Masyarakat Keluhkan Galian Pipa Pertagas di KM 11
Pemasangan pipa gas dari Grissik hingga ke Pusri itu rupanya mengalami keluhan dari masyarakat sekitar.
Penulis: Wahyu Kurniawan | Editor: Ahmad Sadam Husen
Menurutnya, jalan menjadi macet dan kotor dan kalau panas sisa galian yang ada dijalan menjadi debu bahkan apalagi hujan jalan sangat licin.
"Mobil pasir susah masuk, apalagi tanah galian masih basah.”
“Pernah mobil saya terjerembab kedalalam tanah," jelasnya.
Begitu juga yang dirasakan Tomy, warga sekitar yang mengakui sejak pohon ditebang, tempatnya menjadi panas dan berdebu.
"Saya pernah jatuh dari motor soalnya licin, dan sering ruas jalan dibuat menjadi satu, macetnya minta ampun," ujarnya.
Ditempat yang berbeda, Eep yang merupakan anggota Walhi, mengatakan bahwa seharusnya proyek ini tidak perlu mengorbankan pohon ataupun lingkungan yang ada.
Menurutnya, dalam proyek pembangunan seharusnya seimbang, dimana proyek tetap berjalan dan lingkungan tidak dirusak.
"Kasihan pohonnya ditebang, kenapa setiap proyek harus mengorbankan lingkungan masyarakat," jelasnya.
Terlebih lagi pohon yang ditebang itu butuh waktu yang lama untuk besar dan rindang, sangat disayangkan oleh Walhi apa yang terjadi pada pembangunan di Palembang.
"Mestinya jangan ada kerusakan alam demi proyek, jangan mengatasnamakan rakyat kalau tidak ada manfaat bagi rakyat, kalau hanya sekedar untuk pemilik modal mending tidak usah rusak alam dan bawa nama rakyat," ujarnya.
Sementara itu, Asmuandi, kepala Dinas Sarana dan Utulitas Kota mengatakan, penebangan pohon yang dilakukan untuk proyek tersebut sudah sesuai dengan izin prinsip Walikota Palembang.
"Masalah penebangan pohon itu kan sudah izin prinsip walikota, sebenarnya saya juga sangat sayang dengan pohon yang ditebang," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa akan menanam kembali bibit pohon setelah proyek tersebut selesai.
"Kita akan menanam kembali bibit pohon, bibitnya pun bibit yang memiliki diameter sekitar 15cm," ujarnya. (Sripoku.com/Wahyu Kurniawan)
===