Ratusan Warga Sumsel Korban First Travel, Kembalikan Uang Kami Jika. . .

"Pada jadwal keberangkatan pertama itu, kami sudah siap berangkat. Bahkan semuanya sudah siap dan sehari lagi berangkat ke Jakarta, tapi tiba-tiba dib

Editor: Bedjo
sandalsponmurah.info
Logo First Travel. 

SRIPOKU.COM , PALEMBANG - H Imam Sudaryanto (58) dan istrinya Hj Rosa Salina (53), hanya bisa pasrah dan merasa kebingungan terkait keduanya batal menjalani ibadah umrah ke tanah suci.

Berita Lainnya:
Ditanya Soal First Travel, Ini Jawaban Syahrini

Pasangan suami istri ini bagian dari ratusan warga Sumsel yang menjadi korban biro perjalanan First Travel di Jakarta.

Terlebih lagi owner First Travel di Jakarta sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan atas kasus penipuan yang berkedok travel umrah.

"Pada jadwal keberangkatan pertama itu, kami sudah siap berangkat. Bahkan semuanya sudah siap dan sehari lagi berangkat ke Jakarta, tapi tiba-tiba dibatalkan," ujar Imam, ketika ditemui Sripo di rumahnya Komplek Bougenvile Kecamatan Sukarami Palembang, Kamis (24/8).

Dikatakan Imam, sampai saat ini tidak ada kejelasan kapan akan dijadwalkan kembali untuk berangkat umrah. Bahkan sebelum bulan puasa, ia dan istrinya pun kembali menyetorkan uang Rp2,5 juta perorangnya dengan janji berangkat umrah pada bulan puasa lalu.

Namun setelah tiba bulan puasa yang telah dijanjikan, keberangkatan kembali dibatalkan. Dengan alasan akan kembali dilakukan penyusunan jadwal umrah.

"Kami yang batal berangkat umrah itu ada 12 orang. Semuanya sudah setor transfer biayanya sebesar Rp14.300.000 perorangnya. Bahkan kami tambah lagi biaya sebesar Rp2,5 juta perorang. Memang untuk perlengkapannya sudah diberikan pihak travel dengan membayar uang Rp600 ribu untuk tiap orang," ujar Imam yang merupakan pensiunan PNS.

Imam dan istrinya yang menyetor uang untuk berangkat umrah ke pihak First Travel di Jakarta, merupakan uang tabungan pensiunan Imam. Bersama istrinya, Imam menunjukan bukti transfer setor ke pihak agen First Travel.

Bahkan Imam juga menunjukan perlengkapan yang sudah diberikan yakni tas koper, pakaian ihram, sal umrah, tas kecil, dan seragam umrah yang semuanya bertuliskan First Travel.

"Mau apa lagi kalau sudah begini, tapi kata agen kami tempat menyetor uang yakni ibu Dewi yang ada di Jakarta, katanya tunggu saja kejelasannya. Karena ibu Dewi sebagai agennya First Travel juga lagi berusaha untuk memberangkatkan kami. Kalau memang tidak ada kejelasan, kami meminta uang dikembalikan. Karena untuk saya pribadi, uang itu adalah uang tabungan pensiunan saya," ujar Imam.

Rosa, istri Imam yang tercatat sebagai guru PNS, hanya bisa geleng-geleng kepala mengapa owner First Travel begitu tega menipu orang-orang yang berkeinginan menjalani ibadah umrah.

"Diantara rombongan kami ini ada orang yang sangat ingin sekali menjalani umrah. Bahkan untuk berangkat umrah ini, menggunakan uang pensiunan yang ditabung cukup lama. Begitu juga dengan kami yang hidup pas-pasan. Seharusnya umrah ini bisa menjadi hadiah pensiun, tapi batal umrah yang pihak First Travel terkena masalah kasus penipuan," ujar Rosa.

Diakui Imam dan Rosa mengapa ikut mendaftar umrah di First Travel, dikarenakan sebelumnya orang-orangnya tidak ada masalah dan berangkat umrah sesuai jadwalnya. Memang untuk berangkat umrah di First Travel biayanya cukup terjangkau yakni Rp14.300.000 perorang.

"Sebelumnya keluarga kami sudah ada yang berangkat dan tidak ada kendala, maka itu kami juga ikut mendaftar. Mungkin ini sudah nasib rombongan kami. Bahkan dari rombongan kami sudah ada yang menggelar acara syukuran sebelumnya. Pastinya jika tidak ada kejelasan untuk umroh, kami minta uang dikembalikan," ujar Rosa.

Bukan hanya Imam dan Rosa yang batal berangkat Umroh melalui biro perjalanan First Travel di Jakarta. Namun juga dirasakan Yuslipah, guru PNS di kawasan Talang Buruk Kecamatan Sukarami Palembang.

Bahkan Yuslipah gagal berangkat umroh bersama keluarga besarnya dengan jumlah 12 orang. Namun Yuslipah dengan keluarganya mendaftar pada agen First Travel yang ada di Lahat. Bahkan perorangnya membayar biaya umroh sebesar Rp15 juta. Diketahui di Lahat ada sekitar 200-an orang yang juga gagal berangkat umroh melalui agen First Travel.

"Kami percaya karena sebelumnya sudah banyak yang berangkat umroh dan semuanya lancar, termasuk ada keluarga saya yang juga ikut umroh dengan First Travel sebelumnya. Memang kami ikut karena cukup terjangkau. Memang biasanya untuk umroh itu biasanya berkisar di atas Rp20 jutaan," ujar Yuslipah.

Mengenai langkah kedepannya lantaran keluarga besarnya gagal berangkat umrah, Yuslipah mengatakan, pihak keluarganya yang ada di Lahat hanya tinggal menunggu saja. Dikarenakan agen First Travel yang di Lahat akan bertanggung jawab untuk menjadwalkan kembali untuk berangkat umrah.

"Kata agen di Lahat, nanti dijadwalkan lagi dan biar perlu pindah ke biro travel lainnya. Sampai saat ini kami masih menunggu dan dijadwalkan berangkat umrah November. Jika tidak ada kepastian, tentunya saya pribadi meminta pertanggung jawaban pada agen yang ada di Lahat. Uang untuk daftar umrah itu, gaji saya setia bulannya yang disisihkan ditabung untuk berangkat umrah," ujar Yuslipah.

Sementara di Lahat sebanyak 178 warga menjadi korban First Travel. Ratusan warga tersebut mendaftarkan diri untuk berangkat ibadah umrah melalui dr Laela Cholik, yang juga menjabat sebagai direktur RSUD. Sejauh, beberapa warga mengaku sudah melunasi biaya keberangkatan sebesar Rp19 juta perorang.

RA Maryani, warga Kota Baru Lahat, mengatakan ia mendaftar berangkat umrah sejak 2016 yang lalu. "Kami mendaftarkan diri melalui ibu dr Laela Cholik, yang memang satu pengajian dengan kami. Setidaknya ada 178 teman pengajian yang ikut,"ungkapnya, ketika ditemui di klinik Al-Lael, milik dr Laela Cholik, Kamis (24/8).

Menurut Maryani, pembayaran keberangkatan dicicil. Awalnya, ungkap Maryani total yang harus dibayar Rp14 juta. Namun, pihak First Travel meminta uang tambahan kembali hingga total Rp19 juta dengan alasan keberangkatan diundur dan akan mencarter pesawat dari Negara Saudi Arabia.

Sementara itu, dihubungi via Watshap dr Laela Cholik, membenarkan kalau dirinya menjadi penghubung bagi warga yang ingin berangkat ibadah umroh melalui First Travel. Namun, dirinya mengaku tidak tahu terkait apa yang dilakukan First Travel sehingga pemiliknya jadi tersangka penipuan. "Ya sebagaian warga yang ikut tersebut jamaah pengajian saya. Tapi terkait pembayaran sendiri para warga yang mendaftar langsung mentransfer ke rekening First Travel dalam artian tidak melalui saya,"jelas Laela.

Saat ini kata Laela, dirinya masih di Jakarta dan berikhtiar melalui lawyer yang ditunjuk Vonny, agen First Travel untuk mengusahakan uang jamaah kembali. (bew/cr22)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved