinah, Bukit Thursina, dan Bethlehem untuk melakukan shalat. Di Baitul Maqdis, Rasulullah mengimani shalat 125 ribu nabi.

Inilah perjalanan yang paling fenomenal.

Sementara Miraj adalah Rasulullah naik ke Sidratul-Muntaha ditemani Malaikat Jibril dan menunggangi Buraq untuk bertemu dengan Allah.

Lantas bagaimana perjalanan

Dalam kajian sains, seperti dilansir darirepulika, bahwa Isra Mi'raj merupakan perjalanan fenomenal, tetapi merupakan sebuah fenomena yang sangat mungkin terjadi. Hal ini dapat dibuktikan dalam kajian keilmuan.

Mengenai hal ini, Dosen Fisika Institut Pertanian Bogor (IPB) Husin Alatas Jumat (13/4) angkat bicara. Memang, diakui, secara mekanisme, tidak ada yang tahu bagaimana sesungguhnya, tetapi bisa diterima nalar dan sebuah fenomena yang dapat terjadi secara keilmuan.

"Kita tidak bisa tahu mekanisme atau cara pastinya perjalanan Isra Mi'raj tersebut seperti apa, kita hanya bisa membahasnya mungkin atau tidak, dan itu sangat mungkin," kata pria yang merupakan pakar biofisik, optik dan fisika

Dia kemudian membedah perjalanan nabi mulai dari Isra.

1. Isra:

Seperti disebutkan dalam Al Quran, ini merupakan perjalanan dari Makkah ke Palestina.

Prof Husin mengatakan perjalanan ini bisa dijelaskan dengan teknologi. Hal ini sangat bisa terjadi, jika di masa lalu, mungkin diluar nalar, mengingat masih menggunakan onta dan lainnya, tetapi di masa kini, bisa dibuktikan dengan pesawat terbang yang diciptakan para pakar.

Menurut dia, di massa kini, seseorang bisa melakukan perjalanan dari satu posisi ke posisi lain di muka bumi dalam waktu singkat.

"Saat ini ada pesawat yang memungkinkannya terjadi, dahulu memang tidak terpikirkan, saudagar perlu berbulan-bulan perjalanan," katanya.

Menurut Husein, yang merupakan peraih penghargaan dari Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia ini mengatakan, ada semacam mekanisme atau cara Isra tidak bisa dipastikan, wallahualam.

Namun Isra bisa ditelaah kemungkinannya dengan sains saat ini. Teknologi modern kini mengenal pesawat sebagai sarana perjalanan singkat dalam satu malam itu.

Dalam riwayat, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan ini dengan buraq. Tentang Buraq secara detail disebutkan sebagai mahluk Allah, namun bisa jadi ini kiasan dari pesawat masa kini yang sudah canggih.

Artinya di masa itu sudah kendaraan dari Allah yang maha kuasa, yang bahkan mungkin lebih canggih dari pesawat yang diciptakan para pakar terbaik di masa kini.

Artinya, Allah memberikan makna yang sangat besar dari pemaknaan Buroq, hal itu terbukti kini dengan terciptanya pesawat terbang super canggih yang bisa menempuh dan mencapai berbagai tepat hanya dalam hitungan jam bahkan menit.

"Saya tidak punya penjelasan ilmiah tentang buraq, tapi ia analog dengan pesawat, sebagai wahana atau sarana," kata Prof Husin.

Bagaimana dengan Miraj?

NAH, ini yang paling sulit dikaji, karena belum ada pesawat masa kini yang mampu menempus lapiran dimensi tertinggi dari ruang angkasa atau langit.

Namun dijelas Huessien, Mi'raj merupakan perjalanan Rasulullah SAW yang paling menarik, karena perjalanan ini sangat luar biasa, lagi-lagi dengan menunggang Buroq.

Dapat dijelasnya pula bagaimana hebatnya kekuatan fisik nabi Muhammad yang dapat melewati perjalanan berat itu dalam satu malam.

Seperti dijelaskan dalam Al Quran, Nabi menemui Allah SWT di Sidratul Muntaha.

Hal ini dikatakan Prof Husin,bahwa banyak spekulasi yang bisa menjelaskan fenomena ini.

Banyak yang mengatakan, bahwa perjalanan tersebut beserta jasad Rasulullah atau hanya bersifat perjalanan ruhiyah atau imateril.

Namun bisa jadi kedua-duanya.

"Baik dengan jasad atau tidak, dua-duanya memungkinkan," kata dia.

Seperti dilansir dari republika, menurut dia, banyak kemungkinannya, maka ada banyak spekulasi atau teori yang bisa dijelaskan. Mulai dari kemungkinan Nabi Muhammad SAW melakukan Mi'raj dengan jasad, maka ada teori relativitas dan fisika partikel yang bisa disodorkan.

"Ada prinsip kesetaraan energi dan materi, bahwa secara prinsip materi bisa berubah jadi energi dan sebaliknya, kalau berubah jadi energi dia punya kecepatan cahaya," katanya.

Selain itu ada teori yang sedang berkembang saat ini tentang dimensi ekstra. Misal, jarak titik A ke titik B sangat jauh. Tapi ada jalan tikus yang memungkinkan waktu perjalanannya sangat singkat. Jalan tikus inilah yang disebut dimensi ekstra, yang menyebabkan perjalanan menjadi lebih cepat.

"Ada beberapa fenomena alam yang menunjukkan indikasi dimensi ekstra itu ada, artinya fenomena alam ini hanya bisa dijelaskan kalau ada dimensi ekstra tadi," kata dia.

Perjalanan Miraj:
Riwayat tentang perjalanan malam nabi dan diangkatnya dia ke langit untuk bertemu langsung dengan Allah dan menerima perintah kewajiban salat di lima waktu terdapat dalam Kitab Hadits Shahih milik Imam Muslim:

"...dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku telah didatangi Buraq. Yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal.

Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut buraq tersebut mencapai ujungnya."Dia bersabda lagi:

"Maka aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitul Maqdis." Dia bersabda lagi:

"Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para nabi.

Sejurus kemudian aku masuk ke dalam masjid dan mendirikan salat sebanyak dua rakaat.

Setelah selesai aku terus keluar, tiba-tiba aku didatangi oleh Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu, dan aku pun memilih susu. Lalu Jibril berkata, Kamu telah memilih fitrah.

Lalu Jibril membawaku naik ke langit.

Ketika Jibril meminta agar dibukakan pintu, maka ditanyakan, Siapakah kamu? Jibril menjawab, Jibril. Ditanyakan lagi, Siapa yang bersamamu? Jibril menjawab, Muhammad. Jibril ditanya lagi,

Apakah dia telah diutus? Jibril menjawab, Ya, dia telah diutus.

Maka dibukalah pintu untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Adam, dia menyambutku serta mendoakanku dengan kebaikan. Lalu aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril lalu minta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanyakan lagi,

Siapakah kamu? Jibril menjawab, Jibril. Jibril ditanya lagi, Siapa yang bersamamu?

Jibril menjawab, Muhammad. Jibril ditanya lagi, Apakah dia telah diutuskan? Jibril menjawab, Ya, dia telah diutuskan.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria, mereka berdua menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan.

Aku dibawa lagi naik langit ketiga. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanyakan,

Siapakah kamu? Jibril menjawab, Jibril. Jibril ditanya lagi, Siapakah bersamamu? Jibril menjawab, Muhammad.

Jibril ditanya lagi, Apakah dia telah diutuskan? Jibril menjawab, Ya, dia telah diutuskan.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf Alaihis Salam, ternyata dia telah dikaruniakan dengan kedudukan yang sangat tinggi.

Dia terus menyambut aku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit keempat. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi,

Siapakah kamu? Jibril menjawab, Jibril.

Jibril ditanya lagi, Siapakah bersamamu? Jibril menjawab, Muhammad.

Jibril ditanya lagi, Apakah dia telah diutuskan? Jibril menjawab, Ya, dia telah diutuskan.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris Alaihis Salam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Allah berfirman: (...dan kami telah mengangkat ke tempat yang tinggi darjatnya).

Aku dibawa lagi naik ke langit kelima. Jibril lalu meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, Siapakah kamu? Jibril menjawab, Jibril.

Jibril ditanya lagi, Siapakah bersamamu? Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi,

'Apakah dia telah diutuskan? 'Jibril menjawab,

"Ya, dia telah diutuskan".

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun Alaihissalam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit keenam. Jibril lalu meminta supaya dibukakan pintu.

Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami.

Bertemu Nabi Musa As
Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit ketujuh. Jibril meminta supaya dibukakan. Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawabnya, 'Jibril'.

Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam, dia sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitul Makmur. Keluasannya setiap hari bisa memasukkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah keluar, mereka tidak kembali lagi kepadanya (Baitul Makmur).

Dibawa ke Sidratul Muntaha
Kemudian aku dibawa ke Sidratul Muntaha. Daun-daunnya besar seperti telinga gajah dan ternyata buahnya sebesar tempayan." Dia bersabda:

"Ketika dia menaikinya dengan perintah Allah, maka sidrah muntaha berubah. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menggambarkan keindahannya karena indahnya. Lalu Allah memberikan wahyu kepada dia dengan mewajibkan salat lima puluh waktu sehari semalam. Lalu aku turun dan bertemu Nabi Musa Alaihissalam, dia bertanya, 'Apakah yang telah difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? '

Dia bersabda: "Salat lima puluh waktu'. Nabi Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencoba Bani Israel dan menguji mereka'. Dia bersabda: "Aku kembali kepada Tuhan seraya berkata, 'Wahai Tuhanku, berilah keringanan kepada umatku'. Lalu Allah subhanahu wata'ala. mengurangkan lima waktu salat dari dia'. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa dan berkata, 'Allah telah mengurangkan lima waktu salat dariku'.

Salat Lima Waktu Bagi Umat Nabi Muhammad
Nabi Musa berkata, 'Umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi'. Dia bersabda: "Aku masih saja bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa, sehingga Allah berfirman: 'Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan lima waktu sehari semalam. Setiap salat fardu dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Maka itulah lima puluh salat fardu.

Begitu juga barangsiapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya barangsiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak dicatat baginya sesuatu pun. Lalu jika dia mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya'. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih saja berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan'. Aku menjawab, 'Aku terlalu banyak berulang-ulang kembali kepada Tuhanku, sehingga menyebabkanku malu kepada-Nya'."

Sumber:Shahih Muslim, Kitab Iman, Bab Isra' Rasulullah ke langit, hadits nomor 234.

Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved