Buya Menjawab
Doa untuk Arwah Orangtua
Apakah orangtua kita yang sudah meninggal dunia dapat mengetahui perbuatan anak-anaknya yang masih hidup di dunia ini, dan apa yang baik kita lakukan
SRIPOKU.COM - Assalamualaikum.Wr.Wb.
UST. Apakah orangtua kita yang sudah meninggal dunia dapat mengetahui perbuatan anak-anaknya yang masih hidup di dunia ini, dan apa yang baik kita lakukan untuk arwah mereka? Mohon penjelasan Ust. Terimakasih. 08136712xxxx
Berita Lainnya: Festival Anak Sholeh Meriahkan HUT ke-1328 Kota Palembang
Jawab:
Assalamualaikum.Wr.Wb.
APA yang dilakukan oleh anak-anak almarhum di dunia, dapat diketahui oleh Ibu dan bapak mereka yang telah mati, setiap malam Jumat sebagaimana dijelaskan oleh Rasululla Saw, yang artinya: "Dibeberkan (catatan) amal-amal (hamba Allah) pada hari Senin dan Kamis kehadirat Allah Swt., dan ditampakkan kepada Nabi, dan bapak dan ibu mereka (yang sudah mati) pada hari Jumat. Maka gembira mereka dengan kebaikan yang dilakukan oleh anak-anak mereka, dan bertambah putih dan cemerlang wajah mereka, maka bertakwalah kamu dan jangan dibikin sedih mereka". (HR.Al-Hakim dari Walid Abdul Aziz)
Yang baik dilakukan oleh anak-anak almarhum adalah berdoa memohonkan ampunan dari Allah SWT. Bahkan berkat dari pada doa anaknya, maka derajat orangtuanya dapat meningkat di surga, sebagaimana sabda Rasulullah Saw., yang artinya: "Kelak akan ada seorang yang dinaikkan tingkatan kedudukannya di dalam surga, sehingga ia bertanya-tanya. "Kenapa sekarang aku bisa begini?" Orang tersebut mendapat jawaban, "Berkat permohonan ampun anakmu untukmu." (HR.Ahmad, Ibnu Majah dan Baihaki dari Abu Hurairah ra.)
Alquran juga menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman generasi pendahulu di doakan oleh generasi belakangan. "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami." (QS. Al Hasr:10)
Adalah sunnah yang telah menjadi tradisi, apabila sesudah mayit dikuburkan, maka pada malamnya berkumpullah anak-anak, keluarga dan sahabat-sahabat al marhum untuk mendo'akan; memohon ampunan untuk almarhum. Dalam Sunnah Rasulullah saw. ini yang dinamakan Ta'ziyah.
Ta'ziyah secara etimologis berarti: tashbir (menyabarkan), tasliyah (menghibur) dan tatsbiit (menetapkan/meneguhkan hati). Ta'ziyah juga berarti menghibur orang yang ditimpa musibah, terutama orang yang kematian salah seorang dari orang-orang yang dicintainya. Ta'ziyah hukumnya sunnat, dilakukan baik sebelum dikubur maupun sesudah dikuburkan.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya: Tidak seorang mu'minpun yang berta'ziyah kepada saudaranya yang ditimpa mushibah, melainkan Allah Swt. memberikan kepadanya pakaian-pakaian kemuliaan dihari kiamat". (HR. Ibnu Majah)
Pada hadits lain dari Ibnu Mas'ud ra. Rasulullah Saw. bersabda yang artinya: "Nabi Muhammad Saw. bersabda: Barang siapa bertaziyah kepada seseorang yang ditimpa mushibah, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang terkena mushibah itu". (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi).
Bagaimana supaya permohonan ampun untuk al marhum diijabah oleh Allah Swt.!. maka sunnah yang juga menjadi tradisi; sebelum acara berdoa diselenggarakan, diawali terlebih dahulu dengan pembacaan surah Al Fatihah, surah Yaasin, surah Al Ikhlas, Mu'azatain, Tahlil terakhir berdoa bersama dan menghadiahkan pahala bacaan-bacaan bahkan shodaqoh untuk al marhum, keseluruhan apa yang dilakukan tersebut memiliki dasar hukum yang kuat.
Ketika sahabat bertanya kepada Rasulullah saw.tentang sa'at-sa'at apa do'a itu diijabah Allah Swt. Beliau menyatakan; "Setelah selesai shalat fardlu, setelah khatam Al Quran, ketika seseorang sedang berpuasa, ketika hujan deras, dan dihari Jumat saat khatib naik mimbar sampai memimpin shalat Jumat". Padahal kata beliau surah yaasin jika satu kali khatam, setara dengan sepuluh kali khatam Al Quran, Surah Al Ikhlas setara dengan sepertiga Al Quran, jika tiga kali sama dengan satu kali khatam Al Quran. Sedangkan Tahlil (Zikir) apalagi jika dilakukan berkelompok, maka kelompok zikir tersebut adalah dibanggakan Allah swt. dihadapan malaikat yang dicintaiNYA. Bahkan kelompok zikir tersebut sudah berhak mendapatkan ampunan Allah swt. Jika mereka sudah berhak mendapatkan ampunan Allah swt., maka do'a permohonan ampunan untuk alnmarhum tentu akan dikabulkan Allah swt. Rasulullah saw. bersabda, artinya: "Bahwasanya bagi tiap-tiap sesuatu ada hati, dan hati al-Quran itu Yaasiin. Dan barang siapa membacanya sekali niscaya ditulis Allah swt. baginya sama dengan membaca al-Quran sepuluh kali". (HR. At Tarmizi, Ad Daromi, dho'f, Faidlul qadir, bab almim) yang artinya: "Siapa yang membaca Yaasiin karena berkehendak ridla Allah Swt. niscaya diampuni baginya dosa-dosanya yang lalu, maka baca olehmu Yaasiin pada mayat kamu". (HR.Al-Baihaqi, shahih. Faidul qadir. bab al- mim-Al-Baihaqi melalui Ma'qal ibnu Yasar) yang artinya: "Barang siapa membaca Qul Huallahu Ahad sekali maka seolah-olah membaca sepertiga al-Quran." (HR.Ahmad, An Nasa'I, Faidlul qadir. bab al-mim) yang artinya: "Barang siapa membaca Qul Huallahu Ahad tiga kali maka seolah-olah membaca al-Quran sekaliannya." (Al-'Aqili, dla'if Faidlul qadir. Bab al-mim)
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah menyatakan: Artinya; "Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang setiap hari berkeliling mencari majlis zikir, apabila mereka mendapatkannya, maka malaikat menaungi (majlis zikir) dengan sayapnya dan memanggil; Marilah kemari untuk mendapatkan yang kamu butuhkan"!. Lalu melapor kepada Allah Swt.; "Ya Allah disana ada majlis zikir." (padahal Allah lebih mengetahui) Allah bertanya; "Apa yang mereka ucapkan?" Dijawab malaikat" Mereka mensucikan Engkau, mengagungkan Engkau memuji Engka ya Allah". Allah bertanya; "Apakah mereka sudah pernah melihatKU?. "jawab malaikat; "Belum Ya Allah". Allah bertanya; "Bagaimana kalau mereka pernah melihatKU.? Dijawab malaikat. "Tentu mereka akan lebih tekun beribadah, lebih banyak lagi memuliakaan Engkau, dan lebih banyak lagi mereka mensucikan Engkau, ya Allah." Allah bertanya; "Apa yang mereka minta?. "Malaikat menjawab; mereka minta dimasukkan ke surga ya Allah". Allah bertanya; "Apakah mereka sudah melihat surga.? Dijawab malaikat. "Belum ya Allah. "Allah bertanya; "Bagaimana jika mereka telah melihat surga.? Dijawab malaikat. "Tentu mereka lebih banyak lagi mohon dimasukkan ke surga ya Allah. Allah bertanya; "Apa yang mereka mohon dihindarkan.? Di jawab malaikat "Mereka mohon dihindarkan dari neraka ya Allah. "Allah bertanya; "Apakah mereka sudah menyaksikan neraka.? Dijawab malaikat "Belum ya Allah." Allah bertanya; Bagaimana jika mereka telah melihat neraka.? Dijawab malaikat "
"Tentu mereka akan lari sekuat-kuatnya dan bertambah takut. "Lalu Allah berfirman;"Aku bersaksi kepada kamu sekalian; sungguh Aku telah mengampuni mereka. "Lalu malaikat. melapor; "Ya Allah di dalam kelompok majlis zikir tersebut ada seseorang berbuat salah ketika ada suatu keperluan dia melewati majlis zikir tersebut orang itu tidak ikut berzikir sekedar duduk saja bersama mereka ya Allah. "Allah swt. berfirman; "Demi kemuliaanKU, Aku sudah ampuni dosanya. "Karena mereka itupun termasuk dalam kelompok majlis zikir itu yang tak akan celaka bilamana duduk dengan mereka." (HR. Al syaikhon, Tarmizi dari Abu Hurairah).
Begitu apresiasi Allah swt. terhadap kelompok majlis zikir. sehingga Tahlil (zikir) tersebut menjadi "Menu" andalan dalam upacara Ta'ziyah . Tahlil, artinya pengucapan kalimat LAAILAAHA ILLALLAHH.Tahlilan artinya bersama-sama melakukan do'a untuk orang (keluarga, teman ) yang sudah meninggal dunia, semoga diterima amalnya dan diampuni dosanya oleh Allah swt., dan sebelum do'a diucapkan beberapa kalimat thayyibah berupa hamdalah, shalawat, tasbih, beberapa ayat suci Al-Quran dan tidak ketinggalan hailalah (tahlil), yang mendominasi dalam kegiatan tersebut dan menjadi nama tahlilan.
Apakah menyelenggarakan perkumpulan, lalu membaca Al-Quran dan zikir ada dalilnya?. Jawabnya; Ada, sumbernya Hadis yang shahih yang artinya: "Dari Abi Hurairah ra ia berkata, "Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam salah satu rumah Allah swt. sambil membaca Al-Quran bersama-sama, kecuali Allah swt. akan menurunkan kepada mereka ketenangan hati, meliputi mereka dengan rahmat, dikelilingi para malaikat, dan Allah swt. memujinya di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya". (Sunan Ibn Majah, 221)
Al-Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Al-Syaukani berkata; "Kebiasaan di sebagian Negara mengenai perkumpulan atau pertemuan di Masjid, rumah, di atas kubur, untuk membaca Al-Quran yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal dunia, tidak diragukan lagi hukumnya boleh (jaiz) jika di dalamnya tidak terdapat kemaksiatan dan kemungkaran, meskipun tidak ada penjelasan (secara dzahir-eksplisit) dari syari'at. Kegiatan melaksanakan perkumpulan itu pada dasarnya bukanlah sesuatu yang haram (muharram fi nafsih), apalagi jika di dalamnya diisi dengan kegiatan yang dapat menghasilkan ibadah seperti membaca Al-Quran atau lainnya. Dan tidaklah tercela menghadiahkan pahala membaca Al-Quran atau lainnya kepada orang yang telah meninggal dunia. Bahkan ada beberapa jenis bacaan yang didasarkan pada hadits shahih seperti (bacalah surat Yasin kepada orang mati di antara kamu). Tidak ada bedanya apakah pembacaan Surat Yasin tersebut dilakukan bersama-sama di dekat mayit atau di atas kuburannya, dan membaca Al-Quran secara keseluruhan atau sebagian, baik dilakukan di Masjid atau di rumah". (Al-Rasa'il Al-Salafiyah, 46).
Imam Syafi'I ra. Berpendapat sunnah membaca Al-Quran di dekat mayit. Beliau berkata yang artinya: "Disunnahkan membaca sebagian ayat Alquran di dekat mayit, dan lebih baik lagi jika mereka (pelayat) membaca Al-Quran sampai khatam". (Dalil Al-Falihin, Juz VI, hal. 103).
"Sudah popular diketahui oleh mayoritas ummat bahwa Imam Syafi'i pernah berziarah ke makam Laits bin Sa'ad. Beliau memujinya, dan membaca Al-Quran sekali khatam di dekat makamnya. Lalu beliau berkata, "Saya berharap semoga hal ini terus berlanjut dan senantiasa dilakukan". (Al-Dakhirah Al-Tsaminah,64)
Berdasarkan keterangan di atas menjadi jelas bahwa Imam Syafi'i juga berkenan menghadiahkan pahala kepada mayit. Hanya saja harus dibaca di hadapan mayit, atau didoakan pada bagian akhirnya kalau mayit tidak ada di tempat membaca Al-Quran tersebut. Dengan kehendak Allah swt. pahala bacaan tersebut akan sampai kepada mayit. (Al-Tajrid Li Naf'i Al-'Abid, Juz 3, hal. 276)
Demikian jawaban pertanyaan ananda. Semoga menjadi pedoman dalam amalan-amalan dalam ta’ziah dikalangan kaum Muslimin.
Keterangan:
Konsultasi agama ini diasuh oleh Buya Drs H Syarifuddin Yakub MHI.
Jika Anda punya pertanyaan silahakan kirim ke Sriwijaya Post, dengan alamat Graha Tribun, jalan Alamasyah Ratu Prawira Negara No 120 Palembang. Faks: 447071, SMS ke 0811710188, email: sriwijayapost@yahoo.com atau facebook: sriwijayapost