Debat Mahfud MD Versus Netizen, Soal Ucapan Selamat Imlek alias Gong Xi Fat Cai, Bolehkah?

"Sama dgn mengucapkanDrlamat Tahun Baru 2018, Insyaallah tidak ada larangan dalam Islam utk sekadar mengucapkan Gong Xi Fat Cai

Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
Istimewa

Disisipkan juga pranala sebuah laman situs yang berjudul 'Hukum Dilarangnya Tahun Imlek dan Saka dalam Islam'.

Berikut Dasarnya:
Al-Hukmu ala syai’in far’un an tashowwurihi. Yaitu “menghukumi sesuatu itu menggambarkan tingkat kepahaman seseorang atas apa yang ia hukumi”.

Dari sini, kita harus mengetahui dulu apa itu Imlek. Di dalam Wikipedia disebutkan bahwa Imlek adalah peringatan tahun baru orang-orang Tiong Hoa. Imlek merupakan hari raya agama Kong Hu Cu dan di dalam Imlek juga terdapat adegan bakar dupa dan sembahyang.

Berdasarkan fakta tersebut, dapat kita simpulkan bahwa Imlek bukan hanya budaya, akan tetapi sudah masuk ke ranah peribadatan yang merupakan hari raya penganut agama Kong Hu Cu. Karena Imlek adalah hari raya keagamaan, maka berlaku baginya hukum-hukum yang berkaitan dengan perayaan agama selain Islam. Maka hukum merayakan hari raya Imlek dan mengucapkan “Gong Xi Fa Cai” sama dengan merayakan dan mengucapkan Selamat Natal.

Ikut merayakan hari raya orang kafir adalah bentuk tasyabbuh yang nyata. Karena rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan kaum tersebut.” (HR Abu Daud).

Bukan Masuk Hukum Ibadah
Nah, menanggapi cuitan netizen tersebut, Mahfud MD hanya menjawab singkat. Dia menilai Imlek bukan masuk dalam hukum ibadah.

"Sdh sy baca, tak mengubah pendirian saya. Itu cerita biasa, bukan hukum ibadah. Gong Xin Fa Cai," kicau akun @mohmahfudmd.

Apa itu Imlek?

Indonesia adalah negara yang memiliki reputasi untuk keragamannya. Sementara mayoritas penduduk Indonesia terdiri dari Muslim non-Tionghoa, Tahun Baru Imlek merupakan peristiwa penting di Indonesia.

Tahun Baru Imlek menjadi hari libur resmi di Indonesia pada tahun 1999. Tahun Baru Imlek adalah hari libur nasional yang memungkinkan orang Tionghoa untuk berhubungan kembali dengan keluarga mereka dan merayakan kedatangan tahun lunar yang baru.

Tradisi

Tahun Baru Imlek selalu dirayakan pada hari pertama kalender lunar Cina. Menurut kalender Gregorian, liburan ini dirayakan pada bulan Januari atau Februari setiap tahunnya. Sebagian besar tradisi Tahun Baru Imlek di Indonesia di adaptasi langsung dari Cina:

Amplop merah: Salah satu tradisi di Tahun Baru Imlek yang paling populer adalah pemberian amplop merah. Dalam kebanyakan situasi, amplop merah ini diberikan kepada anak-anak dari orang tua. Hal ini juga umum bagi pasangan suami istri untuk memberi amplop merah kepada anggota keluarga mereka yang belum menikah. Amplop merah ini seringkali berisi uang. Jumlah uang dalam amplop seringkali merupakan angka yang menunjukkan keberuntungan.

Pasar: Sebelum perayaan Tahun Baru Cina, banyak pasar di dekat komunitas besar masyarakat Tionghoa di Indonesia akan dibuka. Pasar ini sering menjual kembang api, pakaian, mainan, dan hadiah. Hal ini adalah sebuah praktik umum bagi orang-orang Tionghoa untuk memberi hadiah kepada teman dan keluarga mereka selama perayaan Tahun Baru Imlek. Beberapa jenis hadiah yang paling populer berkisar dari barang sehari-hari seperti pisau dapur hingga permen seperti manisan buah.

Perkumpulan Keluarga: Di Indonesia, setiap anggota keluarga Cina akan bersatu kembali dengan satu sama lain di suatu lokasi pusat. Setelah setiap anggota keluarga hadir, sebuah hidanan yangg besar akan dinikmati. Kombinasi makanan tradisional Cina dan makanan lokal Indonesia sering dinikmati oleh orang-orang yang merayakan Tahun Baru Imlek di Indonesia.

Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved