Kopeng di Kaki Gunung Merbabu, Kini Terus Berbenah
TERLETAK di lereng Gunung Merbabu, Andong, dan Telomoyo, Kopeng menyimpan banyak potensi alam dan budaya. Sejak masa kolonial Belanda, daerah dengan s
Di sisi lain, sejak beberapa dekade lalu, warga di ceruk tiga gunung, yakni Merbabu, Andong, Telomoyo, berinisiatif membangun daerahnya dengan memanfaatkan potensi lingkungan hidup.
Ini yang membuat Kopeng pada sekitar 2010 ditetapkan sebagai desa vokasi oleh pemerintah daerah setempat.
Salah satu keunggulan khas Kopeng yang terus bertahan adalah sentra penjual tanaman hias di Dusun Dukuh, Desa Kopeng. Mayoritas penduduk di Dusun Dukuh menanam dan menjual tanaman hias.
”Dari 150 kepala keluarga, 85 keluarga mengembangkan bisnis tanaman hias,” ucap Ketua Kelompok Wanita Tani Tanaman Hias Yustina Lasinah.
Yustina berkisah, budidaya tanaman hias dimulai sejak tahun 1971.
Budidaya dilakoni kaum perempuan untuk memenuhi kebutuhan hidup harian sambil menunggu panen sayur yang baru diperoleh satu atau tiga bulan mendatang. Tanaman hias dipilih karena tak membutuhkan lahan yang luas.
Yustina dapat menjual 1.000 pot per hari dengan omzet sekitar Rp 3,5 juta. Tanaman hias yang banyak dicari diantaranya bunga matahari, air mata ibu (donkey tail), daun kuning atau brokoli hias, dan pucuk merah (syzygium oleana).
Konsumen utama tanaman hias dari dusun Dukuh kebanyakan dari hotel-hotel di sekitar Kopeng, Salatiga, Magelang, dan Semarang. Selain itu, pesanan tanaman hias banyak datang dari pedagang di Bandungan, Malang, dan Kudus.
Potensi Kopeng lainnya adalah budidaya tanaman organik di Dusun Sidomukti, Desa Kopeng, Getasan. Produksi Sayur Organik Merbabu (SOM), misalnya, mencapai 40 jenis sayuran. Bisnis yang digeluti keluarga Shofyan Adicahyono (22) dan Suwadi (43) itu dirintis sejak 2008.
Saat ini, produksi sayur mencapai 300 kilogram per hari. Ayah dan anak itu menanam sayur organik di lahan seluas 1 hektar.
Selama ini, pemasaran dilakukan secara konvensional ataupun digital (online/daring). Pemasaran di antaranya ke Semarang, Purwokerto, Wonosobo, hingga Yogyakarta. Shofyan mengatakan, kini semakin banyak petani beralih ke sayuran organik.
Masih prospektif
Hanya berjarak 12 kilometer dari Kota Salatiga dan 27 kilometer dari Magelang, letak Kopeng memang strategis. Apalagi jika nanti Tol Trans-Jawa di ruas Semarang-Solo terbangun.
Walau sempat berhenti beroperasi tiga tahun, Kopeng Treetop Adventure Park di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu pun kembali dibuka pada Mei 2016.
Tempat permainan ketangkasan itu menjadi primadona wisatawan dari kota-kota besar.
”Kopeng memiliki potensi alam luar biasa. Kopeng Treetop sempat tutup karena persoalan administrasi. Setelah itu, kami berupaya agar tempat wisata ini selalu buka,” ujar Santi Ratnadewi, Manajer Operasional Kopeng Treetop, Sabtu (11/2/2017).