Tak Terekspose, Netizen Ungkap Ada Hal ‘Janggal’ Ini Pada Jaket Kuning Zaadit Taqwa Ketua BEM UI

Aksi nekat yang dilakukan Zaadit Taqwa Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) kini banyak diperbincaangkan public.

Editor: Fadhila Rahma
ist/kompas.com

SRIPOKU.COM – Aksi nekat yang dilakukan Zaadit Taqwa Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) kini banyak diperbincaangkan public.

Bagaimana tidak, sejak a mengacungkan kartu kuning kepada Jokowi di tengah-tengah kerumunan mahasiswa UI, Zaadit kemudian diboyong Paspampres karena ulahnya tersebut yang kemudian direkam dan  menjadi viral.

Setelah kejadian Ketua BEM UI Zaadit Taqwa viral dengan kartu kuning, banyak netizen yang diduga dari Universitas Indonesia (UI) justru membicarakan jaket yang dikenakan Zaadit.

"Parah sih, yang bersangkutan (Zaadit) anak MIPA tapi berani make jakun (jaket kuning--RED) anak FIB." ujar akun @Aldio_Atsuaki.

Baca:

Akhirnya Terjawab, Ini Alasan Veronica Tan Selingkuh. Sejak Awal Menikah Kelakuan Ahok Begini

Kalimat Terakhir Dianti Dyah Ayu Korban Longsor Bandara Soetta Bikin Terenyuh, Khawatirkan Soal Ini

presiden jokowi dapat kartu kuning
presiden jokowi dapat kartu kuning (Kolase Sriwijaya Post/Net/IST)

Akun lain menambahkan, "Ya ampun sebagai alumni FIB kesel pas liat makaranya warna putih, karena pasti dari jurusan FIB, ternyata jakunnya minjem dan dia anak MIPA ternyata," ujar akun @PutriRosary.

Bahkan beredar tangkapan layar di media sosial Line dari netizen yang mengaku Dimas Dwi Putera, menyebut Zaadit adalah mahasiswa jurusan fisika, bukan jurusan ilmu sejarah.

Bahkan di pesan siar tersebut, ,dia menulis bakal menggalang donasi 'Jakun (jaket kuning--RED) Untuk Zaadit'.

Capture media sosial

Akun @tanri24 juga mencuit hal yang sama, "Saya respect nyali dan upayanya untuk kritik pemerintahan, tapi masa ketua BEM gak siap pakai jakun miliknya sendiri."

@zulfrial juga memberi kicauan, "Jakunnya minjem, coba cek jangan-jangan kartu mahasiswanya minjem juga."

"Parah sih, ybs anak MIPA tp beraninya make jakun anak FIB, SKS lg ckckck," kicau @Aldio_Atsuaki.

"@justb3n Jakun (Jaket Kuning), lambang setiap fakultas punya warna berbeda di makara dada sebelah kiri. Nah, ketua BEM ini kayaknya ga pake jakunnya," kicau @frau_Ike.

Baca:

Sebelum Pasrah & Akhirnya Meninggal, Begini Kondisi Tragis Dianti Putri, Sempat Mengantuk dan Pucat

Setahun Jadi Gubernur, Ini Sederet Kemarahan Zumi Zola Hingga Terciduk Gituan di Hotel Sampai Pucat!

Di Universitas Indonesia mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang seharusnya memiliki warna makara biru-hitam.

Namun, saat melakukan konferensi pers dengan Kompas TV Zaadit menggunakan jaket almamater dengan makara putih.

Warna makara putih adalah identitas untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB).

Alasan Zaadit Taqwa

Zaadit Taqwa
Zaadit Taqwa (Kolase Sripoku.com)

Ada tiga alasan Ketua BEM UI Zaadit Taqwa memberanikan diri mengacungkan 'kartu kuning' dan meniup peluit di hadapan Jokowi.

Kejadian tersebut terjadi saat Jokowi usai memberikan pidato acara Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia dan dilanjutkan melakukan Peresmian Forum Kebangsaan UI‎ di Balairung UI, Depok, Jumat (2/1/2018).

Pengacungan 'kartu kuning' dengan tangan kanan Zaadit, sebenarnya merupakan buku paduan suara Universitas Indonesia yang kebetulan berwarna kuning.

"‎Itu tadi buku paduan suara, karena pengawasan lumayan ketat tadi pas masuk ke dalam, makanya kita pakai buku itu, biar bisa masuk," tutur Zaadit.

Zaadit menjelaskan, pengacungan buku panduan berwarna kuning sebagai gambaran jika Presiden mendapatkan kartu kuning dengan maksud ‎memberikan peringatan agar menyelesaikan permasalahan bangsa.

"Kita bawa tiga tuntutan, dan kita sudah sampaikan lewat aksi di stasiun (Universitas Indonesia)," tutur ‎Zaadit.

Adapun tiga tuntutan tersebut, kata Zaadit, ‎pertama terkait gizi buruk di Papua untuk segera diselesaikan oleh pemerintah karena lokasi kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, merupakan bagian dari Indonesia.

"Kami ingin mau dipercepat penyelesaiannya karena sudah lama dan sudah banyak korban," ucapnya.

Kemudian, tuntutan kedua yang disuarakan Zaadit, terkait Plt atau penjabat gubernur yang berasal dari perwira tinggi TNI/Polri.

"Kita tidak pingin kalau misalnya kembali ke zaman orde baru, kita tidak pengen ada dwifungsi Polri, dimana Polisi aktif pegang jabatan gitu (gubernur) karena tidak sesuai dengan UU Pilkada dan UU Kepolisian," ujar Zaadit.

Sedangkan tuntutan ketiga, yaitu persoalan Permenristekdikti tentang Organisasi Mahasiswa (Ormawa) karena dapat mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa.

"Kita tidak pingin mahasiswa dalam bergerak atau berorganisasi dan berkretasi itu dikungkang, oleh peraturan yang kemudian dibatasi ruang gerak mahasiswa," papar Zaadit.

‎Aksi Zaadit tersebut terpaksa harus diamankan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan ditariknya ke luar ruangan Balairung, serta dibawa ke Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK).

"Tidak ada (kekerasan), ‎cuman diminta keterangan saja, diminta identitasnya. Aksi ini ‎dilakukan spontan, karena sebenarnya niatnya sudah ada tapi berubah-ubah rencana, menyesuaikan kondisi di dalam juga," ujar Zaadit.

TribunJakarta.com/Siti Nurjannah Wulandari

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved