Meski Harga Batu Bara Turun, PTBA Tetap Eksis, Bukukan Laba Bersih Rp 2,02 Triliun

Meski harga batubara turun, namun PTBA tetap eksis, terbukti pada tahun 2016 berhasil mencatatkan laba bersih perusahaan sebesar Rp 2,02 triliun.

Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/ARDANI ZUHRI
Tampak Dirut PTBA Arviyan Arifin (memegang kertas) didampingi jajaran Direksi PTBA, usai menggelar jumpa pers di hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu (15/3). 

SRIPOKU.COM, MUARAENIM---Meski harga batubara turun, namun PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) tetap eksis, terbukti pada tahun 2016 berhasil mencatatkan laba bersih perusahaan sebesar Rp 2,02 triliun.

"Bila dikaitkan dengan data dari lembaga kajian keuangan, Bloomberg, edisi Januari 2017, NPM PTBA tercatat sebagai tertinggi industri batu bara secara nasional," ujar Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, dalam press release, Rabu (15/3/2017).

Menurut Arviyan, keberhasilan ini didukung oleh kekuatan fundamental dan kompetensi Perseroan yang kuat, khususnya dari sisi operasional penambangan pada supply chain system dengan melakukan langkah-langkah efisiensi secara terus menerus di semua lini, diantaranya optimasi sistem penambangan dengan pengendalian Stripping Ratio (SR), jarak angkut di lokasi tambang dan optimasi perencanaan tambang.

Selain itu juga, berkat kepercayaan pasar terhadap ketepatan quality, delivery time dan loading rate PTBA sehingga harga jualnya menempati posisi yang premium bila dibandingkan dengan harga jual kompetitor.

Dikatakan Arviyan, bahwa laba bersih PTBA merupakan kontribusi dari volume Penjualan batubara 2016 sebesar 20,7 juta ton atau naik 9 persen dibanding volume penjualan tahun 2015 sebesar 19,1 juta ton. Peningkatan penjualan ini karena peningkatan produksi dan angkutan kereta api batubara sebesar 12 persen atau menjadi 17,7 juta ton dibanding tahun sebelumnya sebesar 15,8 juta ton.

Komposisi penjualan PTBA untuk pasar domestik naik 22 persen atau menjadi 12,3 juta ton, setara dengan 59 persen dari total penjualan, dibanding penjualan tahun sebelumnya sebesar 10,1 juta ton.

Sementara penjualan ekspor tercatat sebesar 8,5 juta ton, setara dengan 41 persen dari total penjualan atau 94 persen dari ekspor tahun sebelumnya.

Dari total volume penjualan tersebut, PTBA memperoleh pendapatan sebesar Rp 14,06 triliun, terdapat kenaikan dibanding pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 13,85 triliun.

Meskipun pada saat yang sama harga jual rata-rata tertimbang batubara PTBA turun sebesar 4,4 persen atau menjadi Rp 676.013, dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 707.052.

"Terobosan kita, adalah mengoptimalkan penjualan batubara kualitas yang lebih rendah kalori 4800-5000," kata Arviyan.

Pada tahun 2017 ini, lanjut Arviyan, PTBA telah menetapkan target penjualan sebesar 27,3 juta ton, 30 persen lebih tinggi dari realisasi tahun 2016 sebesar 20,76 juta ton dengan komposisi 15,9 juta ton untuk memenuhi permintaan domestik setara 58 persen dari total target penjualan, atau naik 29 persen bila dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun 2016 sebesar 12,27 juta ton. Sementara rencana ekspor sebesar 11,4 juta ton setara dengan 42 persen dari total penjualan atau 34 persen lebih tinggi dari ekspor tahun sebelumnya.

"Selain mengejar target, kita juga terus komitmen melaksanakan efisiensi di semua lini," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved