Warung Kopi Rumoh Atjeh. Datangkan Bumbu dari Aceh, Bikin Rasa Mie Acehnya Beda Banget -
Owner Waroeng Kopi Rumoh Atjeh Palembang, Irwan Syaputra, menambahkan jika ide awal membuat warung ini karena dirinya rindu akan cita rasa khas Aceh.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Ahmad Sadam Husen
“Mie Aceh ini paling banyak permintaan dari konsumen karena memang menjadi menu utama. Terlebih, kare yang menjadi ciri khas sangat terasa di lidah pelanggan,” katanya.
Nasi Goreng Tsunami juga menjadi menu andalan karena penyajiannya yang komplit dengan tekstur berantakan seolah mengingatkan kembali akan bencana alam yang pernah menimpa Aceh.
“Bedanya, Nasgor Aceh ini selain memang terasa bumbu khas rempah Acehnya, dalam pembuatannya dibuat dengan jumlah banyak sehingga pelanggan yang memesan tidak menunggu lama. Penyajiannya juga cepat dan langsung tersaji,” ujarnya.
Martabak Aceh
Satu lagi menu khas Aceh yang sulit ditemui di daerah perantauan yaitu Martabak Aceh. Pembuatannya pun beda dengan Martabak India yang telurnya utuh berada dalam tepung. Kalau Martabak Aceh telurnya dicampur sehingga melebur.
“Dalam penyajiannya juga dilengkapi dengan kuah kare Aceh,” kata sang pengelola.
Sementara untuk minuman ada Kopi Saring Aceh, Kopi Sanger, Kopi Tubruk Aceh, dan Es Kopi Aceh.
“Kalau Kopi Aceh ini proses penyaringan kopinya tidak ada ampasnya. Selain enak dihidangkan panas, juga sangat segar jika dicampur es,” ujarnya.
Kopi Sanger yang merupakan singkatan dari 'Sama-sama Ngerti' merupakan kopi yang paling diminati sekaligus menjadi paket khusus untuk mahasiswa yang koceknya terbatas, sehingga harus sama-sama ngerti saat menikmatinya.
“Kalau di Aceh kopi ini menjadi tradisi. Selalu diminum setiap mau berangkat kerja atau dalam kondisi santai maupun sedang nongkrong di Warung Kopi. Wajar jika sangat terkenal kopinya,” katanya.
Bagaimana soal harga ?
Untuk harga, sang pemilik yang juga Alumni Fakultas Pertanian Unsri ini mengatakan jika harga yang dibandrol cukup bersahabat. Seperti kopi, harganya mulai dari Rp 8 ribu sampai Rp 20 ribu. Lalu, Mie dibandrol Rp 13 ribu hingga Rp40ribu, Nasi Goreng dibandrol Rp 15 ribu - Rp 35ribu, dan Martabak dibandrol Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu.
Saat menikmati santapan pun para pengunjung dimanjakan juga dengan pertunjukan live music dan pajangan gambar-gambar bersejarah dari Aceh. Disediakan pula ruang meeting bagia anda yang hendak menggelar pertemuan atau sekedar berkumpul bersama keluarga dan teman-teman.
"Enak, gurih, mantap, serta pedasnya nyampe ke lidah. Mienya besar, udangnya jga. Harganya juga pas di kantong," kata salah seorang pengunjung, Febi. (*)