Pasca Letusan Freaktik, Gunug Dempo Aman Tapi Statusnya Masih Waspada Level II

"Letusan Freaktik ini membuka mulut kawah, jadi jika terjadi letusan maka tidak terlalu berbahaya karena tidak ada sumbatan," tegasnya.

Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/WAWAN SEPTIAWAN
kondisi Gunung Dempo terlihat normal pasca terjadinya hembusan Freatik. 

SRIPOKU.COM, PAGARALAM - Pasca terjadinya letusan Freaktik, Kamis (9/11/2017) kemarin sekitar pukul 17.00 WIB. Saat ini kondisi Gunung Api Dempo (GAD) masih berada dilevel II atau Waspada.

Namun berdasarkan rekaman alat Siesmograf terjadi penurunan aktivitas dari sebelumnya. Namun alat siesmograf masih merekam adanya aktivitas yaitu dua kali gempa Vulkanik dan satu kali hembusan.

Petugas Pos Pemantau GAD, Megi mengatakan, pihaknya pasca terjadinya letusan Freaktik terus melakukan pemantauan baik secara visual maupun melalui alat siesmograf manual dan digital.

"Jika dilihat dari alat Siesmograf, pada Jumat (10/11/2017) pukul 11.00 WIB terekam dua kali gempa vulkanik," katanya saat dikonfirmasi sripoku.com, Jumat (10/11/2017).

Penurunan aktivitas juga terlihat dari menurunnya intensitas gempa tremor pasca letusan Freaktik. Padahal sebelumnya GAD sering sekali menunjukan gempa tremor.

"Jika tremor masih muncul maka dikhawatirkan akan terjadi letusan susulan. Namun saat ini gempa tremor tidak lagi terekam di alat Siesmograf dan biasanya jika sudah terjadi letusan Freaktik maka tidak akan langsung ada letusan susulan," jelasnya.

Berdasarkan ilmu geologi, jika adanya letusan freaktik maka hal tersebut pertanda baik. Pasalnya dengan adanya letusan Freaktik maka akan membuka mulut kawah dan tidak akan terjadi sumbatan.

"Letusan Freaktik ini membuka mulut kawah, jadi jika terjadi letusan maka tidak terlalu berbahaya karena tidak ada sumbatan," tegasnya.

Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun sripoku.com, pasca terjadinya letusan freaktik kawasan Desa Kerinjing dan Gunung Agung Paoh mengalami hujan abu.

Akibatnya banyak tanaman sayuran petani yang terkena dampak hujan abu vulkanik.

"Biasanya tanaman sayur akan rusak jika terkena abu vulkanik. Tanaman sayur akan terlihat seperti terbakar akibat terkena abu vulkanik tersebut," ujar Sam (56) salah satu petani sayur.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved