Bunuh Diri

Usai Tembak Dua Rekan, Bripka Bambang Pilih Bunuh Diri

Insiden penembakan yang menewaskan tiga anggota Brimob di sumur SGT 01 Blok Trembul Desa Karangtengah, Ngawen Kabupaten Blora membuat pihak

Editor: Bedjo
ISTIMEWA
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM , SRIPO -- Insiden penembakan yang menewaskan tiga anggota Brimob di sumur SGT 01 Blok Trembul Desa Karangtengah, Ngawen Kabupaten Blora membuat pihak keluarga bingung. Mulyono (55), sepupu dari korban bernama Bripka Bambang Tejo Wahono sangat kaget dengar kabar itu. Saat menerima kabar meninggalnya adik sepupu, dirinya langsung panik dan gemetar.

Berita Lainnya:  Bripda Azan Bunuh Diri 30 Meter Dari Rumah Calon Istrinya, Ini Pesan Terakhirnya di FB

"Dapat kabar dari kakak kandungnya, saya panik dan gemetar," kata Mulyono.

Dia mengaku mendapat kabar pukul 03.00 WIB. "Pas dapat kabar tahunya adik (korban) dibawa ke Semarang. Saya langsung ke rumahnya. Habis itu ternyata tidak di Semarang tapi di RSUD Blora," katanya.

Bambang Supriyono (57) sepupu Bripka Bambang Tejo Wahono lainnya mengatakan, pihak keluarga sempat bingung. Karena kabar yang beredar simpang siur. "Semula saya saja belum tahu jelasnya. Kami sampai tanya ke wartawan. Sampai akhirnya saya tahu kalau korban di RSUD Blora," katanya.

Kabar meninggalnya sepupu, tak pelak membuat Bambang merasa kaget. Dalam kesaksiannya, adik sepupunya itu dikenal orang yang baik, dan humanis.

"Kalau kumpul tidak sering, karena dia tugas jadi polisi tidak mesti setiap hari di rumah. Hanya kalau kumpul orangnya itu sopan, sumeh," katanya.

Dijaga Ketat
Proses pemakaman Bripka Bambang Tejo Wahono dijaga ketat oleh petuga kepolisian. Jenazah tiba di kediaman Jalan Mustika Perumda Kelurahan Kunden, Kabupaten Blora sekitar pukul 10.45 WIB. Tampak sejumlah petugas membentuk barikade untuk mengamankan kediaman korban. Sampai di rumah duka, tak berselang lama jenazah langsung diberangkatkan ke TPU Jetis, Blora untuk dikebumikan.

Prosesi pemakaman selesai sekitar pukul 12.15 WIB. Sepanjang prosesi mulai dari jenazah disemayamkan di rumah duka, hingga pemakaman di tempat pemakaman umu (TPU) dijaga ketat oleh petugas kepolisian. Awak media dilarang mendekat.

Bripka Bambang meninggalkan seorang istri dan dua anak laki-laki. Anak pertama masih berusia 5 tahun sementara anak kedua masih berusia 2,5 tahun.

Insiden penembakan antara sesama Brimob bermula saat enam personel Brimob yang melakukan pengamanan di pengeboran sumur minyak di Sarana Gas Trembul (SGT) di Canggah, Trembul, Ngawen, Blora, Jawa Tengah. Setiap personel dibekali senjata laras panjang AK 101.

Dua saksi, karyawan GSS, Redi, dan anggota Brimob Pati, Brigadir Slamet, melansir informasi yang diunggah oleh akun Facebook Yulia Kadam. Keduanya sama-sama mendengar suara rentetan tembakan lebih kurang dua puluh kali.

Saat mendekat ke lokasi kejadian, terlihat seorang anggota Brimob yang tergeletak di depan tenda pos pengamanan. Diduga penembakan dilakukan oleh personel Brimob Pati, Brigadir Kepala Bambang Tejo.

Redi yang ketakutan segera meninggalkan lokasi dan melapor ke Polsek serta Koramil Ngawen. Sementara saksi lain, Brigadir Slamet, diperintah oleh terduga pelaku meninggalkan lokasi untuk menyelamatkan diri. Usai melakukan penembakan, Brigadir Kepala Bambang Tejo memilih bunuh diri dengan cara menembak kepalanya. Diduga sempat terjadi cekcok antaranggota Brimob sebelum insiden terjadi.

Masalah Pribadi
Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono membenarkan adanya penembakan terhadap anggota Brimob yang sedang melaksanakan pengamanan di lokasi pengeboran minyak Sarana Gas Trembul, Dukuh Canggah, Desa Karang Tengah, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. "Penembakan terjadi pada pukul 18.00 yang dilakukan anggota Brimob terhadap rekannya sendiri," ujarnya. Kapolda mengatakan, anggota Brimob ada di lokasi dalam rangka tugas pengamanan proyek vital nasional di pengeboran minyak. Anggota yang ditempatkan berjumlah enam orang.

"Pemohonan pengamanan kurang lebih satu bulan di tempat tersebut," tuturnya.

Kejadian tersebut berawal terdengar suara tembakan sebanyak tiga kali. Kemudian anggota yang berada di kamar mandi keluar dan melihat tiga anggota meninggal dunia yakni Bripka Bambang Tejo, Brigadir Budi Wibowo, Brigadir Ahmad Supriyanto.

"Kami sudah memerintahkan Dirreskrimum, Ka Labfor, Kasat Brimob untuk berangkat ke ke TKP," imbuhnya. Selanjutnya, Kapolres Blora yang mengikuti Kasatwil juga perintahkan untuk kembali ke Blora melakukan olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi, mengidentifikasi, dan otopsi kejadian tersebut. "Ketiga anggota ini merupakan Subdet IV Sat Brimob yang berada di Pati," imbuhnya.

Belum diketahui sebab dari penembakan tersebut. Kapolda mengatakan motif penembakan tersebut dimungkinkan adanya persoalan pribadi yang menyebabkan rekan satu kompinya tertembak. Dari keterangan saksi sebelum terjadi penembakan tidak terdapat percekcokan.

"Di barak sebelahnya juga tidak mendengar adanya percekcokan. Yang berada di tenda tiga korban itu. Memang terdengar tiga kali suara tembakan," tuturnya.

Dikatakannya, saksi tidak melihat sama sekali kejadian tersebut apakah ada baku tembak maupun penembakan. Hal tersebut akan dilihat dari hasi autopsi.

"Saksi Muhadi melihat di situ mendengar tembakan dua kali. Jaraknya tidak begitu lama," terang Kapolda.

Saat itu, Saksi Muhadi keluar dari kamar mandi bertemu dengan Bripka Bambang Tejo tidak berapa lama saksi diminta tidak mendekat. Lalu mendengar tembakan dan senjata di dekat Bripka Bambang Tejo.

"Saksi diperintahkan Bambang Tejo untuk lari. Beberapa saksi pun sudah lari ketika mendengar tembakan. Sebelum lari saksi ini juga diminta lari tapi tidak lari. Karena mendengar tembakan begitu ketemu Bambang dia baru lari," terangnya.

Menurutnya, olah TKP dilakukan sejak malam hingga pagi hari. Senjata yang digunakan untuk penembakan berjenis AK 101. "Dari hasil olah TKP luka yang ditemukan di korban Bambang Tejo terdapat luka di kepala, dan korban lain terdapat luka di badan. Selain itu senjata di korban ada satu yang lain di barak," kata Kapolda.

Menurut Kapolda, prosedur pengamanan yang dilakukan telah benar. Hal ini dibuktikan pelaksana proyek pengeboran meminta bantuan pengamanan. Sat Brimob mengerahkan bantuan pengamanan sebanyak enam orang.

"Permohonan ada surat perintahnya, dan ada surat permohonan," jelasnya.

Ia mengatakan prosedur penggunaan senjata api telah dilakukan pengecekan di Sat Brimob. Selain itu bagian Psikologi Polda Jateng anggota tersebut telah dilakukan pengecekan secara rutin.

"Anggota itu sudah memegang kartu senjata api. Pemegang kartu sudah melalui tahapan psikologi. Kalau masalah pribadi kadang-kadang bisa terjadi terhadap siapapun. Kami juga akan lakukan evaluasi secara internal mengenai penempatan," tukasnya. (fah/rif/Tribun Jateng/wly)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved